DPRD Natuna Hearing Bersama MPC Pemuda Pancasila Natuna
https://www.riaupublik.com/2020/04/dprd-natuna-hearing-bersama-mpc-pemuda.html
NATUNA, RIAUPUBLIK.COM - MPC dan Serikandi Pemuda Pancasila menemui ketua dan sejumlah anggota DPRD Natuna, meminta penutupan secepatnya pintu-pintu masuk Pelabuhan dan Bandara. Selasa, (14/04/2020) pagi.
Hal tersebut guna membatasi masuknya warga dari daerah luar Natuna yang dinilai rentan akan membawa wabah Covid-19.
Dalam kesempatan tersebut ketua MPC Pemuda Pancasila Natuna, Fadillah mengatakan dengan ditutupnya pintu-pintu pelabuhan dan Bandara, pihaknya menilai Natuna akan lebih aman dari wabah Covid-19.
Pasalnya orang-orang yang telah terpapar Covid-19, mempunyai riwayat perjalanan dari daerah luar, terutama dari daerah yang telah dikategorikan sebagai Zona merah.
“Berkenaan penyebaran Covid-19 ini sudah sangat rentan, kami minta menutup segera semua pintu masuk Pelni maupun Bandara,” pintanya.
Lanjut Fadillah, meskipun ada kendala pada aturan dan konsekuensi saat menutup pintu-pintu pelabuhan dan Bandara, pihaknya meminta opsi kedua yakni mengkarantinakan seluruh warga yang datang dari daerah luar tanpa terkecuali.
“Kami minta DPRD untuk bisa menyarankan opsi kedua itu kepada Pemerintah Daerah. Dan DPRD juga harus siap juga merevisikan APBD jika dibutuhkan,” tegas Fadillah.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi I DPRD Natuna Wan Arismunandar mengakui ada sejumlah aturan dan konsekuensi jika dilakukan penutupan pintu-pintu Pelabuhan dan Bandara.
Salah satu konsekuensi yang akan didapat ketika Kapal penumpang Pelni dihentikan, nantinya akan menjadi sulit ketika masyrakat menginginkan Kapal tersebut kembali melayani rute Natuna.
“Saya sudah berkoordinasi dengan pihak Pelni, kendalanya adalah saat ini Anambas sudah meminta duluan untuk di tutup pelabuhannya. Karena kalau kita juga ikut nutup, maka kapal itu akan dialihkan ke daerah lain, dan pada nantinya tidak mudah meminta kapal itu kembali melayani kita, dan akan melalui proses panjang,” jelas Wan Aris.
Sementara upaya menutup akses penerbangan di Natuna kata Wan Aris, terkendala pada kebutuhan darurat bagi masyarakat sendiri. Pasalnya Rumah Sakit di Natuna saat ini belum memiliki alat tes darah dalam melakukan pengecekan terhadap pasien PDP Covid-19, maka demikian harus di bawa ke RS Batam.
“Pesaswat ini pasti tak bisa di tutup, karena RS kita belum memiliki alat tes untuk darah, dan alat itu mahal sekali, jadi pesawat pasti tidak bisa di tutup, tentang pemeriksaan hasil Covid-19,” pungkasnya.
Turut hadir dalam shering bersama MPC Serikandi Pemuda Pancasila Natuna diantaranta Ketua DPRD Natuna Andes Putra, Ketua Komisi I Wan Arismunandar, dan sejumlah anggota DPRD lainnya seperti Daeng Amhar, Pang Ali, Hendri FN, Erwan Haryadi, Husain, dan Ibrahim.
Hal tersebut guna membatasi masuknya warga dari daerah luar Natuna yang dinilai rentan akan membawa wabah Covid-19.
Dalam kesempatan tersebut ketua MPC Pemuda Pancasila Natuna, Fadillah mengatakan dengan ditutupnya pintu-pintu pelabuhan dan Bandara, pihaknya menilai Natuna akan lebih aman dari wabah Covid-19.
Pasalnya orang-orang yang telah terpapar Covid-19, mempunyai riwayat perjalanan dari daerah luar, terutama dari daerah yang telah dikategorikan sebagai Zona merah.
“Berkenaan penyebaran Covid-19 ini sudah sangat rentan, kami minta menutup segera semua pintu masuk Pelni maupun Bandara,” pintanya.
Lanjut Fadillah, meskipun ada kendala pada aturan dan konsekuensi saat menutup pintu-pintu pelabuhan dan Bandara, pihaknya meminta opsi kedua yakni mengkarantinakan seluruh warga yang datang dari daerah luar tanpa terkecuali.
“Kami minta DPRD untuk bisa menyarankan opsi kedua itu kepada Pemerintah Daerah. Dan DPRD juga harus siap juga merevisikan APBD jika dibutuhkan,” tegas Fadillah.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi I DPRD Natuna Wan Arismunandar mengakui ada sejumlah aturan dan konsekuensi jika dilakukan penutupan pintu-pintu Pelabuhan dan Bandara.
Salah satu konsekuensi yang akan didapat ketika Kapal penumpang Pelni dihentikan, nantinya akan menjadi sulit ketika masyrakat menginginkan Kapal tersebut kembali melayani rute Natuna.
“Saya sudah berkoordinasi dengan pihak Pelni, kendalanya adalah saat ini Anambas sudah meminta duluan untuk di tutup pelabuhannya. Karena kalau kita juga ikut nutup, maka kapal itu akan dialihkan ke daerah lain, dan pada nantinya tidak mudah meminta kapal itu kembali melayani kita, dan akan melalui proses panjang,” jelas Wan Aris.
Sementara upaya menutup akses penerbangan di Natuna kata Wan Aris, terkendala pada kebutuhan darurat bagi masyarakat sendiri. Pasalnya Rumah Sakit di Natuna saat ini belum memiliki alat tes darah dalam melakukan pengecekan terhadap pasien PDP Covid-19, maka demikian harus di bawa ke RS Batam.
“Pesaswat ini pasti tak bisa di tutup, karena RS kita belum memiliki alat tes untuk darah, dan alat itu mahal sekali, jadi pesawat pasti tidak bisa di tutup, tentang pemeriksaan hasil Covid-19,” pungkasnya.
Turut hadir dalam shering bersama MPC Serikandi Pemuda Pancasila Natuna diantaranta Ketua DPRD Natuna Andes Putra, Ketua Komisi I Wan Arismunandar, dan sejumlah anggota DPRD lainnya seperti Daeng Amhar, Pang Ali, Hendri FN, Erwan Haryadi, Husain, dan Ibrahim.