Afrika dan Amerika Selatan Berpotensi jadi Wilayah Pengembangan Sawit
https://www.riaupublik.com/2019/02/afrika-dan-amerika-selatan-berpotensi.html
Rabu, 6 Februari 2019
Keduanya merupakan habitat bagi setengah (54%) dari spesies mamalia yang terancam di dunia dan hampir dua pertiga (64%) dari spesies burung yang juga terancam. Jika kelapa sawit digantikan oleh tanaman penghasil minyak nabati lainnya, maka akan menimbulkan dampak terhadap ekosistem hutan tropis dan savana di Amerika Selatan.
Kepala Satgas Kelapa Sawit IUCN, Erik Meijaard, yang juga penulis utama studi tersebut menyatakan, bila melihat dampak kerusakan terhadap keanekaragaman hayati yang ditimbulkan oleh kelapa sawit dengan perspektif global, maka tidak ada solusi yang sederhana. Separuh dari populasi dunia menggunakan minyak kelapa sawit dalam bentuk makanan, dan jika kita melarang atau memboikot ini, minyak nabati lainnya – yang membutuhkan lahan lebih luas – akan menggantikan kelapa sawit.
“Kelapa sawit akan tetap dibutuhkan dan kita perlu segera mengambil langkah untuk memastikan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan, memastikan semua pihak – pemerintah, produsen, dan rantai pasok – menghargai komitmen mereka terhadap keberlanjutan,” katanya dalam keterangan resmi kepada InfoSAWIT, Senin (4/2/2019). ***
JAKARTA, RIAUPUBLIK.COM-- Sebuah studi yang dilakukan Satuan Tugas Kelapa Sawit International Union for Conservation of Nature (IUCN) mencatat, wilayah tropis di Afrika dan Amerika Selatan merupakan daerah potensial untuk penyebaran kelapa sawit.
Keduanya merupakan habitat bagi setengah (54%) dari spesies mamalia yang terancam di dunia dan hampir dua pertiga (64%) dari spesies burung yang juga terancam. Jika kelapa sawit digantikan oleh tanaman penghasil minyak nabati lainnya, maka akan menimbulkan dampak terhadap ekosistem hutan tropis dan savana di Amerika Selatan.
Kepala Satgas Kelapa Sawit IUCN, Erik Meijaard, yang juga penulis utama studi tersebut menyatakan, bila melihat dampak kerusakan terhadap keanekaragaman hayati yang ditimbulkan oleh kelapa sawit dengan perspektif global, maka tidak ada solusi yang sederhana. Separuh dari populasi dunia menggunakan minyak kelapa sawit dalam bentuk makanan, dan jika kita melarang atau memboikot ini, minyak nabati lainnya – yang membutuhkan lahan lebih luas – akan menggantikan kelapa sawit.
“Kelapa sawit akan tetap dibutuhkan dan kita perlu segera mengambil langkah untuk memastikan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan, memastikan semua pihak – pemerintah, produsen, dan rantai pasok – menghargai komitmen mereka terhadap keberlanjutan,” katanya dalam keterangan resmi kepada InfoSAWIT, Senin (4/2/2019). ***