Wan Aris Minta Pasien Dalam Pemantauan Diawasi Serius
https://www.riaupublik.com/2020/05/wan-aris-minta-pasien-dalam-pemantauan.html
NATUNA, RIAUPUBLIK.COM - Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Natuna Wan Arismundar, menyoroti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), soal penanganan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di ruang rawat isolasi untuk mengantisipasi tindakan pencegahan dan penularan Covid-19.
Hal itu ia ungkapkan, disaat menggelar rapat dengar pendapat (hearing) bersama pihak RSUD Natuna dipimpin Ketua I Daeng Ganda Rahmatullah, didampingi Wakil Ketua Jarmin Siddik di ruang paripurna, beberapa waktu lalu.
Komisi I DPRD yang membidangi kesehatan yang dipimpinya itu menekan kepada pihak RSUD Natuna untuk membenahi ruang rawat isolasi bagi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
Pasalnya hasil pantauan DPRD terhadap penempatan ruang isolasi PDP dinilai tidak representatif, sebab hanya menggunakan satu lorong dengan ruang pasien non PDP. Hal tersebut sangat berisiko, terlebih ruang kelas III dan II banyak dihuni pasien non DPD.
”Kami minta agar pihak RSUD dapat memperhatikan masalah ini. Sebab sangat berisiko jika hal ini tidak dibenahi, karena satu lorong dengan ruangan pasien non PDP covid-19”, ucap Aris.
Selain itu, Aris juga menyoroti ruang pasien hanya dibatasi tirai kain pembatas, ini perlu dibenahi pihak RSUD secepatnya. Artinya dibutuhkan perhatian khusus untuk menangani pasien PDP tidak bisa dianggap biasa-biasa saja sebab jarak mereka juga sangat dekat. ”Ini sangat berbahaya bagi pasien non DPD jangan dianggap remeh,” tegasnya.
Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Natuna, dr. Imam Safari mengaku akan menindak lanjuti masukan dari Komisi I DPRD Natuna dan akan menyampaikan hasil pertemuan ini kepada direktur RSUD Natuna.
Imam Safari juga menjelaskan jika sarana dan prasarana untuk penanganan Covid 19 di RSUD Natuna masih jauh dari kata cukup. Meski demikian, pihak medis siap melayani Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
“Saat ini pihak RSUD Natuna memang masuk kekurangan sarana seperti Alat Pelindung Diri (APD) dan Tim medis siap bekerja melayani pasien dengan penuh semangat,” terang Imam.
Hal itu ia ungkapkan, disaat menggelar rapat dengar pendapat (hearing) bersama pihak RSUD Natuna dipimpin Ketua I Daeng Ganda Rahmatullah, didampingi Wakil Ketua Jarmin Siddik di ruang paripurna, beberapa waktu lalu.
Komisi I DPRD yang membidangi kesehatan yang dipimpinya itu menekan kepada pihak RSUD Natuna untuk membenahi ruang rawat isolasi bagi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
Pasalnya hasil pantauan DPRD terhadap penempatan ruang isolasi PDP dinilai tidak representatif, sebab hanya menggunakan satu lorong dengan ruang pasien non PDP. Hal tersebut sangat berisiko, terlebih ruang kelas III dan II banyak dihuni pasien non DPD.
”Kami minta agar pihak RSUD dapat memperhatikan masalah ini. Sebab sangat berisiko jika hal ini tidak dibenahi, karena satu lorong dengan ruangan pasien non PDP covid-19”, ucap Aris.
Selain itu, Aris juga menyoroti ruang pasien hanya dibatasi tirai kain pembatas, ini perlu dibenahi pihak RSUD secepatnya. Artinya dibutuhkan perhatian khusus untuk menangani pasien PDP tidak bisa dianggap biasa-biasa saja sebab jarak mereka juga sangat dekat. ”Ini sangat berbahaya bagi pasien non DPD jangan dianggap remeh,” tegasnya.
Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Natuna, dr. Imam Safari mengaku akan menindak lanjuti masukan dari Komisi I DPRD Natuna dan akan menyampaikan hasil pertemuan ini kepada direktur RSUD Natuna.
Imam Safari juga menjelaskan jika sarana dan prasarana untuk penanganan Covid 19 di RSUD Natuna masih jauh dari kata cukup. Meski demikian, pihak medis siap melayani Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
“Saat ini pihak RSUD Natuna memang masuk kekurangan sarana seperti Alat Pelindung Diri (APD) dan Tim medis siap bekerja melayani pasien dengan penuh semangat,” terang Imam.