Menyoal Intimidasi Dakwah Ustaz Abdul Somad, Begini Tanggapan Gubernur Riau
https://www.riaupublik.com/2018/11/menyoal-intimidasi-dakwah-ustaz-abdul.html
Selasa, 04/ 09/ 2018
PEKANBARU, RIAUPUBLIK.COM-- Intimidasi yang berujung kepada pembatalan jadwal dakwah Ustaz Abdul Somad di Pulau Jawa, mendapat perhatian sejumlah pihak. Tak terkecuali Gubernur Arsyadjuliandi Rachman.
Menurut orang nomor satu di Provinsi Riau itu, Ustaz Abdul Somad merupakan ulama yang sudah menjadi milik seluruh umat. Sehingga setiap kegiatan dakwahnya harus mendapat dukungan umat tersebut.
Sebagai negara demokrasi kata pria yang akrab disapa Andi Rachman itu, tidak perlu ada intimidasi dalam setiap kegiatan sang Ustaz.
"Beliau itu milik umat. Tentunya, masyarakat harus bersama-sama mendukung menegakkan kehidupan yang berdemokrasi dan berkebhinekaan,"tegasnya.
Karena itu, Ia berharap masyarakat Riau dan Indonesia umumnya mendukung kegiatan dakwah Abdul Somad ini. "Kita sebagai masyarakat Riau ya tugas (penceramah) yang beliau lakukan tentu kita dukung," cakap pria yang akrab disapa Andi Rachman ini.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) akhirnya membatalkan rencana ceramah dalam tiga bulan ke depan di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Pembatalan ceramah di beberapa daerah tersebut terpaksa dilakukan karena merasa mendapat ancaman dan intimidasi.
Pembatalan ini dia sampaikan melalui akun media sosialnya, Instagram @ustadzabdulsomad dan Facebook Ustadz Abdul Somad, Ahad (2/9/2018) malam tadi.
Dalam pernyataannya, dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau itu menyampaikan bahwa sebelumnya terjadi beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan, dan lain-lain terhadap taushiyahnya di beberapa daerah.
Ustaz Abdul Somad menerangkan alasan pembatalan itu yaitu pihaknya tak ingin membuat panitia terbebani lantaran adanya penolakan dari berbagai pihak atas kunjugannya. Ia juga memperhatikan kondisi psikologis dari para jamaahnya.
"Beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan, dan lain-lain terhadap taushiyah di beberapa daerah seperti Grobogan, Kudus, Jepara, dan Semarang.
Beban panitia yang semakin berat.
Kondisi psikologis Jamaah dan saya sendiri.
Maka saya membatalkan beberapa janji di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta :
1. September di Malang, Solo, Boyolali, Jombang, Kediri.
2. Oktober di Yogyakarta.
3. Desember janji dengan Ustadz Zulfikar di daerah Jawa Timur.
"Mohon maaf atas keadaan ini, harap dimaklumi, dan mohon doakan selalu. Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh," kata Abdul Somad di akun media sosialnya.
Sebelumnya, rencana kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS) di Pondok Pesantren Alhusna Mayong, Jepara, Jawa Tengah menuai kontroversi. Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama menilai kedatangan pendakwah yang tenar melalui Youtube tersebut rawan ditunggangi oleh kelompok organisasi yang telah dibubarkan oleh pemerintah.
"Berkaitan dengan rencana kedatangan UAS di Pondok Pesantren Alhusna Mayong Kabupaten Jepara pada 1 September 2018, kami menilai bahwa UAS hanya dijadikan domplengan belaka oleh ormas yang telah dibubarkan pemerintah," kata Ketua PC GP Ansor Kabupaten Jepara, Syamsyul Anwar, dalam keterangan tertulis. (Adv)
PEKANBARU, RIAUPUBLIK.COM-- Intimidasi yang berujung kepada pembatalan jadwal dakwah Ustaz Abdul Somad di Pulau Jawa, mendapat perhatian sejumlah pihak. Tak terkecuali Gubernur Arsyadjuliandi Rachman.
Menurut orang nomor satu di Provinsi Riau itu, Ustaz Abdul Somad merupakan ulama yang sudah menjadi milik seluruh umat. Sehingga setiap kegiatan dakwahnya harus mendapat dukungan umat tersebut.
Sebagai negara demokrasi kata pria yang akrab disapa Andi Rachman itu, tidak perlu ada intimidasi dalam setiap kegiatan sang Ustaz.
"Beliau itu milik umat. Tentunya, masyarakat harus bersama-sama mendukung menegakkan kehidupan yang berdemokrasi dan berkebhinekaan,"tegasnya.
Karena itu, Ia berharap masyarakat Riau dan Indonesia umumnya mendukung kegiatan dakwah Abdul Somad ini. "Kita sebagai masyarakat Riau ya tugas (penceramah) yang beliau lakukan tentu kita dukung," cakap pria yang akrab disapa Andi Rachman ini.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) akhirnya membatalkan rencana ceramah dalam tiga bulan ke depan di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Pembatalan ceramah di beberapa daerah tersebut terpaksa dilakukan karena merasa mendapat ancaman dan intimidasi.
Pembatalan ini dia sampaikan melalui akun media sosialnya, Instagram @ustadzabdulsomad dan Facebook Ustadz Abdul Somad, Ahad (2/9/2018) malam tadi.
Dalam pernyataannya, dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau itu menyampaikan bahwa sebelumnya terjadi beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan, dan lain-lain terhadap taushiyahnya di beberapa daerah.
Ustaz Abdul Somad menerangkan alasan pembatalan itu yaitu pihaknya tak ingin membuat panitia terbebani lantaran adanya penolakan dari berbagai pihak atas kunjugannya. Ia juga memperhatikan kondisi psikologis dari para jamaahnya.
"Beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan, dan lain-lain terhadap taushiyah di beberapa daerah seperti Grobogan, Kudus, Jepara, dan Semarang.
Beban panitia yang semakin berat.
Kondisi psikologis Jamaah dan saya sendiri.
Maka saya membatalkan beberapa janji di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta :
1. September di Malang, Solo, Boyolali, Jombang, Kediri.
2. Oktober di Yogyakarta.
3. Desember janji dengan Ustadz Zulfikar di daerah Jawa Timur.
"Mohon maaf atas keadaan ini, harap dimaklumi, dan mohon doakan selalu. Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh," kata Abdul Somad di akun media sosialnya.
Sebelumnya, rencana kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS) di Pondok Pesantren Alhusna Mayong, Jepara, Jawa Tengah menuai kontroversi. Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama menilai kedatangan pendakwah yang tenar melalui Youtube tersebut rawan ditunggangi oleh kelompok organisasi yang telah dibubarkan oleh pemerintah.
"Berkaitan dengan rencana kedatangan UAS di Pondok Pesantren Alhusna Mayong Kabupaten Jepara pada 1 September 2018, kami menilai bahwa UAS hanya dijadikan domplengan belaka oleh ormas yang telah dibubarkan pemerintah," kata Ketua PC GP Ansor Kabupaten Jepara, Syamsyul Anwar, dalam keterangan tertulis. (Adv)