Lewat program bayi tabung, Siak sukses penuhi target pemerintah pusat.
https://www.riaupublik.com/2018/06/lewat-program-bayi-tabung-siak-sukses.html
Jumat, 08 Juni 2018
SIAK, RIAUPUBLIK.Com-- Kabupaten Siak pada tahun 2017 lalu menjadi satu-satunya kabupaten di Riau yang menenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dengan capaian upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab).
Hal tersebut dikemukakan Susilawati, Kadis Perikanan dan Peternakan Kabupaten Siak, pada acara Sosialisasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan oleh PT. Pertamina Wilayah I Sumatera Bagian Utara di Kantor Bupati Siak, Kamis (7/6/2018).
Lebih lanjut Susi menyampaikan, upaya tersebut tercatat melalui data base sistem pelaporan online Isikhnas (sistem informasi kesehatan hewan Nasional), tercatat realisasi Inseminasi Buatan (IB) sebesar 167,57 % dan kelahiran 2.350 ekor (125,66%). Sedangkang pada tahun 2018 hingga akhir Mei telah mencapai rata-rata 52%.
"Selain itu kami telah mampu mengaplikasikan teknologi trasfer embrio (bayi tabung) pada ternak sapi," sebut Susilswati di aula Raja Indra Pahlawan.
Ini juga, kata Susi, merupakan satu-satunya kabupaten yang telah berhasil mengaplikasikan dan melahirkan anak sapi unggul hasil Trasfer Embrio (TE), dan telah bersertifikat yang dikeluarkan Balai Embrio Trasnfer (BET) Cipelang.
"TE itu proses mengambil embrio dari uterus sapi donor yang telah diovulasi ganda. Kemudian proses dilanjukan dengan memindahkan embrio itu ke uterus sapi penerima dengan menggunakan metode dan peralatan tertentu," kata Susi.
Susi menjelaskan, Kabupaten Siak sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi besar di bidang peternakan saat ini memiliki 311 kelompok tani ternak yang terdiri dari 2.661 rumah tangga yang tersebar di 14 kecamatan. Pola pemeliharaan di masyarakat sebagian besar menggunakan pola integrasi sapi-sawit.
"Pola tersebut tidak hanya sekedar ternak hidup di perkebunan sawit saja, tapi ada dua aspek penting dari integrasi ini, yaitu adanya nilai tambah penghasilan bagi petani dan adanya efisiensi yaitu menekan biaya produksi baik untuk pengembangan ternak itu sendiri maupun kebun sawit atau tanaman yang ada," jelasnya.
Contohnya untuk mengurangi pembelian pupuk kimia dan tersedianya konsertat yang relatif murah untuk ternak berupa bungkil sawit dari pabrik kelapa sawit (PKS).
Dia mengatakan, Program kemitraan dan Bina lingkungan (PKBL) ini nantinya akan didampingi dengan program pemerintah yang saat ini sedang berjalan (Upsus Siwab).
"Upaya tersebut merupakan salah satu program yang dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk mengakselerasi percepatan target pemenuhan populasi sapi potong dalam negeri," imbuhnya.
Susi berharap program kemitraan dari Pertamina tersebut juga dapat dikembangkan pada sub sektor lainnya seperti perikanan dan hortikultura. ***
SIAK, RIAUPUBLIK.Com-- Kabupaten Siak pada tahun 2017 lalu menjadi satu-satunya kabupaten di Riau yang menenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dengan capaian upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab).
Hal tersebut dikemukakan Susilawati, Kadis Perikanan dan Peternakan Kabupaten Siak, pada acara Sosialisasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan oleh PT. Pertamina Wilayah I Sumatera Bagian Utara di Kantor Bupati Siak, Kamis (7/6/2018).
Lebih lanjut Susi menyampaikan, upaya tersebut tercatat melalui data base sistem pelaporan online Isikhnas (sistem informasi kesehatan hewan Nasional), tercatat realisasi Inseminasi Buatan (IB) sebesar 167,57 % dan kelahiran 2.350 ekor (125,66%). Sedangkang pada tahun 2018 hingga akhir Mei telah mencapai rata-rata 52%.
"Selain itu kami telah mampu mengaplikasikan teknologi trasfer embrio (bayi tabung) pada ternak sapi," sebut Susilswati di aula Raja Indra Pahlawan.
Ini juga, kata Susi, merupakan satu-satunya kabupaten yang telah berhasil mengaplikasikan dan melahirkan anak sapi unggul hasil Trasfer Embrio (TE), dan telah bersertifikat yang dikeluarkan Balai Embrio Trasnfer (BET) Cipelang.
"TE itu proses mengambil embrio dari uterus sapi donor yang telah diovulasi ganda. Kemudian proses dilanjukan dengan memindahkan embrio itu ke uterus sapi penerima dengan menggunakan metode dan peralatan tertentu," kata Susi.
Susi menjelaskan, Kabupaten Siak sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi besar di bidang peternakan saat ini memiliki 311 kelompok tani ternak yang terdiri dari 2.661 rumah tangga yang tersebar di 14 kecamatan. Pola pemeliharaan di masyarakat sebagian besar menggunakan pola integrasi sapi-sawit.
"Pola tersebut tidak hanya sekedar ternak hidup di perkebunan sawit saja, tapi ada dua aspek penting dari integrasi ini, yaitu adanya nilai tambah penghasilan bagi petani dan adanya efisiensi yaitu menekan biaya produksi baik untuk pengembangan ternak itu sendiri maupun kebun sawit atau tanaman yang ada," jelasnya.
Contohnya untuk mengurangi pembelian pupuk kimia dan tersedianya konsertat yang relatif murah untuk ternak berupa bungkil sawit dari pabrik kelapa sawit (PKS).
Dia mengatakan, Program kemitraan dan Bina lingkungan (PKBL) ini nantinya akan didampingi dengan program pemerintah yang saat ini sedang berjalan (Upsus Siwab).
"Upaya tersebut merupakan salah satu program yang dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk mengakselerasi percepatan target pemenuhan populasi sapi potong dalam negeri," imbuhnya.
Susi berharap program kemitraan dari Pertamina tersebut juga dapat dikembangkan pada sub sektor lainnya seperti perikanan dan hortikultura. ***