RSUD Dr. Zubir Mahmud Miliki Ruang Cuci Darah
https://www.riaupublik.com/2018/05/rsud-dr-zubir-mahmud-miliki-ruang-cuci.html
Minggu, 13 Mai 2018
“Alhamdulillah, rumah sakit kita sudah memiliki unit hemodialisis. Jika selama ini pasien Aceh Timur rutin melakukan cuci darah ke Aceh Utara atau Langsa, tapi mulai saat ini sudah dekat, karena sudah ada di rumah sakit kita sendiri,” kata Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul Bin Syama’un, usai Meresmikan Unit Hemodialisasi RSUD Dr. Zubir Mahmud Aceh Timur di Idi.
Sebuah kebanggaan atas suksesnya terbentuk unit hemodialisis disana, karena pasien gagal ginjal selama ini harus menempuh perjalanan antara 80 hingga 95 kilometer ke rumah sakit yang memiliki fasilitas tersebut di kabupaten lain untuk mendapatkan bantuan cuci darah setiap pekannya.
“Kita pahami bahwa pasien gagal ginjal kronik membutuhkan pengobatan yang berulang dengan melibatkan peralatan berteknologi tinggi serta tenaga kesehatan berkompeten. Dan itu semua saat ini sudah tersedia di RSUD Dr. Zubir Mahmud,” timpa Wabup.
Pun demikian, Syahrul berharap pelayanan disana harus lebih cepat, tepat, bermutu, professional dan dengan memperhatikan keselamatan pasien. “Manajemen rumah sakit kami harap dapat lebih mengontrol para medis disini, baik dokter umum, dokter spesialis, bidan dan perawat, sehingga pelayanan kesehatan lebih bermutu di rumah sakit yang dibangun dengan dana diatas Rp70 miliar itu,” ujar Syahrul, Wakil Bupati Aceh Timur.
Hadir juga dalam kesempatan itu Ketua Pernefri Korwil Sumut dan Aceh, Prof. dr. Harun Rasyid Lubis, Sp.PD, KGH, Dirut RSUD Dr. Zubir Mahmud dr. H. Edy Gunawan, MARS, sejumlah pejabat di RSUD Dr. Zubir Mahmud, beberapa dokter spesialias dari beberapa kabupaten/kota.
Usai memotong pita, Wakil Bupati Aceh Timur juga ikut meninjau proses cuci darah sejumlah pasien gagal ginjal yang sedang melakukan cuci darah di Ruang Hemodialisasi. “Untuk mencegah agar kita terhindar dari gagal ginjal, maka pola makan harus dijaga dan makanan harus sesuai dengan warisan nenek moyang kita dahulu. Satu hal lagi jangan mengkonsumsi obat tanpa resep dokter,” ujar Prof. dr. Harun Rasyid Lubis. (Muzakir)
“Alhamdulillah, rumah sakit kita sudah memiliki unit hemodialisis. Jika selama ini pasien Aceh Timur rutin melakukan cuci darah ke Aceh Utara atau Langsa, tapi mulai saat ini sudah dekat, karena sudah ada di rumah sakit kita sendiri,” kata Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul Bin Syama’un, usai Meresmikan Unit Hemodialisasi RSUD Dr. Zubir Mahmud Aceh Timur di Idi.
Sebuah kebanggaan atas suksesnya terbentuk unit hemodialisis disana, karena pasien gagal ginjal selama ini harus menempuh perjalanan antara 80 hingga 95 kilometer ke rumah sakit yang memiliki fasilitas tersebut di kabupaten lain untuk mendapatkan bantuan cuci darah setiap pekannya.
“Kita pahami bahwa pasien gagal ginjal kronik membutuhkan pengobatan yang berulang dengan melibatkan peralatan berteknologi tinggi serta tenaga kesehatan berkompeten. Dan itu semua saat ini sudah tersedia di RSUD Dr. Zubir Mahmud,” timpa Wabup.
Pun demikian, Syahrul berharap pelayanan disana harus lebih cepat, tepat, bermutu, professional dan dengan memperhatikan keselamatan pasien. “Manajemen rumah sakit kami harap dapat lebih mengontrol para medis disini, baik dokter umum, dokter spesialis, bidan dan perawat, sehingga pelayanan kesehatan lebih bermutu di rumah sakit yang dibangun dengan dana diatas Rp70 miliar itu,” ujar Syahrul, Wakil Bupati Aceh Timur.
Hadir juga dalam kesempatan itu Ketua Pernefri Korwil Sumut dan Aceh, Prof. dr. Harun Rasyid Lubis, Sp.PD, KGH, Dirut RSUD Dr. Zubir Mahmud dr. H. Edy Gunawan, MARS, sejumlah pejabat di RSUD Dr. Zubir Mahmud, beberapa dokter spesialias dari beberapa kabupaten/kota.
Usai memotong pita, Wakil Bupati Aceh Timur juga ikut meninjau proses cuci darah sejumlah pasien gagal ginjal yang sedang melakukan cuci darah di Ruang Hemodialisasi. “Untuk mencegah agar kita terhindar dari gagal ginjal, maka pola makan harus dijaga dan makanan harus sesuai dengan warisan nenek moyang kita dahulu. Satu hal lagi jangan mengkonsumsi obat tanpa resep dokter,” ujar Prof. dr. Harun Rasyid Lubis. (Muzakir)