Anjungan Aceh Timur Diajari Cara Menganyam Tikar
https://www.riaupublik.com/2018/08/anjungan-aceh-timur-diajari-cara.html
Selasa, 07 Afustus 2018
Menganyam tikar diatas tempat khusus yakni balee (balai) adat itu menyedot perhatian pengunjung dari berbagai kabupaten/kota saat mengunjungi Komplek Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke-VII Tahun 2018 di Tama Ratu Safiatuddin Banda Aceh, 5 – 15 Agustus 2018.
Beberapa pengunjung mengakui tidak semua anjungan memiliki warisan indatu tersebut, namun anjungan dari kabupaten dibawah kepemimpinan H. Hasballah HM.Thaib – Syahrul Bin Syama’un sebagai Bupati/Wakil Bupati Aceh Timur tersebut ikut memamerkan salah satu budaya yang masih kental dilakukan kalangan wanita Aceh di Kabupaten Aceh Timur.
“Inilah luar biasa, karena kerajinan menganyam tikar ini salah satu budaya masyarakat Aceh tempo dulu, tapi sekarang sudah mulai memudar. Alhamdulillah di Aceh Timur masih kental dan kita harap budaya menganyam tikar pandan ini terus dibina agar tidak punah ditelan masa,” kata Nursiah, salah satu pengunjung asal Kabupaten Bireun di Anjungan Aceh Timur, Selasa (7/8/2018).
Bupati Aceh Timur, H. Hasballah HM.Thaib, SH, bersama istri Ny. Hj. Fitriani D. Hasballah, SH, MH, ketika berkunjung ke Anjungan Aceh Timur sempat mengajari beberapa pengunjung, Senin (6/8/2018). Bahkan bupati didampingi Plt. Sekda Aceh Timur Drs. Zahri, M.AP, juga ikut memperkenalkan jenis pandan duri dengan berbagai ukuran yang digunakan untuk menganyam tikar anyaman.
Sementara itu, Plt. Sekda Aceh Timur Drs. Zahri, M.AP, melalui Kabag Isra Setdakab Aceh Timur, Mujiburrahman, SE, M.AP, Selasa (7/8/2018) menjelaskan, tikar anyaman ikut dipamerkan di anjungannya. “Ada beberapa pengrajin yang sengaja kita datangkan untuk mengajari pengunjung, karena belakangan dibeberapa tempat anyaman tikar pandan ini mulai pupus,” katanya.
Menganyam tikar hingga saat ini masih membudayakan dalam beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Timur. Bahkan TP PKK Aceh Timur kerap menggelar pelatihan dan penguatan terhadap pengrajin tikar anyaman pandan. “Sebagian pengunjung bahkan membeli tikar anyaman ini sebagai oleh-oleh saat berkunjung ke anjungan Aceh Timur. Ini sesuatu yang sangat luar biasa, bahkan siang malam anjungan kita tidak pernah sepi,” tutup Mujiburrahman. (Muzakir).
Menganyam tikar diatas tempat khusus yakni balee (balai) adat itu menyedot perhatian pengunjung dari berbagai kabupaten/kota saat mengunjungi Komplek Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke-VII Tahun 2018 di Tama Ratu Safiatuddin Banda Aceh, 5 – 15 Agustus 2018.
Beberapa pengunjung mengakui tidak semua anjungan memiliki warisan indatu tersebut, namun anjungan dari kabupaten dibawah kepemimpinan H. Hasballah HM.Thaib – Syahrul Bin Syama’un sebagai Bupati/Wakil Bupati Aceh Timur tersebut ikut memamerkan salah satu budaya yang masih kental dilakukan kalangan wanita Aceh di Kabupaten Aceh Timur.
“Inilah luar biasa, karena kerajinan menganyam tikar ini salah satu budaya masyarakat Aceh tempo dulu, tapi sekarang sudah mulai memudar. Alhamdulillah di Aceh Timur masih kental dan kita harap budaya menganyam tikar pandan ini terus dibina agar tidak punah ditelan masa,” kata Nursiah, salah satu pengunjung asal Kabupaten Bireun di Anjungan Aceh Timur, Selasa (7/8/2018).
Bupati Aceh Timur, H. Hasballah HM.Thaib, SH, bersama istri Ny. Hj. Fitriani D. Hasballah, SH, MH, ketika berkunjung ke Anjungan Aceh Timur sempat mengajari beberapa pengunjung, Senin (6/8/2018). Bahkan bupati didampingi Plt. Sekda Aceh Timur Drs. Zahri, M.AP, juga ikut memperkenalkan jenis pandan duri dengan berbagai ukuran yang digunakan untuk menganyam tikar anyaman.
Sementara itu, Plt. Sekda Aceh Timur Drs. Zahri, M.AP, melalui Kabag Isra Setdakab Aceh Timur, Mujiburrahman, SE, M.AP, Selasa (7/8/2018) menjelaskan, tikar anyaman ikut dipamerkan di anjungannya. “Ada beberapa pengrajin yang sengaja kita datangkan untuk mengajari pengunjung, karena belakangan dibeberapa tempat anyaman tikar pandan ini mulai pupus,” katanya.
Menganyam tikar hingga saat ini masih membudayakan dalam beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Timur. Bahkan TP PKK Aceh Timur kerap menggelar pelatihan dan penguatan terhadap pengrajin tikar anyaman pandan. “Sebagian pengunjung bahkan membeli tikar anyaman ini sebagai oleh-oleh saat berkunjung ke anjungan Aceh Timur. Ini sesuatu yang sangat luar biasa, bahkan siang malam anjungan kita tidak pernah sepi,” tutup Mujiburrahman. (Muzakir).