Kepada Bupati dan Pengusaha Sagu, Pimpinan Bulog Riau-Kepri Janji Bakal Serap Produksi Sagu Meranti
https://www.riaupublik.com/2020/07/kepada-bupati-dan-pengusaha-sagu.html
Kamis, 23 Juli 2020
MERANTI, RIAUPUBLIK.COM - Usulan Bupati untuk menjadikan Sagu sebagai komodity pangan Nasional yang dapat ditampung oleh Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) RI terus berproses, kali ini Kepala Perum Bulog Wilayah Riau-Kepri Bachtiar langsung turun dan menggelar Rakor bersama Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si bersama OPD dan sejumlah pengusaha Sagu, dalam kesempatan itu pihak Bulog berjanji akan mendukung pemasaran Sagu dengan cara menyerap produksi Sagu Indonesia khususnya Kepulauan Meranti agar tercipta kepastian pemasaran dan stabilitas harga pasaran Sagu, bertempat di Aula Biru Kantor Bupati Meranti, Rabu (22/7/2020).
Hadir dalam pertemuan itu, Ketua Komisi I DPRD Meranti Fauzy SE, Asisten II Sekdakab. Meranti Drs. Asroruddin, Kepala Dinas LHK Meranti Drs. H. Irmansyah M.Si, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan M. Arif, Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan T. Effendi, Para Camat, Kepala Bagian Humas dan Protokol Meranti Rudi MH, serta para pengusaha Sagu dan petani Sagu di Meranti.
Dari Perum Bulog Wilayah Riau-Kepri juga dihadiri Kepala Bidang PBI Perum Bulog Riau Kepri Oemar, Kepala Cabang Perum abulog Bengkalis Berdian dan lainnya.
Seperti diketahui, kehadiran Perum Bulog Wilayah Riau-Kepri ini adalah bentuk respon kunjungan Bupati Irwan dan rombongan ke Perum Bulog RI Jakarta beberapa waktu lalu. Ketika itu Bupati menyampaikan Meranti merupakan daerah penghasil Sagu terbesar di dunia dimana 50 persen Sagu yang dihasilkan dunia berasal dari Meranti. Dengan potensi yang dimiliki itu Meranti siap mendukung ketahanan pangan Indonesia dalam kondisi Pandemi Covid-19 saat ini.
Saat komunikasi dengan pihak Kementrian Pertanian Bupati juga menyampaikan cara mengantisipasi seandainya terjadi kelanggaan pangan beras di Indonesia yang disebabkan oleh pembatasan ekspor beras dari negara Vietnam dan Thailand untuk menjaga stok pangan dinegaranya ditengah Pandemi Covid-19 dunia.
Kepada Pusat Bupati Irwan yang juga Ketua Forum Komunikasi Kabupaten Penghasil Sagu Indonesia (FOKUS-KAPASSINDO), menegaskan, jawaban jika terjadi kelangkaan pangan di Indonesia sebenarnya ada di Meranti melalui potensi Sagu yang sangat besar tersebut. Bahkan saat ini dikatakan Bupati Sagu sudah diolah cukup maju dan menghasilkan beras Analog dan berbagai turunan lainnya seperti Mie, Gula Sagu serta telah diolah dan menghasilkan ratusan makanan/minuman yang mengantar Kepulauan Meranti meraih rekor MURI.
Namun yang menjadi masalah saat ini dikatakan Bupati adalah berada di sektor pemasaran dan stabilitas harga Sagu itu sendiri. Selama ini produksi Sagu Meranti sebanyak 20 ribu Ton/bulan hanya dikirim ke Cirebon dari Cirebon baru dipasarkan ke wilayah Jawa dan Mancanegara seperti Jepang, Malaysia, Singapura dan lainnya.
Namun pengiriman Sagu ke Cirebon dengan sistem titip bayar dinilai belum memberikan kepastian pemasaran kepada petani dan pengusaha Sagu di Meranti, begitu juga dari segi stabilitas harga Sagu.
Jadi agar petani dan pengusaha Sagu di Indonesia khususnya di Kepulauan Meranti tetap bersemangat menurut Bupati perlu campur tangan pusat melalui Bulog RI untuk dapat menampung hasil produksi Sagu tersebut sehingga tercipta kepastian pemasaran dan stabilitas harga Sagu dipasaran.
Tentunya jika kebijakan itu dapat direalisasikan akan menambah semangat para petani Sagu yang selama ini mengantungkan hidupnya pada Sagu melalui sistem ekonomi bebasis kerakyatan tersebut.
"Dalam forum ini kami berharap kepada Bulog, dapat menyerap produksi Sagu Meranti sekaligus dapat menentukan harga pasaran Sagu," ucap Bupati.
Bupati tidak ingin nasip Sagu sama dengan kelapa dan karet yang harganya terlanjur diatur oleh kartel di Malaysia sehingga petani kurang sejahtera.
"Untuk Sagu jangan sampai terjadi, kita harus lebih awal bersikap agar kita bisa menjadi tuan rumah dinegeri sendiri," papar Irwan lagi.
Dihadapan Kepala Bulog Wilayah Riau-Kepri, Bupati Irwan juga curhat mengenai Sagu yang sering dianak tirikan, dicontohkan tepung Sagu tidak pernah dibantu oleh Bulog layaknya tepung terigu padahal memiliki potensi yang sama.
Seperti diketahui saat ini PT. Boga Sari mengimpor 13 Juta Ton Tepung Terigu untuk dijual dan diolah menjadi berbagai produk seperti Mie Instant dan lainnya. Jika Bulog dapat menfasilitasi 10 persen saja Subsitusi Tepung Terigu dengan Tepung Sagu maka akan membuka celah pasar Sagu di Indonesia sebesar 1.7 Juta Ton pertahun.
"Tentunya inu akan memberikan motivasi kepada petani Sagu di Indonesia untuk lebih giat mengolah Sagu,"ucap Bupati.
Lahan Sagu seluas 4 Juta Ha akan menjadi lumbung pangan Nasional ditengah semakin terbatasnya lahan sawah. Jika potensi ini dikelola dengan maksimal dari hasil penelitian pakar pangan akan mampu menghidupi seluruh masyatakat Indonesia bahkan seluruh dunia.
"Kita sangat berharap kepada pemerintah pusat kiranya dapat memberikan penugasan kepada Perum Bulog untuk membeli Sagu terutama saat produksi Sagu melimpah dipasaran agar harga tetap stabil dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelas Irwan.
Pada kesempatan itu Bupati Irwan juga menyampaikan apresiasi kepada Presiden RI yang telah mengeluarkan Keppres baru mengenai pangan Nasional dengan memasukan Sagu didalamnya.
"Jadi Pangan Nasional yang dulunya Pajale kini sudah menjadi Pajalegu (Padi, Jagung, Kedelai dan Sagu), kita ucapkan terima kasih atas dukungan ini," ucap Bupati.
Setelah mendengarkan panjang lebar penjelasan Bupati Meranti, Kepala Bulog Wilayah Riau-Kepri Bachtiar mengatakan, permintaan dukungan Perum Bulog untuk pemasaran Sagu seperti yang disampaikan Bupati dapat terwujud. Untuk hal ini Bachtiar mengaku sangat optimis karena market Bulog sangat besar.
"Kami juga berharap usulan Bupati dapat terealisasi apalagi Bulog memiliki market yang besar di 27 Wilayah di Indonesia dan puluhan cabang. Tinggal lagi dukungan dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian terkait," ucap Bachtiar.
Bachtiar berpendapat Sagu harus diperlakukan layaknya pangan beras karena sama-sama dapat digunakan untuk mendukung ketahanan pangan Nasional.
"Jika beras mendapat keistimewaan maka Sagu harus bisa disuport juga," tegasnya.
Selanjutnya pihak Bulog dikatakan Bachtiar akan melakukan Kolaborasi dengan Pemkab. Meranti untuk membawa masalah ini kelevel yang lebih tinggi.
"Kami melihat disini ada potensi besar yang harus didukung, tinggal lagi perintah kepada Bulog untuk dapat menyerap Sagu... selesai...!!!," ucapnya lagi.
Karena menurut Bachtiar pada prinsipnya dari Segi pemasaran pangan Nasional Bulog tidak mesti harus untung tapi dapat juga melakukan subsidi sebagai bentuk negara hadir untuk membantu masyarakat.
"Apa yang telah disampaikan Pak Bupati akan segera kami respon dan laporkan kepusat, saya menilai kita sudah melangkah cukup jaun tinggal lagu kebijakan untuk mengeksekusinya,"ujar Kepala Bulog Riau-Kepri.
Ia juga menegaskan Bulog akan serius hadir ditengah masyarakat untuk mensuport Sagu.
"Insha allah dengan dukungan Bupati apa yang diharapkan bisa diwujudkan apalagi jika melihat potensi Sagu Meranti yang sangat luar biasa,"paparnya.
Bachtiar berpendapat dimasa Pandemi Covid-19 saat ini Sagu bisa jadi alternatif pengganti beras yang dapat diberikan dalam bentuk bantuan kepada masyarakat.
Mendengar tanggapan Kepala Perum Bulog Wilayah Riau-Kepri yang cukup menyejukan terdebut Bupati Irwan sangat gembira dan ia berharap jika Bulog dapat menampung produksi Sagu Nasional dan menjaga stabilitas harga Sagu dipasaran akan menjadi momentum menggeliatnya bisnis Sagu di Indonesia.
"Jika ini berhasil maka Bisnis Sagu Nasional khususnya di Kepulauan Meranti akan semakin bersinar dimasa datang, sekaligus sebuah jaminan keberlangsungan bisnis Sagu di Indinesia," pungkas Bupati.
Menyikapi hasil pertemuan itu, Legislator DPRD Meranti Fauzy SE, mengucapkan apresiasi atas dukungan Perum Bulog dalam upaya mengembangkan potensi Sagu di Meranti yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia berharap apa yang diusulkan oleh Pemkab. Meranti dalam hal ini Bupati Irwan dapat segera terwujud.
Apresiasi juga disampaikan para pengusaha Sagu kepada Bupati dan pihak Bulog seperti dikatakan Wira dan Chadra atas nama pengusaha mengucapkan terima kasih kepada Pemkab. Meranti yang telah menghadirkan Bulog untuk berdiskusi dalam rangka membantu petani dan pengusaha memperluas pemasaran Sagu dan menetapkan stabilitas harga. (rls/kz).
MERANTI, RIAUPUBLIK.COM - Usulan Bupati untuk menjadikan Sagu sebagai komodity pangan Nasional yang dapat ditampung oleh Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) RI terus berproses, kali ini Kepala Perum Bulog Wilayah Riau-Kepri Bachtiar langsung turun dan menggelar Rakor bersama Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si bersama OPD dan sejumlah pengusaha Sagu, dalam kesempatan itu pihak Bulog berjanji akan mendukung pemasaran Sagu dengan cara menyerap produksi Sagu Indonesia khususnya Kepulauan Meranti agar tercipta kepastian pemasaran dan stabilitas harga pasaran Sagu, bertempat di Aula Biru Kantor Bupati Meranti, Rabu (22/7/2020).
Hadir dalam pertemuan itu, Ketua Komisi I DPRD Meranti Fauzy SE, Asisten II Sekdakab. Meranti Drs. Asroruddin, Kepala Dinas LHK Meranti Drs. H. Irmansyah M.Si, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan M. Arif, Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan T. Effendi, Para Camat, Kepala Bagian Humas dan Protokol Meranti Rudi MH, serta para pengusaha Sagu dan petani Sagu di Meranti.
Dari Perum Bulog Wilayah Riau-Kepri juga dihadiri Kepala Bidang PBI Perum Bulog Riau Kepri Oemar, Kepala Cabang Perum abulog Bengkalis Berdian dan lainnya.
Seperti diketahui, kehadiran Perum Bulog Wilayah Riau-Kepri ini adalah bentuk respon kunjungan Bupati Irwan dan rombongan ke Perum Bulog RI Jakarta beberapa waktu lalu. Ketika itu Bupati menyampaikan Meranti merupakan daerah penghasil Sagu terbesar di dunia dimana 50 persen Sagu yang dihasilkan dunia berasal dari Meranti. Dengan potensi yang dimiliki itu Meranti siap mendukung ketahanan pangan Indonesia dalam kondisi Pandemi Covid-19 saat ini.
Saat komunikasi dengan pihak Kementrian Pertanian Bupati juga menyampaikan cara mengantisipasi seandainya terjadi kelanggaan pangan beras di Indonesia yang disebabkan oleh pembatasan ekspor beras dari negara Vietnam dan Thailand untuk menjaga stok pangan dinegaranya ditengah Pandemi Covid-19 dunia.
Kepada Pusat Bupati Irwan yang juga Ketua Forum Komunikasi Kabupaten Penghasil Sagu Indonesia (FOKUS-KAPASSINDO), menegaskan, jawaban jika terjadi kelangkaan pangan di Indonesia sebenarnya ada di Meranti melalui potensi Sagu yang sangat besar tersebut. Bahkan saat ini dikatakan Bupati Sagu sudah diolah cukup maju dan menghasilkan beras Analog dan berbagai turunan lainnya seperti Mie, Gula Sagu serta telah diolah dan menghasilkan ratusan makanan/minuman yang mengantar Kepulauan Meranti meraih rekor MURI.
Namun yang menjadi masalah saat ini dikatakan Bupati adalah berada di sektor pemasaran dan stabilitas harga Sagu itu sendiri. Selama ini produksi Sagu Meranti sebanyak 20 ribu Ton/bulan hanya dikirim ke Cirebon dari Cirebon baru dipasarkan ke wilayah Jawa dan Mancanegara seperti Jepang, Malaysia, Singapura dan lainnya.
Namun pengiriman Sagu ke Cirebon dengan sistem titip bayar dinilai belum memberikan kepastian pemasaran kepada petani dan pengusaha Sagu di Meranti, begitu juga dari segi stabilitas harga Sagu.
Jadi agar petani dan pengusaha Sagu di Indonesia khususnya di Kepulauan Meranti tetap bersemangat menurut Bupati perlu campur tangan pusat melalui Bulog RI untuk dapat menampung hasil produksi Sagu tersebut sehingga tercipta kepastian pemasaran dan stabilitas harga Sagu dipasaran.
Tentunya jika kebijakan itu dapat direalisasikan akan menambah semangat para petani Sagu yang selama ini mengantungkan hidupnya pada Sagu melalui sistem ekonomi bebasis kerakyatan tersebut.
"Dalam forum ini kami berharap kepada Bulog, dapat menyerap produksi Sagu Meranti sekaligus dapat menentukan harga pasaran Sagu," ucap Bupati.
Bupati tidak ingin nasip Sagu sama dengan kelapa dan karet yang harganya terlanjur diatur oleh kartel di Malaysia sehingga petani kurang sejahtera.
"Untuk Sagu jangan sampai terjadi, kita harus lebih awal bersikap agar kita bisa menjadi tuan rumah dinegeri sendiri," papar Irwan lagi.
Dihadapan Kepala Bulog Wilayah Riau-Kepri, Bupati Irwan juga curhat mengenai Sagu yang sering dianak tirikan, dicontohkan tepung Sagu tidak pernah dibantu oleh Bulog layaknya tepung terigu padahal memiliki potensi yang sama.
Seperti diketahui saat ini PT. Boga Sari mengimpor 13 Juta Ton Tepung Terigu untuk dijual dan diolah menjadi berbagai produk seperti Mie Instant dan lainnya. Jika Bulog dapat menfasilitasi 10 persen saja Subsitusi Tepung Terigu dengan Tepung Sagu maka akan membuka celah pasar Sagu di Indonesia sebesar 1.7 Juta Ton pertahun.
"Tentunya inu akan memberikan motivasi kepada petani Sagu di Indonesia untuk lebih giat mengolah Sagu,"ucap Bupati.
Lahan Sagu seluas 4 Juta Ha akan menjadi lumbung pangan Nasional ditengah semakin terbatasnya lahan sawah. Jika potensi ini dikelola dengan maksimal dari hasil penelitian pakar pangan akan mampu menghidupi seluruh masyatakat Indonesia bahkan seluruh dunia.
"Kita sangat berharap kepada pemerintah pusat kiranya dapat memberikan penugasan kepada Perum Bulog untuk membeli Sagu terutama saat produksi Sagu melimpah dipasaran agar harga tetap stabil dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelas Irwan.
Pada kesempatan itu Bupati Irwan juga menyampaikan apresiasi kepada Presiden RI yang telah mengeluarkan Keppres baru mengenai pangan Nasional dengan memasukan Sagu didalamnya.
"Jadi Pangan Nasional yang dulunya Pajale kini sudah menjadi Pajalegu (Padi, Jagung, Kedelai dan Sagu), kita ucapkan terima kasih atas dukungan ini," ucap Bupati.
Setelah mendengarkan panjang lebar penjelasan Bupati Meranti, Kepala Bulog Wilayah Riau-Kepri Bachtiar mengatakan, permintaan dukungan Perum Bulog untuk pemasaran Sagu seperti yang disampaikan Bupati dapat terwujud. Untuk hal ini Bachtiar mengaku sangat optimis karena market Bulog sangat besar.
"Kami juga berharap usulan Bupati dapat terealisasi apalagi Bulog memiliki market yang besar di 27 Wilayah di Indonesia dan puluhan cabang. Tinggal lagi dukungan dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian terkait," ucap Bachtiar.
Bachtiar berpendapat Sagu harus diperlakukan layaknya pangan beras karena sama-sama dapat digunakan untuk mendukung ketahanan pangan Nasional.
"Jika beras mendapat keistimewaan maka Sagu harus bisa disuport juga," tegasnya.
Selanjutnya pihak Bulog dikatakan Bachtiar akan melakukan Kolaborasi dengan Pemkab. Meranti untuk membawa masalah ini kelevel yang lebih tinggi.
"Kami melihat disini ada potensi besar yang harus didukung, tinggal lagi perintah kepada Bulog untuk dapat menyerap Sagu... selesai...!!!," ucapnya lagi.
Karena menurut Bachtiar pada prinsipnya dari Segi pemasaran pangan Nasional Bulog tidak mesti harus untung tapi dapat juga melakukan subsidi sebagai bentuk negara hadir untuk membantu masyarakat.
"Apa yang telah disampaikan Pak Bupati akan segera kami respon dan laporkan kepusat, saya menilai kita sudah melangkah cukup jaun tinggal lagu kebijakan untuk mengeksekusinya,"ujar Kepala Bulog Riau-Kepri.
Ia juga menegaskan Bulog akan serius hadir ditengah masyarakat untuk mensuport Sagu.
"Insha allah dengan dukungan Bupati apa yang diharapkan bisa diwujudkan apalagi jika melihat potensi Sagu Meranti yang sangat luar biasa,"paparnya.
Bachtiar berpendapat dimasa Pandemi Covid-19 saat ini Sagu bisa jadi alternatif pengganti beras yang dapat diberikan dalam bentuk bantuan kepada masyarakat.
Mendengar tanggapan Kepala Perum Bulog Wilayah Riau-Kepri yang cukup menyejukan terdebut Bupati Irwan sangat gembira dan ia berharap jika Bulog dapat menampung produksi Sagu Nasional dan menjaga stabilitas harga Sagu dipasaran akan menjadi momentum menggeliatnya bisnis Sagu di Indonesia.
"Jika ini berhasil maka Bisnis Sagu Nasional khususnya di Kepulauan Meranti akan semakin bersinar dimasa datang, sekaligus sebuah jaminan keberlangsungan bisnis Sagu di Indinesia," pungkas Bupati.
Menyikapi hasil pertemuan itu, Legislator DPRD Meranti Fauzy SE, mengucapkan apresiasi atas dukungan Perum Bulog dalam upaya mengembangkan potensi Sagu di Meranti yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia berharap apa yang diusulkan oleh Pemkab. Meranti dalam hal ini Bupati Irwan dapat segera terwujud.
Apresiasi juga disampaikan para pengusaha Sagu kepada Bupati dan pihak Bulog seperti dikatakan Wira dan Chadra atas nama pengusaha mengucapkan terima kasih kepada Pemkab. Meranti yang telah menghadirkan Bulog untuk berdiskusi dalam rangka membantu petani dan pengusaha memperluas pemasaran Sagu dan menetapkan stabilitas harga. (rls/kz).