Meranti Jadi Model Utama Grand Design Sagu Nasional
https://www.riaupublik.com/2020/06/meranti-jadi-model-utama-grand-design.html
Jumat, 5 Juni 2020
MERANTI, RIAUPUBLIK.COM - Pemerintah pusat melalui Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian menggesa penyusunan grand design pengembangan sagu nasional. Dalam grand design itu, Kabupaten Kepulauan Meranti akan menjadi model utama pola pengembangan sagu tanah air.
Demikian diungkapkan Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Meranti Mamun Murod saat menjadi narasumber dalam rapat pembahasan grand design sagu yang digelar oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan melalui video conference (vidcon), Kamis (4/6/2020). Murod juga menjadi salah satu tenaga ahli dalam penyusunan grand design tersebut.
Dalam rapat itu, selain Murod tampil pula narasumber Dr Antarjo Dikin (Sekretaris Ditjen Perkebunan), Prof HM Bintoro (Guru Besar IPB), Dr Dwi Asmono dari manajemen PT Sampoerna Agro, Ir Samuel Siriwa (Kadis Pertanian dan Pangan Provinsi Papua) dan Dr Hermanto (Kabag Perencanaan Wilayah Biro Perencanaan Kementerian Pertanian). Rapat ini sudah beberapa kali digelar dan salah satu sasarannya adalah meningkatkan ekspor sagu dan produk turunannya hingga tiga kali lipat.
"Grand design ini perlu disusun untuk memberikan arah pelaksanaan kebijakan pengelolaan sagu di Indonesia selama kurun waktu 2020-2030. Dengan begitu pengembangan sagu kita bisa berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi, melembaga dan berkelanjutan," ungkap Murod.
Meranti sendiri sudah melepas dua varietas sagu unggul. Selain itu hanya sagu Meranti yang komoditasnya diekspor ke luar negeri.
Murod memaparkan dalam grand design itu selain memuat pola pengembangan jangka panjang 2020-2030, juga akan menjadi pedoman dalam menyusun roadmap pengelolaan sagu jangka menengah 2020-2025. "Ini perlu terus kita dorong karena sagu sudah diakui sebagai komoditas pangan nasional," tambah dia.
Menurut Murod, ada empat permasalahan yang jadi titik fokus untuk dibenahi dan dikembangkan yakni; ketersediaan bahan baku, produksi, pemasaran dan infrastruktur. "Nanti juga akan fokus pada tiga wilayah yakni Meranti atau Riau, Papua dan Maluku," sebut Murod.
Diperkirakan masih ada beberapa sesi rapat lagi hingga akhirnya selesai disusun grand design sagu tersebut. Dengan grand design ini, pengelolaan sagu akan dilakukan secara nasional.(rls/kz)
MERANTI, RIAUPUBLIK.COM - Pemerintah pusat melalui Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian menggesa penyusunan grand design pengembangan sagu nasional. Dalam grand design itu, Kabupaten Kepulauan Meranti akan menjadi model utama pola pengembangan sagu tanah air.
Demikian diungkapkan Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Meranti Mamun Murod saat menjadi narasumber dalam rapat pembahasan grand design sagu yang digelar oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan melalui video conference (vidcon), Kamis (4/6/2020). Murod juga menjadi salah satu tenaga ahli dalam penyusunan grand design tersebut.
Dalam rapat itu, selain Murod tampil pula narasumber Dr Antarjo Dikin (Sekretaris Ditjen Perkebunan), Prof HM Bintoro (Guru Besar IPB), Dr Dwi Asmono dari manajemen PT Sampoerna Agro, Ir Samuel Siriwa (Kadis Pertanian dan Pangan Provinsi Papua) dan Dr Hermanto (Kabag Perencanaan Wilayah Biro Perencanaan Kementerian Pertanian). Rapat ini sudah beberapa kali digelar dan salah satu sasarannya adalah meningkatkan ekspor sagu dan produk turunannya hingga tiga kali lipat.
"Grand design ini perlu disusun untuk memberikan arah pelaksanaan kebijakan pengelolaan sagu di Indonesia selama kurun waktu 2020-2030. Dengan begitu pengembangan sagu kita bisa berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi, melembaga dan berkelanjutan," ungkap Murod.
Meranti sendiri sudah melepas dua varietas sagu unggul. Selain itu hanya sagu Meranti yang komoditasnya diekspor ke luar negeri.
Murod memaparkan dalam grand design itu selain memuat pola pengembangan jangka panjang 2020-2030, juga akan menjadi pedoman dalam menyusun roadmap pengelolaan sagu jangka menengah 2020-2025. "Ini perlu terus kita dorong karena sagu sudah diakui sebagai komoditas pangan nasional," tambah dia.
Menurut Murod, ada empat permasalahan yang jadi titik fokus untuk dibenahi dan dikembangkan yakni; ketersediaan bahan baku, produksi, pemasaran dan infrastruktur. "Nanti juga akan fokus pada tiga wilayah yakni Meranti atau Riau, Papua dan Maluku," sebut Murod.
Diperkirakan masih ada beberapa sesi rapat lagi hingga akhirnya selesai disusun grand design sagu tersebut. Dengan grand design ini, pengelolaan sagu akan dilakukan secara nasional.(rls/kz)