Kamu Remaja Millenial, Ini 7 Aspek Siap Bersanding di Pelaminan
https://www.riaupublik.com/2019/11/kamu-remaja-millenial-ini-7-aspek-siap.html
Minggu, 24 November 2019
MERANTI, RIAUPUBLIK.COM - Kegalauan seorang remaja untuk meminang pujaan hatinya pasti dialami oleh semua orang, tidak terkecuali kamu guys… para remaja milenial. Sebelum bersanding di pelaminan untuk membina kehidupan berumah tangga dengan pasangan incaranmu, maka diperlukan kedewasaan secara seksual, emosional dan social, dimana usia ideal menikah adalah 21 bagi wanita dan 25 bagi pria, selain itu juga diperlukan adanya persiapan dalam merencanakan keluarga dan mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, antara lain :
1. Aspek Kesehatan
Dari sudut pandang kedokteran, pernikahan dini mempunyai dampak negatif bagi ibu dan anak yang dilahirkan, anak perempuan usia 10-14 tahun memiliki kemungkinan meninggal 5 kali lebih besar selama kehamilan atau melahirkan, dibandingkan dengan perempuan usia 20-25 tahun, sedangkan anak yang menikah usia 15-19 tahun memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar.
2. Aspek Reproduksi
Pernikahan dini akan menjadi salah satu penyebab kanker leher rahim (cervics cancer), trauma fisik berupa kesakitan pada organ intim, kehamilan berisiko tinggi (pre eklampsia, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), kematian Ibu dan prematur.
3. Aspek Kesiapan Ekonomi
Keluarga Pernikahan dini, pada umumnya akan memutuskan remaja untuk berhenti sekolah, dan akibatnya dengan pendidikan yang minim mengakibatkan sulitnya memperoleh penghasilan yang layak, keluarga menjadi beban perekonomian yang cukup berat, memicu Kekerasan Dalam Keluarga (KDRT) dan perceraian karena tidak terpenuhinya kebutuhan primer dalam keluarga.
4. Aspek Kematangan Psikologis
Membangun rumah tangga tanpa kesiapan psikologis akan mengakibatkan ketidaksiapan menerima pasangan dengan nilai, sikap, dan perilaku; ketika menjadi orang tua, dia tidak mampu mengasuh / mengayomi anak-anaknya, dan ketidaksiapan menghadapi dinamika kehidupan rumah tangga.
5. Aspek Sosial
Pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga yang disebabkan oleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan cara pikir yang belum matang. 44 % anak perempuan yang menikah dini mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan tingkat frekuensi tinggi. Sisanya, 56 % anak perempuan mengalami KDRT dalam frekuensi rendah (Plan Internasional, 2011).
6. Aspek Pendidikan
Di bidang pendidikan, pernikahan dini mengakibatkan anak tidak mampu mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Hanya 5,6 % anak kawin dini yang masih melanjutkan sekolah setelah kawin (Plan Internasional, 2011).
7. Aspek perencanaan jumlah dan jarak kelahiran
Kehidupan berkeluarga tanpa merencanakan kelahiran anak akan berakibat kurang baik, kehamilan akan beresiko tinggi apabila 4 Terlalu tidak di terapkan, yaitu hamil terlalu muda, hamil terlalu tua, hamil terlalu dekat,dan hamil terlalu banyak.
Jadi guys… pilihan ada di tangan kamu kaum remaja milenial untuk menentukan kapan kamu siap bersanding di pelaminan, dengan tetap menjaga hati tentunya dan ikut gabung para genrengers, yaitu komunitas remaja genre (generasi berencana), buruan kepoin habis… dan ingat! “kalau terencana… semua lebih mudah”. Saranghaeyo ... Salam Genre ... Saatnya yang muda yang berencana.
Penulis : Sri Hartanti (PKB DinsosP3AP2KB Meranti)
MERANTI, RIAUPUBLIK.COM - Kegalauan seorang remaja untuk meminang pujaan hatinya pasti dialami oleh semua orang, tidak terkecuali kamu guys… para remaja milenial. Sebelum bersanding di pelaminan untuk membina kehidupan berumah tangga dengan pasangan incaranmu, maka diperlukan kedewasaan secara seksual, emosional dan social, dimana usia ideal menikah adalah 21 bagi wanita dan 25 bagi pria, selain itu juga diperlukan adanya persiapan dalam merencanakan keluarga dan mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, antara lain :
1. Aspek Kesehatan
Dari sudut pandang kedokteran, pernikahan dini mempunyai dampak negatif bagi ibu dan anak yang dilahirkan, anak perempuan usia 10-14 tahun memiliki kemungkinan meninggal 5 kali lebih besar selama kehamilan atau melahirkan, dibandingkan dengan perempuan usia 20-25 tahun, sedangkan anak yang menikah usia 15-19 tahun memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar.
2. Aspek Reproduksi
Pernikahan dini akan menjadi salah satu penyebab kanker leher rahim (cervics cancer), trauma fisik berupa kesakitan pada organ intim, kehamilan berisiko tinggi (pre eklampsia, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), kematian Ibu dan prematur.
3. Aspek Kesiapan Ekonomi
Keluarga Pernikahan dini, pada umumnya akan memutuskan remaja untuk berhenti sekolah, dan akibatnya dengan pendidikan yang minim mengakibatkan sulitnya memperoleh penghasilan yang layak, keluarga menjadi beban perekonomian yang cukup berat, memicu Kekerasan Dalam Keluarga (KDRT) dan perceraian karena tidak terpenuhinya kebutuhan primer dalam keluarga.
4. Aspek Kematangan Psikologis
Membangun rumah tangga tanpa kesiapan psikologis akan mengakibatkan ketidaksiapan menerima pasangan dengan nilai, sikap, dan perilaku; ketika menjadi orang tua, dia tidak mampu mengasuh / mengayomi anak-anaknya, dan ketidaksiapan menghadapi dinamika kehidupan rumah tangga.
5. Aspek Sosial
Pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga yang disebabkan oleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan cara pikir yang belum matang. 44 % anak perempuan yang menikah dini mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan tingkat frekuensi tinggi. Sisanya, 56 % anak perempuan mengalami KDRT dalam frekuensi rendah (Plan Internasional, 2011).
6. Aspek Pendidikan
Di bidang pendidikan, pernikahan dini mengakibatkan anak tidak mampu mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Hanya 5,6 % anak kawin dini yang masih melanjutkan sekolah setelah kawin (Plan Internasional, 2011).
7. Aspek perencanaan jumlah dan jarak kelahiran
Kehidupan berkeluarga tanpa merencanakan kelahiran anak akan berakibat kurang baik, kehamilan akan beresiko tinggi apabila 4 Terlalu tidak di terapkan, yaitu hamil terlalu muda, hamil terlalu tua, hamil terlalu dekat,dan hamil terlalu banyak.
Jadi guys… pilihan ada di tangan kamu kaum remaja milenial untuk menentukan kapan kamu siap bersanding di pelaminan, dengan tetap menjaga hati tentunya dan ikut gabung para genrengers, yaitu komunitas remaja genre (generasi berencana), buruan kepoin habis… dan ingat! “kalau terencana… semua lebih mudah”. Saranghaeyo ... Salam Genre ... Saatnya yang muda yang berencana.
Penulis : Sri Hartanti (PKB DinsosP3AP2KB Meranti)