Mantap, Tak Tepati Janji Politiknya Walikota Ini, Di Pasung Warganya Sendiri
https://www.riaupublik.com/2018/03/mantap-tak-tepati-janji-politiknya.html
Rabu, 07 Maret 2017
RIAPUBLIK.Com-- Di banyak
negara, politisi atau pelayan masyarakat yang tidak bekerja dengan benar
dihukum dengan cara tidak dipilih kembali.
Namun, di Bolivia ternyata ada sistem ‘pengadilan masyarakat’ untuk menghukum pejabat yang tidak becus kerjanya.
Seorang penduduk asli San Buenaventura, Daniel Salvador, mengatakan kepada Radio Fides bahwa Javier Delgado dihukum karena tidak memenuhi janjinya kepada masyarakat setempat.
Javier dianggap telah berbohong kepada mereka dan tidak membuat mereka jadi prioritasnya ketika masyarakat ingin bertemu dengannya.
Itulah yang dilakukan oleh penduduk di kota San Buenaventura, sebuah kota kecil di Bolivia utara.
Baru-baru ini mereka menggunakan hak konstitusional merkea untuk ‘pengadilan masyarakat’ dengan cara memasung Javier Delgado selama satu jam.
Wali Kota Javier Delgado dihukum pasung selama satu jam.
Tujuannya, agar ia tahu bahwa masyarakat tidak puas dengan kerja wali kota tersebut.
Dalam foto-foto terlihat salah satu kaki Javier Delgado terpasung di alat hukuman zaman pertengahan dengan dikelilingi masyarakat yang marah.
Foto-foto itu pun menyebar luas di media sosial di Amerika Selatan sejak akhir Februari lalu.
Dilaporkan, pada 25 Februari lalu Javier Delgado seharusnya meresmikan sebuah jembatan yang dibangun dengan dana negara dan kota praja.
Namun, setiba di lokasi ia jadi kaget ketika kerumunan masyarakat yang telah menunggunya bukan untuk acara peresmian tetapi untuk memberinya pelajaran.
Bahkan tanpa memberi penjelasan mengapa ia dihukum, masyarakat langsung menangkap Javier Delgado dan memasung sebelah kakinya di alat pasung dari kayu.
Mereka bahkan tidak memberiku kesempatkan untuk tahu mengapa mereka langsung menghukum, tetapi aku tidak melawan karena menyadari hal itu beresiko perpecahan berlanjut,” kata Javier Delgado kepada situs La Razon.
Ia menambahkan, akhirnya mereka memberi kesempatan dirinya untuk menjelaskan dan kemudian meminta maaf.
Javier Delgado dihukum pasung oleh masyarakat.
Ternyata masyarakat melihat bahwa mereka telah dimanipulasi dan mendapat informasi yang salah.
Menurut Delgado, lawan politiknya dan pebisnis setempat mencoba untuk merusak pekerjaan yang telah ia lakukan lebih dari dua tahun dalam melayani masyarakat.
Ia mengklaim orang-orang tersebut menguasai transportasi sungai dan perusahaan penebang kayu yang terpengaruh oleh beberapa kebijakannya.
Lebih buruk lagi, kasus ini sebenarnya adalah yang ketiga kalinya dialami oleh wali kota Javier Delgado merasakan pengadilan masyarakat dalam masa 2,5 tahun pemerintahannya.
Yang pertama, ia ditempatkan di gudang selama beberapa bulan begitu mulai bertugas.
Yang kedua, para anggota kota praja menguasai kantornya dan memaksa ia pergi selama dua bulan penuh.
Khawatir akan keselamatannya, ia pergi ke sebuah kota tetangga, hingga sebuah komisi warga asli yang berwenang mengakhiri konflik tersebut.
“Aku adalah satu-satunya dari sedikit orang di seluruh negeri yang mengalami hukuman tradisional ini,” keluh Javier Delgado menutup pembicaraan.
Namun, di Bolivia ternyata ada sistem ‘pengadilan masyarakat’ untuk menghukum pejabat yang tidak becus kerjanya.
Seorang penduduk asli San Buenaventura, Daniel Salvador, mengatakan kepada Radio Fides bahwa Javier Delgado dihukum karena tidak memenuhi janjinya kepada masyarakat setempat.
Javier dianggap telah berbohong kepada mereka dan tidak membuat mereka jadi prioritasnya ketika masyarakat ingin bertemu dengannya.
Itulah yang dilakukan oleh penduduk di kota San Buenaventura, sebuah kota kecil di Bolivia utara.
Baru-baru ini mereka menggunakan hak konstitusional merkea untuk ‘pengadilan masyarakat’ dengan cara memasung Javier Delgado selama satu jam.
Wali Kota Javier Delgado dihukum pasung selama satu jam.
Tujuannya, agar ia tahu bahwa masyarakat tidak puas dengan kerja wali kota tersebut.
Dalam foto-foto terlihat salah satu kaki Javier Delgado terpasung di alat hukuman zaman pertengahan dengan dikelilingi masyarakat yang marah.
Foto-foto itu pun menyebar luas di media sosial di Amerika Selatan sejak akhir Februari lalu.
Dilaporkan, pada 25 Februari lalu Javier Delgado seharusnya meresmikan sebuah jembatan yang dibangun dengan dana negara dan kota praja.
Namun, setiba di lokasi ia jadi kaget ketika kerumunan masyarakat yang telah menunggunya bukan untuk acara peresmian tetapi untuk memberinya pelajaran.
Bahkan tanpa memberi penjelasan mengapa ia dihukum, masyarakat langsung menangkap Javier Delgado dan memasung sebelah kakinya di alat pasung dari kayu.
Mereka bahkan tidak memberiku kesempatkan untuk tahu mengapa mereka langsung menghukum, tetapi aku tidak melawan karena menyadari hal itu beresiko perpecahan berlanjut,” kata Javier Delgado kepada situs La Razon.
Ia menambahkan, akhirnya mereka memberi kesempatan dirinya untuk menjelaskan dan kemudian meminta maaf.
Javier Delgado dihukum pasung oleh masyarakat.
Ternyata masyarakat melihat bahwa mereka telah dimanipulasi dan mendapat informasi yang salah.
Menurut Delgado, lawan politiknya dan pebisnis setempat mencoba untuk merusak pekerjaan yang telah ia lakukan lebih dari dua tahun dalam melayani masyarakat.
Ia mengklaim orang-orang tersebut menguasai transportasi sungai dan perusahaan penebang kayu yang terpengaruh oleh beberapa kebijakannya.
Lebih buruk lagi, kasus ini sebenarnya adalah yang ketiga kalinya dialami oleh wali kota Javier Delgado merasakan pengadilan masyarakat dalam masa 2,5 tahun pemerintahannya.
Yang pertama, ia ditempatkan di gudang selama beberapa bulan begitu mulai bertugas.
Yang kedua, para anggota kota praja menguasai kantornya dan memaksa ia pergi selama dua bulan penuh.
Khawatir akan keselamatannya, ia pergi ke sebuah kota tetangga, hingga sebuah komisi warga asli yang berwenang mengakhiri konflik tersebut.
“Aku adalah satu-satunya dari sedikit orang di seluruh negeri yang mengalami hukuman tradisional ini,” keluh Javier Delgado menutup pembicaraan.
Intisarionline//Riaupublik