Wweii..! Khabar Duka Polemik SPP Beban Dimasa Covid- 19 Bagi Mahasiswa Kurang Mampu
https://www.riaupublik.com/2020/06/wweii-khabar-duka-polemik-spp-beban.html
Rabu, 17 Juni 2020
PEKANBARU, RIAUPUBLIK.COM- Habza Jusbil Aktro (Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan (PTKP) HMI cab. Pekanbaru) yang juga pernah mewakili Provinsi Riau dalam ajang Festival Pemuda 2019 se Indonesia.
Berdasarkan Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19),
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional.
Di tetapkan pada tanggal 13 april 2020.
Pandemi ini sungguh membuat banyak hal semakin kacau, termasuk dalam masalah mahasiswa saat ini. Diberlakukan nya kuliah daring adalah solusi saat ini untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19,
Baru baru ini Kemendikbud Nadim Makarim mengumumkan bahwa kuliah sampai akhir tahun 2020 ini tetap daring/online
Tentu dibalik hal ini terdapat masalah lain yang menjadi perhatian bagi kalangan mahasiswa yaitu mengenai Uang Kuliah Tunggal (UKT) atau dikenal dengan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Perkuliahan yang tidak efektif ini tentu saja menyayangkan mahasiswa terhadap SPP mereka yang tidak bisa dipergunakan seperti biasa, maka tidak heran jika seluruh mahasiswa meminta untuk dikembalikan nya uang kuliah tersebut.
Wabah Covid-19 bukan hanya membuat masyarakat resah, tetapi perekonomian juga terhenti seketika, semua mengalami dampak dari pandemi ini. Maka SPP dikembalikan atau digratiskan kuliah semester depan adalah hal penting yang harus dipenuhi.
Mahasiswa bukan semua dari kalangan menengah ke atas, bagaimana dengan mahasiswa dengan pendapatan orang tuanya yang sangat kurang, ditengah wabah ini makan saja mungkin sangat sulit apalagi untuk kebutuhan lainnya yaitu harus membayar uang kuliah, apa tidak dipikirkan sama sekali. Tempat pendidikan seharusnya bisa membuat orang semakin berpendidikan dan berkarakter bukan membuat orang semakin tertekan. Seharusnya kampus punya solusi bukan hanya berdiam diri apalagi tak mau tau..
Situasi ini adalah hal yang sangat relevan untuk menjadikan tuntutan uang kuliah dikembalikan atau kampus mempunyai solusi yang lebih baik lagi. Biaya kuliah yang semakin hari semakin saja bertembah, tentu hal ini semakin membuat orang tua terbebani apalagi dalam situasi seperti ini.
Lantas mengapa mereka tidak berpikir bagaimana mahasiswa bisa memenuhi biaya kuliah seorang online yang membutuhkan kuota internet, hal ini jelas semakin mencekik orang tua dengan ekonomi menengah ke bawah.
Sebagai pemimpin Rektor harus mengeluarkan suatu kebijakan untuk mensejahaterakan mahasiswa nya dalam masalah ini
"Bapak Rektor seluruh perguruan tinggi terkhusus saya sebagai mahasiswa dari kalangan kurang mampu dalam tulisan ini menyampaikan bahwa kami bukan semua dari kalangan ekonomi teratas seperti yang bapak pikirkan, biaya kuliah adalah hal penting bagi kami yang harus diselesaikan dalam masalah ini supaya orang tua kami tidak semakin tercekik dengan keadaan terus meresahkan seperti ini"
Hari ini tentang kemanusiaan adalah hal yang sangat penting, krisis kesehatan adalah hal utama yang harus diperhatikan, bukankah kampus tempat mendidik bukan tempat BISNIS, kami mahasiswa juga ingin diperhatikan bukan hanya tenaga kerja kampus yang selalu dipedulikan.
Mahasiswa adalah populasi dominan kampus, maka setiap kebijakan yang dilahirkan di kampus harusnya atas dasar kebutuhan dan kondisi mahasiswa pula.
Melalui tulisan ini saya menyampaikan beberapa pernyataan sikap
1. Rektor sebagai pengambilan keputusan tertinggi di sebuah perguruan tinggi harus peka terhadap perekonomian yang di alami mahasiswa nya
2. Meminta kepada suruh kampus agar meniadakan uang UKT/SPP mahasiswa karena tidak semua orang tua kami yang dari kalangan pereokonomian teratas
3. Kemendikbud harus tegas, kampus yang tidak mendukung mahasiswa saat pandemi harus diberi peringatan keras, karena kampus bukan tempat penindasan atau bukan tempat bisnis
4. Meminta kepada seluruh kawan kawan lembaga mahasiswa kampus untuk lebih kritis dalam menyikapi mengenai biaya kuliah di kampusnya masing masing..
Ayoolah Ormawa kampus, aktivis kampus, Bangunlah, sadarlah, bersuaralah.**
PEKANBARU, RIAUPUBLIK.COM- Habza Jusbil Aktro (Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan (PTKP) HMI cab. Pekanbaru) yang juga pernah mewakili Provinsi Riau dalam ajang Festival Pemuda 2019 se Indonesia.
Berdasarkan Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19),
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional.
Di tetapkan pada tanggal 13 april 2020.
Pandemi ini sungguh membuat banyak hal semakin kacau, termasuk dalam masalah mahasiswa saat ini. Diberlakukan nya kuliah daring adalah solusi saat ini untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19,
Baru baru ini Kemendikbud Nadim Makarim mengumumkan bahwa kuliah sampai akhir tahun 2020 ini tetap daring/online
Tentu dibalik hal ini terdapat masalah lain yang menjadi perhatian bagi kalangan mahasiswa yaitu mengenai Uang Kuliah Tunggal (UKT) atau dikenal dengan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Perkuliahan yang tidak efektif ini tentu saja menyayangkan mahasiswa terhadap SPP mereka yang tidak bisa dipergunakan seperti biasa, maka tidak heran jika seluruh mahasiswa meminta untuk dikembalikan nya uang kuliah tersebut.
Wabah Covid-19 bukan hanya membuat masyarakat resah, tetapi perekonomian juga terhenti seketika, semua mengalami dampak dari pandemi ini. Maka SPP dikembalikan atau digratiskan kuliah semester depan adalah hal penting yang harus dipenuhi.
Mahasiswa bukan semua dari kalangan menengah ke atas, bagaimana dengan mahasiswa dengan pendapatan orang tuanya yang sangat kurang, ditengah wabah ini makan saja mungkin sangat sulit apalagi untuk kebutuhan lainnya yaitu harus membayar uang kuliah, apa tidak dipikirkan sama sekali. Tempat pendidikan seharusnya bisa membuat orang semakin berpendidikan dan berkarakter bukan membuat orang semakin tertekan. Seharusnya kampus punya solusi bukan hanya berdiam diri apalagi tak mau tau..
Situasi ini adalah hal yang sangat relevan untuk menjadikan tuntutan uang kuliah dikembalikan atau kampus mempunyai solusi yang lebih baik lagi. Biaya kuliah yang semakin hari semakin saja bertembah, tentu hal ini semakin membuat orang tua terbebani apalagi dalam situasi seperti ini.
Lantas mengapa mereka tidak berpikir bagaimana mahasiswa bisa memenuhi biaya kuliah seorang online yang membutuhkan kuota internet, hal ini jelas semakin mencekik orang tua dengan ekonomi menengah ke bawah.
Sebagai pemimpin Rektor harus mengeluarkan suatu kebijakan untuk mensejahaterakan mahasiswa nya dalam masalah ini
"Bapak Rektor seluruh perguruan tinggi terkhusus saya sebagai mahasiswa dari kalangan kurang mampu dalam tulisan ini menyampaikan bahwa kami bukan semua dari kalangan ekonomi teratas seperti yang bapak pikirkan, biaya kuliah adalah hal penting bagi kami yang harus diselesaikan dalam masalah ini supaya orang tua kami tidak semakin tercekik dengan keadaan terus meresahkan seperti ini"
Hari ini tentang kemanusiaan adalah hal yang sangat penting, krisis kesehatan adalah hal utama yang harus diperhatikan, bukankah kampus tempat mendidik bukan tempat BISNIS, kami mahasiswa juga ingin diperhatikan bukan hanya tenaga kerja kampus yang selalu dipedulikan.
Mahasiswa adalah populasi dominan kampus, maka setiap kebijakan yang dilahirkan di kampus harusnya atas dasar kebutuhan dan kondisi mahasiswa pula.
Melalui tulisan ini saya menyampaikan beberapa pernyataan sikap
1. Rektor sebagai pengambilan keputusan tertinggi di sebuah perguruan tinggi harus peka terhadap perekonomian yang di alami mahasiswa nya
2. Meminta kepada suruh kampus agar meniadakan uang UKT/SPP mahasiswa karena tidak semua orang tua kami yang dari kalangan pereokonomian teratas
3. Kemendikbud harus tegas, kampus yang tidak mendukung mahasiswa saat pandemi harus diberi peringatan keras, karena kampus bukan tempat penindasan atau bukan tempat bisnis
4. Meminta kepada seluruh kawan kawan lembaga mahasiswa kampus untuk lebih kritis dalam menyikapi mengenai biaya kuliah di kampusnya masing masing..
Ayoolah Ormawa kampus, aktivis kampus, Bangunlah, sadarlah, bersuaralah.**