Viral Pengeboran Minyak Di Aceh Meledak, Erwin Ketakutan Rumah Nya Berdekatan Pengeboran Minyak Fhala 1
https://www.riaupublik.com/2018/04/viral-pengeboran-minyak-di-aceh-meledak.html
Kamis, 26 April 2018
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Rabu pagi tadi (25/4/2018) menjelaskan kronologi kejadiannya dugaan sementara akibat percikan api pada saat seorang pekerja melakukan pengelasan pipa yang akan dimasukkan ke dalam sumur.
Korban terdampak dalam tahap pendataan. Korban material 3 unit rumah hangus terbakar.
Korban Jiwa
Hasil koordinasi BPBD dengan camat, korban meninggal dunia 10 orang, luka luka masih didata api belum padam tetapi hari Rabu ini BPBD dan Pertamina akan menerapkan teknologi khusus untuk memadamkan api dan camat mengatakan membutuhkan bantuan masa
Hasil koordinasi BPBD dengan camat, korban meninggal dunia 10 orang, luka luka masih didata api belum padam tetapi hari Rabu ini BPBD dan Pertamina akan menerapkan teknologi khusus untuk memadamkan api dan camat mengatakan membutuhkan bantuan masa
Pengungsi dalam tahap pendataan.
Upaya yang dilakukan, Kalaksa BPBD Aceh Timur beserta tim sudah berada di lokasi kebakaran sumur minyak guna memantau langsung kejadian tersebut.
Kondisi terakhir BPBD Aceh Timur masih melakukan pendataan di lapangan.
Viral nya pemberitaan Tambang Minyak di Aceh membuat Erwin ketakutan pasalnya jarak rumahnya sangat berdekatan dengan pengeboran Minyak Rumbai Bukit Fhala 1, kelurahan Rumbai Bukit, kecamatan Rumbai, Pekanbaru (Riau)
Erwin Menuturkan Pada RPc Rabu 25/04 di rumahnya, "persoalan kami dengan PT NYT pengeboran minyak Fhala 1 Rumbai Bukit, sangat menggangu keluarga kami, dari tingkat kebisingan dan air sumur yang kami gunakan sehari-hari menjadi keru, saya hanya meminta Pihak PT NYT untuk mengganti Rugi Tanah dan bangunan Terdapat 3 Kepala keluarga, agar kami mencari tempat yang aman dan nyaman untuk keluarga saya, namun hingga sampai saat ini, Pihak PT NYT tidak mau ambil pusing dengan kami, apa lagi saya membaca berita yang di aceh, saya dan kelurga di selimuti ketakutan, apakah menunggu seperti yang di aceh, baru diperhatikan pemerintah setempat, allah.... huakbar."Erwin Takbir. (r16)