Kabut Asap Prov Riau Makin Parah, Ketua DPP LPPN RI H. Ds Sagala: Janji Presiden Jokowidodo Ditagih
https://www.riaupublik.com/2019/09/kabut-asap-prov-riau-makin-parah-ketua.html
Selasa, 10 September 2019
PEKANBARU, RIAUPUBLIK.COM-- Kondisi kabut asap akibat kebakaran lahan di Riau, semakin parah, sehingga sangat mengganggu aktivitas masyarakat di PEKANBARU.
Pantauan di lapangan sekitar pukul 11.59 WIB kabut asap semakin parah mengakibatkan jarak pandang terganggu. Di beberapa lokasi kawasan dalam kota seperti Jalan Sudirman dan Arifin Achmad, jarak pandang sangat mengganggu.
Kawasan perumahan di Kota PEKANBARU juga diliputi asap tebal. Bahkan kawasan seberang Sungai Siak, Kecamatan Rumbai, sempat tertutup tebalnya asap kebakaran lahan.
Sebagian besar warga yang beraktivitas memilih menggunakan masker agar tidak terhirup asap bercampur debu kebakaran lahan.
Ketua DPP LPPNRI Riau, Dedi Syaputra Sagala mengatakan, untuk mencegah kecelakaan lalu lintas, pengendara banyak yang menyalakan lampu dan mengurangi kecepatan. Tidak terkecuali di sungai, motoris juga mengurangi kecepatan agar jarak pandang aman.
"Subuh ini makin tebal, sangat terasa bau asap yang dihirup," kata Ds Sagala, Selasa (10/9/2019).
Dedi berharap, Presiden JOKOWI segera membantu Provinsi Riau untuk bisa menangani kabut asap sebagai kejadian luar biasa dari dampak kebakaran hutan dan lahan.
Menurut dia, di Riau Karhutla terus saja terjadi setiap tahun. Permintaan agar pemerintah pusat turun tangan karena dampak kabut asap ini bukan tidak beralasan, sambungnya, karena sudah banyak menimbulkan kerugian sebagai akibat pembakaran lahan dan hutan untuk perkebunan.
"Kasus kabut asap di Riau sudah terus menerus terjadi. Bahkan sudah banyak perusahaan yang dicabut izinnya. Namun, di Riau terus saja terjadi Karhutla, " sebutnya.
"Kebakaran hutan sangat parah, udaranya tidak sehat," tegasnya.
Dedi mengatakan, dari pemberitaan media online sekitar bulan Februari 2019, Syamsuar mendapatkan pesan khusus untuk fokus mencegah kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah dilantik menjadi Gubernur Riau.
Namun lanjutnya, kenyataan di lapangan peristiwa Karhutla kembali terulang lagi.
"Pak Gubri dan kepala daerah di Riau, jangan hanya lips service saja dalam penangulangan Karhutla di Riau ini, karena dampaknya luas. Apa lagi posisi Provinsi Riau yang berdekatan dengan Singapura dan Malaysia, tentunya perlu menjaga citra Indonesia di mata negara lain dengan mencegah terjadinya karhutla, " ucapnya.
Harapan besar Dedi, Presiden bisa memantau Riau ini . Lihat kinerja Pemerintahan daerah di Riau. "Saya yakin pak Presiden pasti memiliki pemikiran cerdas menghentikan Karhutla, dan kabut asap yang sudah menyesakkan dada ini, " ujarnya. ***
PEKANBARU, RIAUPUBLIK.COM-- Kondisi kabut asap akibat kebakaran lahan di Riau, semakin parah, sehingga sangat mengganggu aktivitas masyarakat di PEKANBARU.
Pantauan di lapangan sekitar pukul 11.59 WIB kabut asap semakin parah mengakibatkan jarak pandang terganggu. Di beberapa lokasi kawasan dalam kota seperti Jalan Sudirman dan Arifin Achmad, jarak pandang sangat mengganggu.
Kawasan perumahan di Kota PEKANBARU juga diliputi asap tebal. Bahkan kawasan seberang Sungai Siak, Kecamatan Rumbai, sempat tertutup tebalnya asap kebakaran lahan.
Sebagian besar warga yang beraktivitas memilih menggunakan masker agar tidak terhirup asap bercampur debu kebakaran lahan.
Ketua DPP LPPNRI Riau, Dedi Syaputra Sagala mengatakan, untuk mencegah kecelakaan lalu lintas, pengendara banyak yang menyalakan lampu dan mengurangi kecepatan. Tidak terkecuali di sungai, motoris juga mengurangi kecepatan agar jarak pandang aman.
"Subuh ini makin tebal, sangat terasa bau asap yang dihirup," kata Ds Sagala, Selasa (10/9/2019).
Dedi berharap, Presiden JOKOWI segera membantu Provinsi Riau untuk bisa menangani kabut asap sebagai kejadian luar biasa dari dampak kebakaran hutan dan lahan.
Menurut dia, di Riau Karhutla terus saja terjadi setiap tahun. Permintaan agar pemerintah pusat turun tangan karena dampak kabut asap ini bukan tidak beralasan, sambungnya, karena sudah banyak menimbulkan kerugian sebagai akibat pembakaran lahan dan hutan untuk perkebunan.
"Kasus kabut asap di Riau sudah terus menerus terjadi. Bahkan sudah banyak perusahaan yang dicabut izinnya. Namun, di Riau terus saja terjadi Karhutla, " sebutnya.
"Kebakaran hutan sangat parah, udaranya tidak sehat," tegasnya.
Dedi mengatakan, dari pemberitaan media online sekitar bulan Februari 2019, Syamsuar mendapatkan pesan khusus untuk fokus mencegah kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah dilantik menjadi Gubernur Riau.
Namun lanjutnya, kenyataan di lapangan peristiwa Karhutla kembali terulang lagi.
"Pak Gubri dan kepala daerah di Riau, jangan hanya lips service saja dalam penangulangan Karhutla di Riau ini, karena dampaknya luas. Apa lagi posisi Provinsi Riau yang berdekatan dengan Singapura dan Malaysia, tentunya perlu menjaga citra Indonesia di mata negara lain dengan mencegah terjadinya karhutla, " ucapnya.
Keterangan: Dokumentasi Kompas.com |