Mau Madu Asli, Ayo Ke Stand Expo Aceh Timur
https://www.riaupublik.com/2018/08/mau-madu-asli-ayo-ke-stand-expo-aceh.html
Rabu, 08 Agustus 2018
Selama berada di Stand Aceh Timur, madu hutan lebah asli dijual dengan harga dibawah dari harga normal. Madunya dijamin asli dan mudah untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh, karena sudah diisi dalam botol dengan berbagai ukuran. Jika anda pulang sebelum ke Stand Aceh Timur, maka terasa belum lengkap anda mengunjungi pergelaran PKA di Banda Aceh.
Madu asli tersebut diambil oleh masyarakat dari sarang lebah yang berada diatas pohon raja yang berada dalam hutan alami di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) pedalaman Kabupaten Aceh Timur dan sekitarnya.
Beberapa pengunjung yang datang kesana sempat menguji keaslian madu. Diantara pengunjung mengaku madu yang disediakan di Stand Expo Aceh Timur bukan madu oplosan yang biasanya dibuat dari sari nenas yang dicampur gula jawa.
“Madunya asli dan saya beli satu botol dengan ukuran 300ml dan 1000ml, karena harganya terjangkau sekali,” kata Iskandar, salah seorang pengunjung asal Aceh Barat di Stand Expo Aceh Timur, Selasa (8/8/2018) malam.
Sementara itu, Bupati Aceh Timur, H. Hasballah HM.Thaib yang akrap disapa Rocky, ketika berkunjung ke Stand Expo Aceh Timur di Lapangan Blang Padang Banda Aceh, Senin (6/8/2018) menjelaskan, madu asli tersebut diambil dari sarang lebah diatas pohon raja.
“Biasanya sarang lebah dikawasan hutan pedalaman Aceh Timur ini berada diketinggian 50 hingga 70 meter. Artinya, untuk mendapatkan madu ini masyarakat kita butuh keberaniaan dan perjuangan besar dengan memanjat pohon besar dan tinggi,” kata Rocky.
Untuk menyediakan stok madu asli sebagai bentuk peningkatan ekonomi masyarakat, bupati mengaku pihaknya bersama lembaga penduli lingkungan sudah mulai melakukan budidaya madu dibeberapa lokasi, diantaranya di Lokop dan Bunin Kecamatan Serbajadi.
“Jika nanti hasilnya maksimal, maka pihaknya akan mengalokasi dana untuk peternak madu guna memperluaas titik budidaya madu ini, sehingga nantinya madu alam yang melimpah ini bisa dijual ke pasar yang lebih luas,” kata Rocky.
Menurut mantan gerilyawan GAM itu, madu asli ini awalnya dipanen secara lestari. Artinya, masyarakat ketika memanen hanya mengambil bagian yang tersedia madunya, tanpa mengganggu koloni lebah.
“Kemudian diproses sesuai standar pengolahan dengan mengikuti prosedur kesehatan dan bersih. Bahkan mulai dari pengambilan hingga selesai pengolahan mendapat pengawasan dari Forum Konservasi Leuser (FKL) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur melalui Dinas Koperasi, Perdagangan dan UKM Aceh Timur,” jelas bupati.
Nah, usaha budidaya madu tersebut sangat menjaga kelestarian hutan dan lingkungan. Tanpa hutan yang alami dan lestari, maka mustahil madu bisa didapatkan. “Oleh karenanya melalui budidaya madu alam ini maka otomatis akan terjaga kelestarian hutan yang begitu luas khususnya di Kabupaten Aceh Timur,” tutup Rocky (muzakir).
Selama berada di Stand Aceh Timur, madu hutan lebah asli dijual dengan harga dibawah dari harga normal. Madunya dijamin asli dan mudah untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh, karena sudah diisi dalam botol dengan berbagai ukuran. Jika anda pulang sebelum ke Stand Aceh Timur, maka terasa belum lengkap anda mengunjungi pergelaran PKA di Banda Aceh.
Madu asli tersebut diambil oleh masyarakat dari sarang lebah yang berada diatas pohon raja yang berada dalam hutan alami di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) pedalaman Kabupaten Aceh Timur dan sekitarnya.
Beberapa pengunjung yang datang kesana sempat menguji keaslian madu. Diantara pengunjung mengaku madu yang disediakan di Stand Expo Aceh Timur bukan madu oplosan yang biasanya dibuat dari sari nenas yang dicampur gula jawa.
“Madunya asli dan saya beli satu botol dengan ukuran 300ml dan 1000ml, karena harganya terjangkau sekali,” kata Iskandar, salah seorang pengunjung asal Aceh Barat di Stand Expo Aceh Timur, Selasa (8/8/2018) malam.
Sementara itu, Bupati Aceh Timur, H. Hasballah HM.Thaib yang akrap disapa Rocky, ketika berkunjung ke Stand Expo Aceh Timur di Lapangan Blang Padang Banda Aceh, Senin (6/8/2018) menjelaskan, madu asli tersebut diambil dari sarang lebah diatas pohon raja.
“Biasanya sarang lebah dikawasan hutan pedalaman Aceh Timur ini berada diketinggian 50 hingga 70 meter. Artinya, untuk mendapatkan madu ini masyarakat kita butuh keberaniaan dan perjuangan besar dengan memanjat pohon besar dan tinggi,” kata Rocky.
Untuk menyediakan stok madu asli sebagai bentuk peningkatan ekonomi masyarakat, bupati mengaku pihaknya bersama lembaga penduli lingkungan sudah mulai melakukan budidaya madu dibeberapa lokasi, diantaranya di Lokop dan Bunin Kecamatan Serbajadi.
“Jika nanti hasilnya maksimal, maka pihaknya akan mengalokasi dana untuk peternak madu guna memperluaas titik budidaya madu ini, sehingga nantinya madu alam yang melimpah ini bisa dijual ke pasar yang lebih luas,” kata Rocky.
Menurut mantan gerilyawan GAM itu, madu asli ini awalnya dipanen secara lestari. Artinya, masyarakat ketika memanen hanya mengambil bagian yang tersedia madunya, tanpa mengganggu koloni lebah.
“Kemudian diproses sesuai standar pengolahan dengan mengikuti prosedur kesehatan dan bersih. Bahkan mulai dari pengambilan hingga selesai pengolahan mendapat pengawasan dari Forum Konservasi Leuser (FKL) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur melalui Dinas Koperasi, Perdagangan dan UKM Aceh Timur,” jelas bupati.
Nah, usaha budidaya madu tersebut sangat menjaga kelestarian hutan dan lingkungan. Tanpa hutan yang alami dan lestari, maka mustahil madu bisa didapatkan. “Oleh karenanya melalui budidaya madu alam ini maka otomatis akan terjaga kelestarian hutan yang begitu luas khususnya di Kabupaten Aceh Timur,” tutup Rocky (muzakir).