Gelar tabligh akbar dan istighosah NU (nahdiyin) Siap menangkan jokowi-ma'ruf amin
https://www.riaupublik.com/2019/02/gelar-tabligh-akbar-dan-istighosah-nu.html
Kamis, 21 Februari 2019
PELALAWAN, RIAUPUBLIK.COM-- Organisasi kemasyarakat yg tergabung dalam lintas agama sangat menunjang demi terwujudnya capain harmonisasinya antara pemerintah maupun masyarakat ormas ini tidak bisa di sepelekan mereka merupakan pasukan militan yg siap maju membela bangsa dan negara,
Ribuan umat muslim dibawah ormas Nadatul Ulama (NU)/Nahdiyin .
Aliansi Santri dan Ulama Korda Kabupaten Pelalawan bersama GP Ansor dan ormas NU Kabupaten Pelalawan menggelar Tabligh Akbar dan Istighosah. Mewujudkan pesta demokrasi yang damai untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah dan Ukhiwah Basyariyyah.
Sebagai kader NU ingin mengajak masyarakat untuk dukung Kiyai Ma,ruf Amin. Memenangkan Presiden yang mendamaikan Indonesia di Desa Kampung Baru Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan , Selasa (19/2/19).
Hadir sebagai penceramah Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar. Ketua Majelis Dzikir Hubbul Wathon Propinsi Riau KH Ahmad Syuhada RM, Ketua Panitia Kyai Karmani, SPd I, Ketua GP Ansor H Yanto Nur Hamzah, Ketua NU Zukri, tokoh-tokoh NU antara lain KH. Sugito Sahar, KH Mualim, KH. Zaini Mustofa, KH. Abdul Aziz, Ustad Sumadi, Ustad Abdul Gofar, Kader NU di DPRD Pelalawan Supriyanto, Rahman Wijayanto dan undangan lebih kurang 2500 jiwa Santri dan Ulama Korda Kabupaten Pelalawan bersama GP Ansor, Banser dan ormas NU Kabupaten Pelalawan.
Ketua DPW Majelis Dzikir Hubbul Wathon Propinsi Riau KH Ahmad Syuhada, RM menyampaikan , " Sudah banyak orang menjadi Islam, namun banyak yang belum paham Islam yang sebenarnya. Namun setelah kita bertemu dengan Kiyai, kita dikenalkan Nabi Muhammad dan Alquran. Saat ini ada diduga orang yang memanfaatkan momen Pilpres ini untuk menjadikan Indonesia menjadi negara Islam. Dulu sudah ada sejarah kelam di tengah perkembangan umat Islam saat dasar negara Syariat Islam. Bila yang terpilih menjadi presiden bukan orang NU maka akan merugikan penganut paham Aswajah. Indonesia sudah menjadi negara Islami, jangan dikatakan bahwa di Indonesia susah menjalankan agama dengan adanya kriminalisasi agama. Pemerintah sudah mengatur jadwal ibadah. NU percaya diri sebab saat ini ada warga sarungan jadi Cawapres.
Dulu zaman penjajahan dan menumpas pemberontakan PKI, NU tampil didepan. Jika ingin berjihad mari dirikan pesantren dan bimbing generasi kita menjadi santri yang baik. Kepada jamaah yang hadir agar jangan terkecoh dengan segala sesuatu yang keliatan Islami. Seharusnya Pilpres menjadi kegembiranaan bagi kita., Jangan terpengaruh medsos. Bila dicari kebaikan Jokowi, maka perlu berjilid-jilid buku untuk menjelaskannya," kata ketua Majelis Dzikir itu memaparkan sambutannya.
Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar dalam Tausiyahnya menyampaikan Pembahasan mengenai Bid’ah mestinya sudah kita selesaikan sejak berabad-abad yang lalu hingga kita lebih konsentrasi pada isu-isu yg baru dimana lebih bermanfaat bagi masyarakat. Namun nilai Bid'ah masih sensitif di tengah-tengah umat Islam saat ini.
Dalam waktu dekat bangsa Indonesia akan dihadapkan dengan agenda pesta demokrasi Pemilu 2019 dan pertaruhan politik. Ada permasalahan yang harus dicermati, yaitu adanya Capres dan Cawapres yang Ahlussunah Waljamaah, Rajin Sholat.
Jelas Akidahnya dan didukung oleh Aswajah didukung oleh Kiyai dan cinta persatuan serta kesatuan. Sementara disisi lainnya ada Capres dan Cawapres yang didukung kelompok anti Aswajah (Wahabi) dan Partai yang selalu membid'ahkan kaum tertentu, anti Tahlilan dan tradisi NU lainnya dan tentunya membahayakan NU.
NU menghimbau kepada umat Islam agar memilih pemimpin negara yang dekat dengan para ulama dan Kiyai. Apabila yang menang nantinya adalah pemimpin Ahlussunah Waljamaah, maka lestarilah Ahlussunah Waljamaah tersebut, lestarilah Islam, lestarilah Haul, lestarilah selamatan dan Dzikir.
Jika capres yg diusung anti Tahlilan, Yasinan, makam wali songo dibuka, di akhirat ratapi nasibmu. Sekitar 2 tahun yang lalu ada kelompok anti merah putih, demo Pancasila kafir, kiyai sesat. ***
PELALAWAN, RIAUPUBLIK.COM-- Organisasi kemasyarakat yg tergabung dalam lintas agama sangat menunjang demi terwujudnya capain harmonisasinya antara pemerintah maupun masyarakat ormas ini tidak bisa di sepelekan mereka merupakan pasukan militan yg siap maju membela bangsa dan negara,
Ribuan umat muslim dibawah ormas Nadatul Ulama (NU)/Nahdiyin .
Aliansi Santri dan Ulama Korda Kabupaten Pelalawan bersama GP Ansor dan ormas NU Kabupaten Pelalawan menggelar Tabligh Akbar dan Istighosah. Mewujudkan pesta demokrasi yang damai untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah dan Ukhiwah Basyariyyah.
Sebagai kader NU ingin mengajak masyarakat untuk dukung Kiyai Ma,ruf Amin. Memenangkan Presiden yang mendamaikan Indonesia di Desa Kampung Baru Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan , Selasa (19/2/19).
Hadir sebagai penceramah Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar. Ketua Majelis Dzikir Hubbul Wathon Propinsi Riau KH Ahmad Syuhada RM, Ketua Panitia Kyai Karmani, SPd I, Ketua GP Ansor H Yanto Nur Hamzah, Ketua NU Zukri, tokoh-tokoh NU antara lain KH. Sugito Sahar, KH Mualim, KH. Zaini Mustofa, KH. Abdul Aziz, Ustad Sumadi, Ustad Abdul Gofar, Kader NU di DPRD Pelalawan Supriyanto, Rahman Wijayanto dan undangan lebih kurang 2500 jiwa Santri dan Ulama Korda Kabupaten Pelalawan bersama GP Ansor, Banser dan ormas NU Kabupaten Pelalawan.
Ketua DPW Majelis Dzikir Hubbul Wathon Propinsi Riau KH Ahmad Syuhada, RM menyampaikan , " Sudah banyak orang menjadi Islam, namun banyak yang belum paham Islam yang sebenarnya. Namun setelah kita bertemu dengan Kiyai, kita dikenalkan Nabi Muhammad dan Alquran. Saat ini ada diduga orang yang memanfaatkan momen Pilpres ini untuk menjadikan Indonesia menjadi negara Islam. Dulu sudah ada sejarah kelam di tengah perkembangan umat Islam saat dasar negara Syariat Islam. Bila yang terpilih menjadi presiden bukan orang NU maka akan merugikan penganut paham Aswajah. Indonesia sudah menjadi negara Islami, jangan dikatakan bahwa di Indonesia susah menjalankan agama dengan adanya kriminalisasi agama. Pemerintah sudah mengatur jadwal ibadah. NU percaya diri sebab saat ini ada warga sarungan jadi Cawapres.
Dulu zaman penjajahan dan menumpas pemberontakan PKI, NU tampil didepan. Jika ingin berjihad mari dirikan pesantren dan bimbing generasi kita menjadi santri yang baik. Kepada jamaah yang hadir agar jangan terkecoh dengan segala sesuatu yang keliatan Islami. Seharusnya Pilpres menjadi kegembiranaan bagi kita., Jangan terpengaruh medsos. Bila dicari kebaikan Jokowi, maka perlu berjilid-jilid buku untuk menjelaskannya," kata ketua Majelis Dzikir itu memaparkan sambutannya.
Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar dalam Tausiyahnya menyampaikan Pembahasan mengenai Bid’ah mestinya sudah kita selesaikan sejak berabad-abad yang lalu hingga kita lebih konsentrasi pada isu-isu yg baru dimana lebih bermanfaat bagi masyarakat. Namun nilai Bid'ah masih sensitif di tengah-tengah umat Islam saat ini.
Dalam waktu dekat bangsa Indonesia akan dihadapkan dengan agenda pesta demokrasi Pemilu 2019 dan pertaruhan politik. Ada permasalahan yang harus dicermati, yaitu adanya Capres dan Cawapres yang Ahlussunah Waljamaah, Rajin Sholat.
Jelas Akidahnya dan didukung oleh Aswajah didukung oleh Kiyai dan cinta persatuan serta kesatuan. Sementara disisi lainnya ada Capres dan Cawapres yang didukung kelompok anti Aswajah (Wahabi) dan Partai yang selalu membid'ahkan kaum tertentu, anti Tahlilan dan tradisi NU lainnya dan tentunya membahayakan NU.
NU menghimbau kepada umat Islam agar memilih pemimpin negara yang dekat dengan para ulama dan Kiyai. Apabila yang menang nantinya adalah pemimpin Ahlussunah Waljamaah, maka lestarilah Ahlussunah Waljamaah tersebut, lestarilah Islam, lestarilah Haul, lestarilah selamatan dan Dzikir.
Jika capres yg diusung anti Tahlilan, Yasinan, makam wali songo dibuka, di akhirat ratapi nasibmu. Sekitar 2 tahun yang lalu ada kelompok anti merah putih, demo Pancasila kafir, kiyai sesat. ***