Meski New Normal, Namun Marzuki Harap Pergerakan Orang dari dan ke Natuna Tetap Dibatasi
https://www.riaupublik.com/2020/06/meski-new-normal-namun-marzuki-harap.html
NATUNA, RIAUPUBLIK.COM - "Sebetulnya saya pun tidak begitu paham, apa itu new normal?. Hal ini direncanakan oleh pemerintah pusat. Mungkin tanggapan saya, new normal itu, bagaimana masyarakat bisa beraktifitas seperti biasa. Tetapi tetap dalam prosedur kesehatan," ucap Ketua Komisi II DPRD Natuna, Marzuki, dilansir dari koran perbatasan, Rabu (03/06/2020) lalu.
Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu mengungkapkan, melihat kondisi Kabupaten Natuna masih berada dalam zona hijau.
“Artinya apa yang dilakukan pemerintah hari ini, mewaspadai setiap pergerakan kapal barang maupun kapal penumpang dan juga transportasi udara sudah sangat bagus,” ujarnya.
Kewaspadaan dini pemerintah, kata Marzuki, khususnya Satgas Covid-19 terhadap pergerakan keluar masuk tranportasi antar daerah sudah cukup baik.
“Ketika ada kapal barang yang masuk mereka pantau. Satgas kita, disetiap kecamatan ada, dan meraka sudah pantau setiap kapal masuk. Jadi sangat sudah baguslah yang dilakukan oleh pemerintah,” terangnya.
Wakil rakyat yang mudah diajak bercanda, dan terlihat murah senyum tersebut ketika ditanya lebih jauh terkait new normal, dengan senang hati menyebutkan bahwa keselamatan rakyat diatas segalanya.
“Keinginan sebetulnya biar masyarakat kita sedikit terjaga. Sebaiknya memang dibatasi, karena kalau ditutup secara keseluruhan, itu juga kita akan bertentangan dengan keinginan pemerintah pusat. Jadi artinya, dibatasi pergerakannya. Ketika ada hal-hal dalam tujuan tertentu, mungkin perlu kita izinkan. Tapi ketika yang tidak punya tujuan, bagusnya memang harus dibatasi,” imbuhnya.
Marzuki, juga mengakui selama pandemi korona, kondisi ekonomi di perbatasan negeri tampak lumpuh. “Sektor nelayan saja sudah kualahan. Karena mungkin diluar agak susah transportasi untuk mengirim produksi ikan keluar daerah. Otomatis pendapatan masyarakat jadi menurun disaat wabah ini. Kalau kita DPRD sifatnya hanya mendorong pemerintah. Artinya hari ini, mungkin kapal barang dan transportasi barang itu, masih diizinkan, jadi masih dalam kapasitas,” pungkasnya.
Lebih jauh, Marzuki melihat pemerintah dalam mengatasi perekonomian masyarakat di Natuna sudah cukup baik.
“Cuma tinggal lagi orang. Artinya orang luar itu, mau beli atau tidak. Daya masyarakat luar itu, mampu tidak untuk membelinya. Artinya kita hidup dalam keadaan tidak normal. Hidup dalam kondisi terkena musibah, tentulah ekonomi dengan sendirinya menurun,” jelasnya.
Hari ini lanjut Marzuki, kita dapat bertahan hidup saja sudah bersyukur. “Jadi harapan kita Covid-19 ini segara berakhirlah. Artinya masyarakat bisa beraktifitas kembali, ekonomi bangsa kita bisa segara pulih. Jangan ada lagilah wabah Covid-19,” tutupnya.
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Jokowi, telah membuka simulasi era normal baru atau new normal. Dalam pidatonya, Jokowi ingin tetap produktif tapi aman covid. “Produktif dan aman Covid, ini yang kita inginkan,” kata Jokowi di Summarecon Mall Bekasi, Jawa Barat, belum lama ini. (net/KP)
Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu mengungkapkan, melihat kondisi Kabupaten Natuna masih berada dalam zona hijau.
“Artinya apa yang dilakukan pemerintah hari ini, mewaspadai setiap pergerakan kapal barang maupun kapal penumpang dan juga transportasi udara sudah sangat bagus,” ujarnya.
Kewaspadaan dini pemerintah, kata Marzuki, khususnya Satgas Covid-19 terhadap pergerakan keluar masuk tranportasi antar daerah sudah cukup baik.
“Ketika ada kapal barang yang masuk mereka pantau. Satgas kita, disetiap kecamatan ada, dan meraka sudah pantau setiap kapal masuk. Jadi sangat sudah baguslah yang dilakukan oleh pemerintah,” terangnya.
Wakil rakyat yang mudah diajak bercanda, dan terlihat murah senyum tersebut ketika ditanya lebih jauh terkait new normal, dengan senang hati menyebutkan bahwa keselamatan rakyat diatas segalanya.
“Keinginan sebetulnya biar masyarakat kita sedikit terjaga. Sebaiknya memang dibatasi, karena kalau ditutup secara keseluruhan, itu juga kita akan bertentangan dengan keinginan pemerintah pusat. Jadi artinya, dibatasi pergerakannya. Ketika ada hal-hal dalam tujuan tertentu, mungkin perlu kita izinkan. Tapi ketika yang tidak punya tujuan, bagusnya memang harus dibatasi,” imbuhnya.
Marzuki, juga mengakui selama pandemi korona, kondisi ekonomi di perbatasan negeri tampak lumpuh. “Sektor nelayan saja sudah kualahan. Karena mungkin diluar agak susah transportasi untuk mengirim produksi ikan keluar daerah. Otomatis pendapatan masyarakat jadi menurun disaat wabah ini. Kalau kita DPRD sifatnya hanya mendorong pemerintah. Artinya hari ini, mungkin kapal barang dan transportasi barang itu, masih diizinkan, jadi masih dalam kapasitas,” pungkasnya.
Lebih jauh, Marzuki melihat pemerintah dalam mengatasi perekonomian masyarakat di Natuna sudah cukup baik.
“Cuma tinggal lagi orang. Artinya orang luar itu, mau beli atau tidak. Daya masyarakat luar itu, mampu tidak untuk membelinya. Artinya kita hidup dalam keadaan tidak normal. Hidup dalam kondisi terkena musibah, tentulah ekonomi dengan sendirinya menurun,” jelasnya.
Hari ini lanjut Marzuki, kita dapat bertahan hidup saja sudah bersyukur. “Jadi harapan kita Covid-19 ini segara berakhirlah. Artinya masyarakat bisa beraktifitas kembali, ekonomi bangsa kita bisa segara pulih. Jangan ada lagilah wabah Covid-19,” tutupnya.
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Jokowi, telah membuka simulasi era normal baru atau new normal. Dalam pidatonya, Jokowi ingin tetap produktif tapi aman covid. “Produktif dan aman Covid, ini yang kita inginkan,” kata Jokowi di Summarecon Mall Bekasi, Jawa Barat, belum lama ini. (net/KP)