Mukernas FPII Yang Digelar Di Jakarta Bukan Agenda Kerja Pelaksana Harian, itu Hanya Rulling Party
https://www.riaupublik.com/2017/12/mukernas-fpii-yang-digelar-di-jakarta.html
JAKARTA, RIAUPUBLIK.Com-- Kisruhnya isu konflik
Internal di tubuh Forum Pers Independent Indonesia (FPII) telah menjadi muatan
politik sejumlah pengurus dan presidium FPII untuk menendang para pendiri
maupun perintis FPII. Hal itu dikatakan Mustofa Hadi Karya / Opan didepan awak
media ketika ditanyakan terkait Mukernas FPII yang digelar di D Hotel, Jakarta
tanggal 1 - 2 Desember 2017.
Dikatakannya, itu
bukan agenda kerja pelaksana harian setnas FPII. Karena FPII sendiri sedang
merancang Rapat Luar Biasa (RLB) untuk memfilter dan menjaring konsistensi para
kader FPII seluruh Indonesia.
"Kami bersama
para dewan pendiri FPII yang terdiri dari 28 orang yang tercantum di daftar
pendirian saat rapat ke tiga terbentuknya FPII, serta 7 orang pendiri yang
terdata di akte untuk meluruskan hal - hal krusial di internal FPII." ucap
Opan.
Dijelaskannya, Kubu
Kasihhati cs telah membentur aturan dan telah membawa FPII menjadi Forum
wartawan yang tak jelas. Sejatinya, awal berdirinya FPII, nama Kasihhati saya
dorong untuk duduk di presidium. Begitu juga dengan Edi Piliang dan Dean yang
kami tempatkan di presidium.
"Iyaaa..
Kasihhati diawal bukan bagian dari FPII, mengingat ia adalah orangtua kami dan
kami berikan kehormatan untuk duduk di presidium. Begitu juga dengan Edi
Piliang yang kami tunjuk sebagai Jubir Presidium, bukan jubir FPII. Hal yang
sama juga dengan Dean, ia saya pribadi yang berikan masuk di anggota dewan etik
presidium." jelas Opan.
Setnas FPII
menyayangkan konspirasi dan haus jabatan yang mereka kepal telah membawa Marwah
FPII menjadi hilang. Kesengajaan yang dilakukakannya dengan mencomot orang
orang yang tidak jelas duduk di kepengurusan FPII pusat sangat bertolak
belakang dengan kaidah Organisasi FPII.
Sejalan dengan itu,
sebagai pendiri FPII, Kaka Suminta, Bambang, Yudi Baskara, Bonansa, Dipta
Wiryawan, Hefrijal, Jalu Pamone, Tri Wulan Sari, Anie, Obor Panjaitan, dan
sejumlah para dewan pendiri FPII meminta kepada Setnas FPII dalam hal ini
Mustofa HK untuk segera agendakan rapat khusus dalam menyikapi sepak terjang
Kasihhati cs yang sudah keluar jalur konteks pergerakan FPII.
"Dalam dekat ini
kami akan gelar rapat khusus para dewan pendiri FPII, nanti kita liat hasilnya,
apakah FPII yang dilakukan Kasihhati cs itu masih bisa kita bina atau kita
buang mereka, semua kita rapatkan dan kita ambil keputusan yang tepat."
tegas Opan.
Terkait Mukernas FPII
yang digelar Kasihhati cs awal Desember ini, dipertegas oleh Opan, itu adalah
konsep yang bukan agenda kerja pengurus harian setnas FPII. Karena ada dugaan
kepentingan politik 2018 - 2019.
"Mukernas FPII
itu hanya euphorya dan rulling party saja. Tidak ada agenda Mukernas FPII di
Desember tahun 2017 ini." terang Opan
Ditambahkannya, mereka
memang bagian dari FPII, dan kami apresiasikan itu, tetapi bukan dengan
cara cara mengacak ngacak internal dan kekuatan FPII yg diawal memiliki
tingkat kesolidan 100%.
"Bahwa KAMI tak
pernah mundur untuk berjuang demi kepentingan umat Pers. Bahwa KAMI hadir untuk
generasi pers Indonesia untuk merebut kembali kemerdekaan Pers." ringkas
Opan.
Untuk itu, Opan
menghimbau FPII yang di gaungi lebih dari 430 media online maupun cetak
se Nasional akan maju bersama 17 organisasi pers yang tergabung di Majelis Pers
sebagai landasan kuat tonggak sejarah Pers Indonesia.
" FPII satu
bagian dari perjuangan Majelis Pers dan itu harus menjadi corong publik dan
payung bagi para organisasi pers, perusahaan pers dan umat pers." tutup
Opan.(rls/r16)