Dana 20 T Program Peremajaan Kelapa Sawit, Ketua DPP LPPNRI Riau: Kami Monitoring #PekerjaBibitPejabatnya, Tidak Sesuai "Penjarakan"
https://www.riaupublik.com/2019/12/jokowi-sebut-dana-20-triliun-program.html
Selasa, 31 Desember 2019
PEKANBARU, RIAUPUBLIK.COM-- Program Peremajaan Kebun Sawit Presiden Jokowi Di acung jempol Oleh Ketua DPP Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara Republik Indonesia (LPPNRI) Riau, H. Dedi Syahputra Sagala Khusus Nya Prov Riau Ds Sagala mengatakan, pihaknya siap mensukseskan program Presiden Joko Widodo untuk program peremajaan sawit ini di Riau
Untuk itu, tegas Dedi, kepala daerah dan kepala dinas terkait harus bisa bersama mewujudkannya.
"Jangan sampai ada permainan dalam program ini. Apalagi, sampai ada kepala dinas yang bermain proyek peremajaan sawit ini. Jelas sudah perintah pak Jokowi. Kita kawal ini agar berjalan sukses di Riau, "ucapnya.
DPP LPPNRI Riau, sebut dia, akan melakukan inventarisir, keluhan dan permasalahan yang ada dari petani nantinya pada program replanting atau peremajaan sawit di daerah kabupaten/kota se Riau.
"Penjarakan.../? Jika ada catatan negatif. Kita pasti laporkan dengan Presiden Jokowi melalui DPN LPPN-RI. Jangan ada permainan dalam pengerjaannya. Karena targetnya jelas. Apalagi sampai ada kepala dinas yang bermain proyek. Semoga tidak adalah itu semua, "ungkapnya.
Sementara itu, Jauh Hari Dikatakan Presiden Joko Widodo menegaskan produktivitas tanaman kelapa sawit bisa meningkat karena penggunaan bibit yang berkualitas baik.
Maka itu, sebut Presiden RI yang sudah masuk 2 periode ini, program sawit rakyat atau peremajaan kebun sawit harus bisa mewujudkan produktivitasnya.
Jadi, pemerintah daerah harus segera mengoptimalkan kegiatan peremajaan ini. Tentunya, dengan catatan hasil produktivitasnya buah sawit haruslah meningkat.
"Sekarang ini satu hektare menghasilkan hampir 4 ton. Dengan program peremajaan harus mencapai 7 atau 8 ton per hektare, " kata Presiden yang mudah senyum ini, usai peresmian implementasi Program B30 di SPBU Pertamina Jalan MT Haryono Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019) lalu.
Presiden menyebutkan program tersebut akan dilanjutkan kedepannya. Dengan target 500.000 hektare dalam waktu tiga tahun kedepan.
"Kita punya dana Rp20 triliun lebih untuk program peremajaan kelapa sawit ini. Negara lain bisa meningkatkan produktivitas, kita harus bisa juga,"ujarnya. ***
Keterangan Fhoto: Baju Putih Merah, Ketua DPP LPPNRI H.Ds Sagala Tinjau Langsung Pencurian Illegal Tapping Pipa Cevron Di Kab Rohil |
Untuk itu, tegas Dedi, kepala daerah dan kepala dinas terkait harus bisa bersama mewujudkannya.
"Jangan sampai ada permainan dalam program ini. Apalagi, sampai ada kepala dinas yang bermain proyek peremajaan sawit ini. Jelas sudah perintah pak Jokowi. Kita kawal ini agar berjalan sukses di Riau, "ucapnya.
DPP LPPNRI Riau, sebut dia, akan melakukan inventarisir, keluhan dan permasalahan yang ada dari petani nantinya pada program replanting atau peremajaan sawit di daerah kabupaten/kota se Riau.
"Penjarakan.../? Jika ada catatan negatif. Kita pasti laporkan dengan Presiden Jokowi melalui DPN LPPN-RI. Jangan ada permainan dalam pengerjaannya. Karena targetnya jelas. Apalagi sampai ada kepala dinas yang bermain proyek. Semoga tidak adalah itu semua, "ungkapnya.
Sementara itu, Jauh Hari Dikatakan Presiden Joko Widodo menegaskan produktivitas tanaman kelapa sawit bisa meningkat karena penggunaan bibit yang berkualitas baik.
Maka itu, sebut Presiden RI yang sudah masuk 2 periode ini, program sawit rakyat atau peremajaan kebun sawit harus bisa mewujudkan produktivitasnya.
Jadi, pemerintah daerah harus segera mengoptimalkan kegiatan peremajaan ini. Tentunya, dengan catatan hasil produktivitasnya buah sawit haruslah meningkat.
"Sekarang ini satu hektare menghasilkan hampir 4 ton. Dengan program peremajaan harus mencapai 7 atau 8 ton per hektare, " kata Presiden yang mudah senyum ini, usai peresmian implementasi Program B30 di SPBU Pertamina Jalan MT Haryono Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019) lalu.
Presiden menyebutkan program tersebut akan dilanjutkan kedepannya. Dengan target 500.000 hektare dalam waktu tiga tahun kedepan.
"Kita punya dana Rp20 triliun lebih untuk program peremajaan kelapa sawit ini. Negara lain bisa meningkatkan produktivitas, kita harus bisa juga,"ujarnya. ***