Hasil Verifikasi KLHK RI: Secara Visual Warna Air Sumur Kecoklatan, Berbau, Sedikit Berminyak
https://www.riaupublik.com/2018/04/hasil-verifikasi-klhk-ri-secara-visual.html
Minggu, 22 April 2018
PEKANBARU, RIAUPUBLIK.Com--Keluarga Erwin nampaknya harus terus mendengarkan suara bising mesin, menghirup polusi udara, dan dampak , dari limbah B3 di lokasi eksplorasi minyak yang dilakukan PT Nothern Yamano Technology (NYT) Oil Resourch East Pamai, selama perusahaan ini beroperasi.
Warga juga sudah menyuarakan penghentian operasional PT NYT berkali-kali disuarakan warga sekitar. Hanya saja, tidak diindahkan oleh perusahaan tersebut.
Bahkan, tiga warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi perusahaan sudah menyurati Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru.
Untuk memberitahukan kepada perusahaan mereka keberatan, tapi sampai saat ini tidak juga ditanggapi perusahaan.
Erwin menyebutkan, dari pertama sosialisasi, sudah keberatan untuk rencana PT. NYT melakukan kegiatan eksplorasi di dekat rumahnya.
Masih dari data yang diterima lokasi rumah Erwin kurang lebih 100 M dari titik pengeboran.
Hanya 3 KK yang dekat dengan titik pengeboran, tapi 1 KK yaitu Bambang yang merupakan pamannya Erwin tidak berkeberatan karena di rekrut bekerja di PT. NYT sebagai tenaga satpam.
Semenjak kegiatan ekplorasi minyak PT. NYT dimulai, Erwin mengeluhkan suara bising, air yang tercemar dan berbau serta polusi asap.
Menanggapi dugaan sumur yang tercemar GM PT NYT Hadi mengatakan, impossible air bisa mengalir dari tempat yang rendah ke ttempat yang tinggi.
"Sumur pak Erwin posisinya lebih tinggi 1 meter dari tanah lokasi pemboran. Semua air pemboran dilakukan process treatment sampai menjadi bersih dan tidak mungkin bocor, karena sekeliling ditutupi terpal tebal (geomembrane). Kami sangat merasa dirugikan karena pemberitaan bohong tersebut. Tolong diberitan yang sebenarnya .Thanks,"ungkapnya melalui pesan WhatsApp pribadinya.
"Kan sudah saya sampaikan, tolong stop berita di online. kalau bapak paham dng media....thanks,"sambungnya.
Pernyataan Hadi ini bertolak belakang dengan hasil verifikasi Tim KLHK RI. Berdasarkan laporan verifikasi dugaan pencemaran sumur penduduk yang dilakukan PT NYT di Kelurahan Rumbai Bukit, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Dari data verifikasi yang diterima suara raya.com yang disampaikan Plh Direktur Pencemaran Air, KLHK RI Budi Kurniawan, yang mana saat tim turun pada tanggal 10 April 2018, Tim Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI sudah berkoordinasi dengan DLHK Provinsi Riau mengenai dugaan pencemaran sumur warga di Kelurahan Rumbai Bukit yang diduga akibat kegiatan eksplorasi minyak PT. NYT.
Ironisnya lagi, DLHK Provinsi tidak mendapat laporan warga sehingga tidak mempunyai informasi terkait kasus ini;
Masih dalam surat itu, Tim Ditjen. PPKL, KLHK bersama dengan perwakilan dari DLHK Provinsi Riau mengunjungi warga RT 03/ RW 01 Kelurahan Rumbai Bukit yang sumurnya tercemar diduga akibat kegiatan eksplorasi PT. NYT
Tim juga melakukan verifikasi lapangan ke lokasi dugaan sumur warga yang tercemar. Lokasi sumur warga yang tercemar, titik koordinat N: 0º36’32.1” E: 101º25’37.0”
Sumur dipergunakan untuk keperluan sehari – hari oleh keluarga Erwin dan Dedy.
Data ini juga menyebutkan, letak sumur kurang lebih 50 M dari titik pengeboran, kontur tanah berbukit dan lokasi pengeboran lebih tinggi dari sumur sehingga aliran air yang berasal dari atas langsung menuju sumur warga.
"Secara visual dilapangan dapat dilihat warna air sumur warga bewarna kecoklatan, berbau dan sedikit berminyak,"begitu hasil verifikasi KLHK RI.
Untuk diketahui di lokasi kegiatan eksplorasi minyak PT. NYT terdapat 3 rumah yang berdekatan dengan lokasi pengeboran. Sebanyak 2 rumah jaraknya kurang lebih 100 M ke titik pengeboran dan 1 rumah lagi jaraknya kurang lebih 120 M dari titik pengeboran.
Sementara Erwin menuturkan, dari awal tidak pernah setuju adanya pengeboran migas yang berdekatan di rumahnya. Karena jarak rumah dari lokasi perusahaan tidak lebih dari 100 meter saja.
Untuk diketahui lokasi pengeboran minyak ini ternyata ada dua balita. Yang mana posisi rumah warga ada bersepadan dengan lokasi pengeboran minyak itu.
Nama Balita ini Bagas berusia 1 tahun. Bagas anak dari pasangan Erwin dan Melin. Kedua, balita bernama Elins berusia 1,5 tahun, anak dari pasangan Dedy dan Erna.
Masih Erwin, balitanya saat ini sangat gelisah, tidurnya tidak nyenyak karena sering mendengarkan suara mesin keras, bahkan terdengar juga pada malam hari.
"Entah darimana bisa jadi keruh air sumur ini. Pas di cek ke bawah sumur terlihat aliran air dari atas bukit tempat lokasi eksplorasi perusahaan menuju ke tanah yang tepat berada samping sumur," ungkapnya.(r16)
PEKANBARU, RIAUPUBLIK.Com--Keluarga Erwin nampaknya harus terus mendengarkan suara bising mesin, menghirup polusi udara, dan dampak , dari limbah B3 di lokasi eksplorasi minyak yang dilakukan PT Nothern Yamano Technology (NYT) Oil Resourch East Pamai, selama perusahaan ini beroperasi.
Warga juga sudah menyuarakan penghentian operasional PT NYT berkali-kali disuarakan warga sekitar. Hanya saja, tidak diindahkan oleh perusahaan tersebut.
Bahkan, tiga warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi perusahaan sudah menyurati Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru.
Untuk memberitahukan kepada perusahaan mereka keberatan, tapi sampai saat ini tidak juga ditanggapi perusahaan.
Erwin menyebutkan, dari pertama sosialisasi, sudah keberatan untuk rencana PT. NYT melakukan kegiatan eksplorasi di dekat rumahnya.
Masih dari data yang diterima lokasi rumah Erwin kurang lebih 100 M dari titik pengeboran.
Hanya 3 KK yang dekat dengan titik pengeboran, tapi 1 KK yaitu Bambang yang merupakan pamannya Erwin tidak berkeberatan karena di rekrut bekerja di PT. NYT sebagai tenaga satpam.
Semenjak kegiatan ekplorasi minyak PT. NYT dimulai, Erwin mengeluhkan suara bising, air yang tercemar dan berbau serta polusi asap.
Menanggapi dugaan sumur yang tercemar GM PT NYT Hadi mengatakan, impossible air bisa mengalir dari tempat yang rendah ke ttempat yang tinggi.
"Sumur pak Erwin posisinya lebih tinggi 1 meter dari tanah lokasi pemboran. Semua air pemboran dilakukan process treatment sampai menjadi bersih dan tidak mungkin bocor, karena sekeliling ditutupi terpal tebal (geomembrane). Kami sangat merasa dirugikan karena pemberitaan bohong tersebut. Tolong diberitan yang sebenarnya .Thanks,"ungkapnya melalui pesan WhatsApp pribadinya.
"Kan sudah saya sampaikan, tolong stop berita di online. kalau bapak paham dng media....thanks,"sambungnya.
Pernyataan Hadi ini bertolak belakang dengan hasil verifikasi Tim KLHK RI. Berdasarkan laporan verifikasi dugaan pencemaran sumur penduduk yang dilakukan PT NYT di Kelurahan Rumbai Bukit, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Dari data verifikasi yang diterima suara raya.com yang disampaikan Plh Direktur Pencemaran Air, KLHK RI Budi Kurniawan, yang mana saat tim turun pada tanggal 10 April 2018, Tim Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI sudah berkoordinasi dengan DLHK Provinsi Riau mengenai dugaan pencemaran sumur warga di Kelurahan Rumbai Bukit yang diduga akibat kegiatan eksplorasi minyak PT. NYT.
Ironisnya lagi, DLHK Provinsi tidak mendapat laporan warga sehingga tidak mempunyai informasi terkait kasus ini;
Masih dalam surat itu, Tim Ditjen. PPKL, KLHK bersama dengan perwakilan dari DLHK Provinsi Riau mengunjungi warga RT 03/ RW 01 Kelurahan Rumbai Bukit yang sumurnya tercemar diduga akibat kegiatan eksplorasi PT. NYT
Tim juga melakukan verifikasi lapangan ke lokasi dugaan sumur warga yang tercemar. Lokasi sumur warga yang tercemar, titik koordinat N: 0º36’32.1” E: 101º25’37.0”
Sumur dipergunakan untuk keperluan sehari – hari oleh keluarga Erwin dan Dedy.
Data ini juga menyebutkan, letak sumur kurang lebih 50 M dari titik pengeboran, kontur tanah berbukit dan lokasi pengeboran lebih tinggi dari sumur sehingga aliran air yang berasal dari atas langsung menuju sumur warga.
"Secara visual dilapangan dapat dilihat warna air sumur warga bewarna kecoklatan, berbau dan sedikit berminyak,"begitu hasil verifikasi KLHK RI.
Untuk diketahui di lokasi kegiatan eksplorasi minyak PT. NYT terdapat 3 rumah yang berdekatan dengan lokasi pengeboran. Sebanyak 2 rumah jaraknya kurang lebih 100 M ke titik pengeboran dan 1 rumah lagi jaraknya kurang lebih 120 M dari titik pengeboran.
Sementara Erwin menuturkan, dari awal tidak pernah setuju adanya pengeboran migas yang berdekatan di rumahnya. Karena jarak rumah dari lokasi perusahaan tidak lebih dari 100 meter saja.
Untuk diketahui lokasi pengeboran minyak ini ternyata ada dua balita. Yang mana posisi rumah warga ada bersepadan dengan lokasi pengeboran minyak itu.
Nama Balita ini Bagas berusia 1 tahun. Bagas anak dari pasangan Erwin dan Melin. Kedua, balita bernama Elins berusia 1,5 tahun, anak dari pasangan Dedy dan Erna.
Masih Erwin, balitanya saat ini sangat gelisah, tidurnya tidak nyenyak karena sering mendengarkan suara mesin keras, bahkan terdengar juga pada malam hari.
"Entah darimana bisa jadi keruh air sumur ini. Pas di cek ke bawah sumur terlihat aliran air dari atas bukit tempat lokasi eksplorasi perusahaan menuju ke tanah yang tepat berada samping sumur," ungkapnya.(r16)