Iyeth Bustami : “Sebagai Seniman, Kewajiban Saya Menjaga Kesenian Tionghoa”
BENGKALIS, RIAUPUBLIK.COM — Usai melaksanakan kampanyenya di Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis. Paslon nomor urut 1 Kaderismanto-Iyeth Bustami (KDI) kembali mengambil jadwal kampanye dialogisnya di Kecamatan Bengkalis, tepatnya di Kelurahan Bengkalis Kota, Sabtu (21/11/2020) sekitar pukul 16.30 WIB.
Kali ini Calon Wakil Bupati Bengkalis Iyeth Bustami (Sri Barat) hadir menyapa pendukungnya dari kalangan warga Tionghoa-Bengkalis. Titik kampanye berlangsung di Gang Mawar, Jalan Diponegoro. Istri dari Eka Sapta Nugraha ini, sebelum memasuki titik lokasi kampanye dialogis, terlebih dahulu menerapkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19, yang disiapkan tim koalisi rakyat KDI.
Tak cukup banyak yang disampaikan Iyeth Bustami dalam kampanyenya. Ia berharap warga Tionghoa Bengkalis kompak untuk memenangkan Pilkada Bengkalis serentak 2020. Sebab, hari ini warga Tionghoa Bengkalis, bukan siapa-siapa bagi Iyeth. Hampir sebagian besar merupakan keluarga dan teman dekat, ketika berada di Pulau Bengkalis.
“Cece dan koko semua yang hadir disini. Saya mohon dukungannya. Saya ini seniman berdarah Melayu-Bengkalis. Hari ini saya balek kampung ingin mengabdi di Kabupaten Bengkalis, jika terpilih sebagai Wakil Bupati Bengkalis. Saya tahu, kondisi Bengkalis hari ini, bagai anak ayam kehilangan induk. Kepala daerahnya tersangkut korupsi, jadi saya berharap mari kita berniat bersama-sama hilangkan para pencuri-pencuri APBD kita,”ungkap Iyeth Bustami dalam kampanyenya.
Pelantun lagu Laksamana Raja Dilaut ini juga berpesan, agar Kabupaten Bengkalis pemimpinnya tidak korupsi lagi, jika korupsi maka marwah Bengkalis akan hilang di mata nasional.
“Jangan sampai tiga kali kepala daerah kita masuk penjara gara-gara korupsi. Ini negeri kita, maka untuk menjaganya harus kita jaga marwah negeri ini. Saya datang kesini, tentunya punya program yang benar-benar nantinya bisa membawa kegembiraan bagi cece dan koko, yang hadir bersama saya,”urainya.
Program yang ditawarkan ini, sambung Iyeth Bustami, sempat ditiru atau diciplak oleh pasangan calon (Paslon) lainnya. Tiga kartu sakti yang ditawarkan ini, yang asli hanya ada pada Kaderismanto-Iyeth Bustami, sedangkan program paslon lain adalah palsu atau tiruan.
“Saya bisa jamin, prorgam dan visi-misi kita adalah yang terbaik. Ini benar-benar program yang lahir dari pemikiran saya bersama Calon Bupati Bengkalis Kaderismanto. Alasan kuat, program ini sudah kita daftarkan saat mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bengkalis. Jadi, program tiga kartu sakti yang saya bawa ini contohnya, memang nyata, jika kami terpilih, semua cece dan koko akan mendapatkan kartu ini,”kata Iyeth lagi.
Kemudian, sambung Iyeth. Kartu sakti yakni Kartu Dana Insentif (KDI) Bengkalis Sejahtera, KDI Bengkalis Sehat dan KDI Bengkalis Pintar ini sudah melalui perumusan matang dan melibatkan tim ahli dan akademisi, untuk merumuskannya.
“Saya ini memang seniman. Bisa bernyanyi apa saja, lagu melayu, batak, minang dan jawa. Begitu juga Tionghoa, tapi khusus lagu Tionghoa tak begitu banyak lagu yang bisa saya tampilkan. Tapi, saya bisa merasakan bagaimana keinginan cece dan koko, terhadap kesenian Tionghoa. Urusan kesenian, saya janji. Jika terpilih kesenian Tionghoa akan saya angkat dan hidupkan sebaik-baiknya di Bengkalis ini,”kata Iyeth disambut tepuk tangan para pendukung, warga Tionghoa yang hadir dalam kampanye dialogis.
Usai melaksanakan kampanyenya. Iyeth Bustami juga sempat memberikan apresiasi kepada bapak Asang, perwakilan warga Tionghoa yang sudah mau menyiapkan tempat, sebagai titik lokasi kampanye. Sebab, kampanye dialogis bersama warga Tionghoa, baru ini dilaksanakan dan minta jadwal kepada tim koalisi.
Seperti biasa pula, dalam kegiatan itu Iyeth Bustami dielu-elukan dan jadi rebutan swafoto bersama, sambil menyuarakan KDI Menang...Menang...Menang.