Diduga Bodong, Warga Protes Kebun Sawit Pengusaha Asal Medan di Teluk Meranti
https://www.riaupublik.com/2019/01/diduga-bodong-warga-protes-kebun-sawit.html
Senin, 21 Januari 2019
TELUKMERANTI, RIAUPUBLIK.COM-- Puluhan warga Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Senin (21/1) membentangkan puluhan spanduk yang bernada protes terhadap ribuan hektar sawit milik pengusaha dari Sumatra Utara berinisial HL di Kelurahan Teluk Meranti. Dari puluhan spanduk tersebut bertulisan beberapa pernyataan di antaranya,
"Kapung Melayu punya, Kebun Milik Ali Baba, Tanah Melayu Digarong Cina Asal Medan, Usir HL dari Tanah Melayu, Diduga Bodong, Ribuan Hektar Kebun HL gelapkan pajak."
Dari pantuan awak media di lapangan, berkumpulnya puluhan warga Teluk Meranti dan Pulau Muda, karena mereka protes dengan penguasaan lahan lebih kurang 4.000 Ha oleh pengusaha asal Medan yang berinisial J.HL dan H.
Ceritanya bermula 6 tahun silam, HL menguasai tanah tersebut dengan oknum kepala desa sekitar 1.500 Ha.Namun setelah itu, diduga HL tidak saja menggarap tanah yang belinya, tetapi juga menggarap tanah yang lain seluas 2.500 Ha dengan cara ilegal dan menjualnya kepihak lain.
"Ini kampung dan tanah kami.Kok seenaknya pendatang mengaku mikiknya dan menjual kepada pihal lain?" ujar pendemo yang mintak disembunyikan identitasnya.
Tidak hanya itu, warga juga menduga ribuan kebun yang dibangun di sekitar kawasan wisata Bono tersebut ilegal karena tidak memiliki legalitas.
"Kami mencurigai kebun ini llegal dan diduga tidak membayar pajak kepada negara," terangnya.
Oleh karena itu, pihak pendemo meminta, aparat penegak hukum mengusut pemilik kebun yang berkantor di Kompleks Damai Panggeng Pekanbaru. ***
"Kapung Melayu punya, Kebun Milik Ali Baba, Tanah Melayu Digarong Cina Asal Medan, Usir HL dari Tanah Melayu, Diduga Bodong, Ribuan Hektar Kebun HL gelapkan pajak."
Dari pantuan awak media di lapangan, berkumpulnya puluhan warga Teluk Meranti dan Pulau Muda, karena mereka protes dengan penguasaan lahan lebih kurang 4.000 Ha oleh pengusaha asal Medan yang berinisial J.HL dan H.
Ceritanya bermula 6 tahun silam, HL menguasai tanah tersebut dengan oknum kepala desa sekitar 1.500 Ha.Namun setelah itu, diduga HL tidak saja menggarap tanah yang belinya, tetapi juga menggarap tanah yang lain seluas 2.500 Ha dengan cara ilegal dan menjualnya kepihak lain.
"Ini kampung dan tanah kami.Kok seenaknya pendatang mengaku mikiknya dan menjual kepada pihal lain?" ujar pendemo yang mintak disembunyikan identitasnya.
Tidak hanya itu, warga juga menduga ribuan kebun yang dibangun di sekitar kawasan wisata Bono tersebut ilegal karena tidak memiliki legalitas.
"Kami mencurigai kebun ini llegal dan diduga tidak membayar pajak kepada negara," terangnya.
Oleh karena itu, pihak pendemo meminta, aparat penegak hukum mengusut pemilik kebun yang berkantor di Kompleks Damai Panggeng Pekanbaru. ***