Cerdas..! #Gubri Zaman Now, Kunjungi TPA Begini Solusi Lukman Edi Sampah Menghasilkan Rp 150 Jt Hingga 250 Jt
https://www.riaupublik.com/2018/02/cerdas-gubri-zaman-now-kunjungi-tpa.html
Senin, 12 Februari 2018
PEKANBARU, RIAUPUBLIK.Com-- Antrean truk pengangkut sampah merupakan rezeki bagi para
pemulung, di TPA Muara Fajar, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru.
Bau busuk sampah buat mereka adalah teman. Mereka bergantung sampah yang datang dari arah Kota Pekanbaru. Provinsi Riau.
Hampir setiap harinya para pemulung sampah ini bergulat diantara kerumunan lalat dan belatung demi sesuap nasi.
Ini terlihat ketika Anggota DPRI Lukman Edy bersama Ketua Fraksi PKB DPRD Riau Abdul Wahid, Ketua Tim Relawan AKU LE Eddy Akhmad RM, Sabtu (10/2/2018), melihat secara langsung pemulung yang sedang berada di lokasi itu.
Pengakuan Suhendra (35), pria asal Sumatera Utara ini hijrah dari kampungnya demi kehidupan lebih baik. Niat hati mengubah hidup, dia bekerja keras sebagai pemulung di TPA Muara Fajar ini.
Berbekal karung plastik yang telah dimodifikasi untuk dapat menampung sampah lebih banyak, Suhendra berjuang di antara tumpukan sampah.
"Kerja seperti ini menjadi biasa jika sudah belasan tahun. Yang kami lakukan pekerjaan halal. Nggak apa-Yang penting dapur di kontrakan tetap berasap," jelasnya.
Dikatakan Suhendra menjadi pemulung itu tidak gampang. Setiap harinya ia harus bersaing dengan ratusan pemulung lainnya.
"Saya tidak kenal dengan Lukman Edy. Tapi, harapan saya semoga pak Lukman Edy bantu kami. Kalau sudah jadi Gubernur Riau jangan lupa kami. Kami hanya butuh makan dan dukungan saja," harapnya.
Disisi lain Lukman Edy sendiri mengatakan di kota-kota besar maupun di pedesaan di seluruh Indonesia, sampah kerap menjadi masalah.
Menurut dia, memang tidak ada yang menyangka bahwa sampah dapat menjadi sebuah peluang bisnis menguntungkan.
Tidak hanya menghasilkan keuntungan berupa materi, bisnis pengolahan sampah juga bermanfaat untuk pelestarian lingkungan.
Bagi dia, potensi bisnis menguntungkan dari sampah salah satunya adalah usaha pengolahan sampah plastik. Karena peningkatan sampah plastik yang semakin tak terkendali.
Sampah plastik tersebut contohnya adalah botol, gelas minuman atau botol oli dan sebagainya. Ada yang mengelola sampah plastik menjadi biji plastik dengan cara dicuci bersih, kemudian digiling dan dijadikan biji plastik.
Biji plastik tersebut akan dijadikan bahan baku untuk industri atau dijual ke perusahaan, baik dalam maupun luar negeri. Bahkan plastik bisa menjadi tas cantik dan bisa dijual.
Dikatakan, omzet dari bisnis pengolahan sampah menjadi biji plastik tergolonng besar, ada yang mampu menghasilkan Rp150 juta hingga Rp250 juta.
"Sampah bisa diolah menjadi barang berharga. Sentuhan tangan terampil bisa merubah sampah menjadi bernilai ekonomis. Ini kita bisa lakukan. Saya siap bantu kegiatan peningkatan ekonomi itu,"jelasnya.***
Bau busuk sampah buat mereka adalah teman. Mereka bergantung sampah yang datang dari arah Kota Pekanbaru. Provinsi Riau.
Hampir setiap harinya para pemulung sampah ini bergulat diantara kerumunan lalat dan belatung demi sesuap nasi.
Ini terlihat ketika Anggota DPRI Lukman Edy bersama Ketua Fraksi PKB DPRD Riau Abdul Wahid, Ketua Tim Relawan AKU LE Eddy Akhmad RM, Sabtu (10/2/2018), melihat secara langsung pemulung yang sedang berada di lokasi itu.
Pengakuan Suhendra (35), pria asal Sumatera Utara ini hijrah dari kampungnya demi kehidupan lebih baik. Niat hati mengubah hidup, dia bekerja keras sebagai pemulung di TPA Muara Fajar ini.
Berbekal karung plastik yang telah dimodifikasi untuk dapat menampung sampah lebih banyak, Suhendra berjuang di antara tumpukan sampah.
"Kerja seperti ini menjadi biasa jika sudah belasan tahun. Yang kami lakukan pekerjaan halal. Nggak apa-Yang penting dapur di kontrakan tetap berasap," jelasnya.
Dikatakan Suhendra menjadi pemulung itu tidak gampang. Setiap harinya ia harus bersaing dengan ratusan pemulung lainnya.
"Saya tidak kenal dengan Lukman Edy. Tapi, harapan saya semoga pak Lukman Edy bantu kami. Kalau sudah jadi Gubernur Riau jangan lupa kami. Kami hanya butuh makan dan dukungan saja," harapnya.
Disisi lain Lukman Edy sendiri mengatakan di kota-kota besar maupun di pedesaan di seluruh Indonesia, sampah kerap menjadi masalah.
Menurut dia, memang tidak ada yang menyangka bahwa sampah dapat menjadi sebuah peluang bisnis menguntungkan.
Tidak hanya menghasilkan keuntungan berupa materi, bisnis pengolahan sampah juga bermanfaat untuk pelestarian lingkungan.
Bagi dia, potensi bisnis menguntungkan dari sampah salah satunya adalah usaha pengolahan sampah plastik. Karena peningkatan sampah plastik yang semakin tak terkendali.
Sampah plastik tersebut contohnya adalah botol, gelas minuman atau botol oli dan sebagainya. Ada yang mengelola sampah plastik menjadi biji plastik dengan cara dicuci bersih, kemudian digiling dan dijadikan biji plastik.
Biji plastik tersebut akan dijadikan bahan baku untuk industri atau dijual ke perusahaan, baik dalam maupun luar negeri. Bahkan plastik bisa menjadi tas cantik dan bisa dijual.
Dikatakan, omzet dari bisnis pengolahan sampah menjadi biji plastik tergolonng besar, ada yang mampu menghasilkan Rp150 juta hingga Rp250 juta.
"Sampah bisa diolah menjadi barang berharga. Sentuhan tangan terampil bisa merubah sampah menjadi bernilai ekonomis. Ini kita bisa lakukan. Saya siap bantu kegiatan peningkatan ekonomi itu,"jelasnya.***