EKONOMI DAN INVESTASI, Menggali Potensi Investasi Disektor Pertanian

Advertorial, Kamis 20 Juli 2017 I  01:58:21 Wib
KAMPAR,RIAUPUBLIK.Com-- “KITA sudah mendengar nama Pak Azis, Pak Azis orangnya agamis. Kalau Bapak setuju, kami ingin membangun pabrik (percetakan) Al-Quran di Kampar. Kami butuh lahan sekitar 25 hektar,” kata warga Arab Saudi yang nampak serius mengutarakan keinginannya, Rabu pekan lalu kepada Bupati Kampar, Azis Zaenal.
Kemudian, Azis Zaenal membalasnya tak kalah serius. ”Jangankan 25 hektar, 100 hektar akan saya siapkan,” ujar lelaki 67 tahun ini semangat.
Wajah mantan Ketua Komisi C DPRD Riau ini sumringah begitu mendengar bahwa warga Arab tersebut berencana membangun pabrik Al-Quran terbesar kedua di dunia setelah Majma‘ Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif di Kota Madinah.
Tak hanya Al-Quran biasa, versi Braille untuk tuna netra pun akan dicetak di pabrik yang bakal menyedot investasi sekitar Rp1 triliun itu. ”Mereka sudah siapkan duit Rp25 miliar untuk pembelian lahan,” cerita Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Riau ini.
Tadinya, kata mantan Direktur Operasional di PT Wijaya Karya lntrade Jakarta ini, investor Arab Saudi itu datang ke Riau untuk berinvestasi di daerah lain. Namun, ia justru tertarik berinvestasi di Kabupaten Kampar. Salah satu alasannya adalah kondisi geografis, wilayah Kabupaten Kampar strategis, dekat kemana-mana.
Misalnya, dari Bandara Sultan Syarif Kasim ll Pekanbaru, hanya ditempuh 15-20 menit. Jika ingin mengirim logistik via kapal ke Pelabuhan Dumai, hanya butuh waktu tiga jam, persis jarak Karawang-Tanjung Priok. Jarak ini akan lebih pendek lagi jika jalan tol Pekanbarui – Dumai sudah rampung.
Agar rencana pembangunan lima tahun ke depan lebih terarah dan para investor juga lebih mudah datang, kata pemilik slogan ‘Kerja dan Kerja Kampar Maju’ ini sudah membagi kabupaten seluas 10.983  KM2 dengan penduduk 800 ribuan jiwa itu menjadi empat zona.
Empat zona tersebut antara lain: Pertama Kawasan Tapung Raya yang diproyeksi menjadi kawasan industri hilir berbahan baku kelapa sawit. Crude Palm Oil (CPO) yang selama ini langsung dikirim keluar, nanti akan diolah di Tapung Raya menjadi ragam turunan. Mulai dari mentega, minyak goreng dan produk lain, bakal dibikin di sini.
Zona kedua, Xlll Koto Kampar dan Serantau Kampar Kiri yang menjadi kawasan pariwisata dan industri pengalengan ikan. Sebab di sana ada objek wisata alam dan air terjun dan kawasan PLTA Koto Panjang yang setiap hari menghasilkan ratusan ton ikan. Letaknya yang berada di jalur lintas Sumatera Barat – Riau dan lintas Barat Sumatera membuat kawasan ini semakin menggiurkan.
Zona ketiga, Kecamatan Tambang, kawasan ini akan menjadi kawasan industri layaknya Kawasan Industri Makassar (KIMA). “Kontur tanah di Rimbo Panjang itu datar. Makanya di sana sangat cocok dibangun Kawasan lndustri Kampar (KIK). Kita sudah punya lahan di sana dan itu akan kita perluas lagi,”ayah empat anak ini merinci.
Bagi pendiri Virajaya Grup ini, industri adalah sektor yang mampu menyerap manpower secara massal. Multiplayer effect yang ditimbulkan oleh industri juga luar biasa. Para pelaku ekonomi baru akan bermunculan. Ini akan menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah.
Azis mencontohkan pada rencana pembangunan pabrik Al-Quran tadi. “Secara manpower kita sangat diuntungkan. Ribuan tenaga kerja akan terserap. Secara religi, kita bakal mendapat berkah dari Allah. Dan yang teramat penting lagi bahwa Kampar ‘Negeri Serambi Mekkah’, punya pabrik Al-Quran,” semangat Azis mengurai.
Sektor pertanian juga sudah harus berbasis teknologi. “Petani di Jawa saja sudah menghasilkan 12 ton gabah per hektar per tahun. Masa kita masih 1,7 ton? Dapat apa petani dengan hasil segitu? Boro-boro untung, balik modal saja enggak,” katanya. 
Di kawasan Siak Hulu, ada gas yang bisa disedot hingga 3 juta kaki kubik per hari. Kalau dijadikan bahan bakar pembangkit listrik, gas sebanyak ini akan bisa memutar mesin berkekuatan 12 Mega Watt (MW). “Saya sudah komunikasi dengan Kalila untuk pengelolaan gas ini,” katanya.
Sektor pertanian di Kabupaten Kampar Provinsi Riau terus berkembang dan saat ini telah menjadi satu daerah dengan hasil pertanian terbaik nasional, kata Kepala Dinas Pertanian Kampar Hendri Dunan.

Sebelumnya Dinas Pertanian Kampar bekerjasama dengan Kodim 0313 Kpr juga melakukan penanaman padi perdana varietas kartika 1-82 di Desa Petapahan, Kecamatan Tapung sebagai pengembangan lahan pertanian padi di daerah ini.
Ketika itu Kadis Pertanian Hendry Dunan hadir mewakili Bupati Kampar, kemudian juga ada Dandim 0313 Kpr , Camat Tapung, Rahmat.
"Sebelumnya pada tahun 2015 kami juga telah berhasil melakukan panen di Desa Simpang Kubu, Kecamatan Kampar. Keberhasilan ini juga adanya peran serta KODIM 0313 Kpr yang didukung dinas pertanian. Waktu itu kami berhasil meningkatkan posisi Kampar menjadi urutan ke 40 dari 500 kabupaten/kota se Indonesia atas keberhasilan bidang pertanian," kata Dunan.

Program Upaya Khusus peningkatan padi, jagung dan kedele yang dicanangkan Pemerintah Pusat kepada TNI untuk menjaga ketahanan pangan kata dia juga sangat didukung oleh Pemerintah Kabupaten Kampar.
TNI katanya meminta kepada dinas terkait, khususnya Dinas Pertanian untuk membantu Kodim dalam melaksanakan program, baik itu dalam bentuk penyuluhan dan lainnya yang bermuara pada kesuksesan program ini.
Di atas lahan seluas 70 hektar, demikian Dunan, ada beberapa petak sawah yang ditanami padi varietas 1-82 dan nantinya akan dioptimalkan menjadi 2 kali tanam dalam setahun.
Dengan peran serta TNI, lanjut dia, diharapkan dapat menjadi motivasi bagi petani maupun kelompok tani yang ada agar dapat meningkatkan produksi pertanian.
"Selama ini kita memang ada kegiatan dibidang pertanian namun dengan ditambahnya kebijakan pusat meningkatkan produksi pertanian dan dibantu peran serta tni maka dinas pertanian semakin terbantu, karena selama ini sulit mencari motor penggerak di lapangan padahal penggerak ditingkat bawah itu yang sangat sulit," kata Dunan.
Selain itu, kata dia, pihaknya mengapresiasi wilayah pertanian yang ada di Desa Petapahan karena notabene wilayah Tapung sangat familiar dengan kawasan perkebunan sawit.
"Ini sangat luarbiasa sawah yang ada di kawasan perkebunan sawit dan merupakan sesuatu yang luar biasa," kata Dunan.
Penanaman padi yang dilakukan secara baik dan benar menurut dia dapat menjadi usaha pertanian yang menggiurkan dengan penghasilan yang cukup tinggi.
Kata Dunan, itu didapat melalui analisa di lapangan dan berdasarkan hasil panen yang telah memberikan manfaat nyata bagi petani dimana konsumsi beras yang semakin meningkat sedangkan lahan pertanian yang semakin berkurang.
"Menanam padi dapat menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan dibanding sawit, dalam 2 kali panen setahun petani dapat mengantongi hasil 40 juta dari satu hektar lahan bahkan hasilnya lebih besar dari hasil sawit setahun," katanya.
Sementara itu Dandim 0313 KPR menilai keberhasilan peran TNI dalam meningkatkan produksi pertanian terbukti dengan diundangnya Dinas Pertanian Kampar untuk penanaman yang kedua kalinya.
"Biasanya Dandim yang diundang untuk melakukan penanaman namun sekarang justru kebalikanya. Dan itu adalah suatu tanda keberhasilan, hal ini adalah wujud keseriusan negara untuk melepaskan diri dari ketergantungan import beras dan untuk mengembalikan kemandirian swasembada pangan," katanya.
Saat ini, lanjut dia, kebutuhan beras semakin meningkat dan lahan pertanian semakin berkurang, jika tidak mau mengembangkan penanaman padi maka siapa lagi yang menanamnya.
Selanjutnya pihak TNI yang diberikan tugas untuk mengemban amanah negara dalam meningkatkan hasil pertanian kata dia, mengajak seluruh pihak untuk bersinergi menjadikan lahan-lahan pertanian yang ada agar lebih produktif.
"Saingan kita adalah negara yang berteknologi tinggi di bidang pertaniannya, maka dari itu kita harus serius karena menyangkut marwah bangsa. Kita tingkatkan bagaimana dalam satu tahun harus 2 kali tanam," kata Dandim
Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Riau menyatakan siap untuk menggali potensi poros maritim karena memiliki esensi positif dengan posisi daerah yang kental dengan wilayah pesisir. 

"Riau juga siap mengelola dan menyukseskan poros maritim seperti yang dicanangkan Pemerintah Pusat," kata Kepala BPMPD Riau, Irhas Irfan kepada pers lewat sambungan telepon, Minggu (12/4).

Irhas mengatakan, pihaknya siap untuk bersinergi dengan semangat Pemerintah Pusat dalam upaya menggali potensi sektor maritim. "Kami juga mengajak pihak-pihak terkait untuk memaksimalkan potensi tersebut. Termasuk pemerintah kabupaten dan kota di Riau diajak untuk mendukung penggalian potensi poros maritim," katanya.

Untuk diketahui, lanjut dia, Riau selama ini memiliki potensi yang besar di sektor maritim. Ini juga diharapkan dapat memanggil investor untuk berinvestasi di Riau.

Dengan inovasi itu, lanjut dia, Pemerintah Provinsi Riau juga mendukung rencana kerja sama antara investor dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kabupaten Kampar dalam mengelola hasil produksi ikan darat yang terkenal di Kampar.

"Investor yang masuk ke Kampar patut didukung. Karena  tentunya menguntungkan juga bagi Riau, terutama bagi Kampar," paparnya.

 

Ia mengatakan, selama ini hasil produksi ikan darat di Provinsi Riau, terutama di Kampar belum tersentuh optimal, sehingga butuh dukungan dalam pengelolaan dan pasar yang luas.

Menurut dia, dengan adanya investor untuk pengelolaan ikan itu sangat bagus. Hal tersebut tidak hanya berdampak pada kebaikan Kampar namun juga Provinsi Riau.

Dalam memaksimalkan hal tersebut, lanjut dia, BPMPD Riau siap berkorelasi dengan seluruh kabupaten/kota yang ingin mengembangkan sektor maritim dan menjadikan Kampar sebagai model dalam budidaya ikan.

"Dengan demikian, arahnya juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat secara merata," katanya.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar selama tiga tahun kepemimpinan Bupati Jefry Noer telah menjalankan berbagai program poros maritim, khususnya bidang perikanan.

Upaya itu dilakukan Jefry dengan meningkatkan produksi ikan dan kini Kampar telah mencapai swasembada ikan. Banyak pemenuhan kebutuhan ikan di Riau juga berasal dari daerah ini.
Pemerintah Provinsi Riau berencana mengalokasikan anggaran yang maksimal untuk memperbaiki jaringan irigasi persawahan di Kabupaten Kampar sebagai upaya percepatan swasembada pangan.

"Provinsi Riau tahun ini mendapatkan perbaikan jaringan irigasi dari Pemerintah Pusat. Sebagai daerah kabupaten dengan produksi pangan besar di Riau, Kampar menjadi perhatian khusus dalam perbaikan irigasi untuk peningkatan produksi pangan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Riau Zailani Arifsyah kepada pers.

Ia mengatakan, saat ini ada 10 kabupaten yang akan dibantu perbaikan jaringan irigasinya, Diantara sepuluh daerah itu, Kampar yang selama ini diketahui sebagai daerah produksi pangan terbesar di Riau.

Menurut Zailani, untuk di Provinsi Riau tahun ini program perbaikan jaringan irigasi itu untuk 10 ribu hektar sawah yang tersebar di sepuluh kabupaten kecuali dua kota yakni Pekanbaru dan Dumai.

"Kami sudah ke Kampar. Rencananya pekan ini kami ke Rokan Hilir untuk program jaringan irigasi ini sebagai langkah pemantauan di daerah," katanya.

Pengawasan dan pemantauan ke seluruh kabupaten, lanjutnya, juga bakal terus dilaksanakan. Sehingga program jaringan irigasi untuk 10 ribu hektar sawah di Riau dapat terlaksana. 

"Hal ini adalah upaya dalam mengejar target produksi beras Provinsi Riau tahun ini. Wujudnya untuk mendukung percepatan swasembada beras," katanya.

Program ketahanan pangan nasional dalam sejuta hektar sawah yang dicetak Pemerintah Pusat di tanah air pada 2015 ini, katanya, Riau tidak mendapat satu hektar pun karena permasalahan minimnya lahan, setelah dilakukan penilaian dan pantauan oleh pemerintah.

Namun demikian, lanjut dia, untuk swasembada pangan, Riau tetap menerima bantuan dari APBN. Salah satunya untuk meningkatkan produksi padi Riau tahun ini, dimanaa akan menerima 88 ribu hektar perbaikan jaringan irigasi.

"Sejuta hektar sawah setelah dipertimbangkan Kementerian Pertanian, Riau yang minim lahan produktif padi memang tidak menerima tahun ini. Tapi untuk jaringan irigasi tersier kita mendapat bantuan pada APBN murni dan perubahan 2015 ini," kata dia.

Ia mengatakan, irigasi tersebut diperuntukkan bagi program pencetakan sawah oleh Pemprov Riau. Sesuai jumlah 88 ribu hektar lahan produktif sawah di Riau, baik semi irigasi maupun non irigasi, termasuk sawah tadah hujan.

Jadi dengan bantuan irigasi ini, kata dia, diharapkan bisa meningkatkan produksi padi Riau menjadi 440 ribu ton pertahun dari sebelumnya 400 ribu ton.

Disinggung sebaran wilayah yang akan dibangun jaringan irigasi, Zailani mengaku sekarang masih disiapkan data validnya. Supaya proses swasembada pangan di Riau bisa tercapai sesuai target dan terlaksana guna mencapai target ketahanan pangan nasional.

Pemerintah Kabupaten Kampar sejauh ini juga telah menjalankan berbagai program pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Berbagai kegiatan itu dilaksanakan di kawasan percontohan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu.

Ragam program pelatihan dilakukan di kawasan P4S, khususnya untuk para petani lokal. Salah satu program unggulan yang dijalankan adalah Desa serta Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi. Program ini memanfaatkan lahan sempit seluar seribu hingga 1.500 meter persegi untuk menghasilkan uang yang berlimpah.

Di atas lahan seribu meter persegi itu, nantinya setiap rumah tangga dapat memelihara empat ekor sapi bila sapinya merupakan sapi Brahmana, namun bila yang dipelihara sapi Bali maka jumlahnya bisa enam ekor, dan untuk lahan seluas 1.500 meter persegi, maka akan bisa lebih banyak lagi.

Kemudian, dibangun pula lokasi untuk pemeliharaan ayam petelor dengan hasil lebih kurang 50 butir telor per hari. Selanjutnya juga ada kolam untuk perikanan. Sementara untuk tanaman, rumah tangga mandiri dapat menanam berbagai jenis sayuran yang menjadi kebutuhan pokok, mulai dari bawang, jamur, cabai, dan lainnya.

Selanjutnya dari sapi yang dipelihara tersebut, juga akan menghasilkan lebih kurang 40 liter urine per hari yang akan diolah menjadi biourine dimana harganya bisa mencapai Rp25 ribu per liter. Bio urine dapat digunakan untuk pupuk perkebunan berkualitas tinggi, begitu juga dengan kotoran padat yang dihasilkan sapi-sapi tersebut juga dapat menghasilkan biogas sebagai alternatif bahan bakar.

Bupati Kampar  mengatakan, melalui program ini masyarakat benar-benar akan sejahtera jika serius melaksanakannya. Karena hasilnya tidak main-main, bisa membuat masyarakat yang tadinya miskin menjadi jutawan dan tidak kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

"Mau masak tinggal beli garam, dan bumbu-bumbu saja. Mau bawang, cabai dan sayuran, tinggal dipanen di halaman rumah. Untuk masak, sudah ada biogas dan ikan yang dipelihara sendiri. Inilah yang dinamakan ketahanan pangan mandiri," katanya.

Pakar pertanian nasional Soemitro Arintadisastra mengatakan, Kampar adalah daerah yang telah sejak lama menerapkan program ketahanan pangan bahkan sebelum era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Menanam bawang dan cabai di tanah subur dekat lereng pegunungan adalah hal yang biasa, namun jika tanah gersang menghasilkan tanaman cabai dan bawang yang berkualitas ini adalah hal luar biasa yang nantinya menjadi model nasional dan inilah yang terjadi di Kampar, demikian Soemitro.

"Saya pernah berkunjung ke sejumlah daerah subur seperti Jawa Timur, Jawa Barat dan lainnya. Melihat hasil pertanian berlimpah. Namun saya lebih terkejut ternyata Kampar kebih dari itu semua," kata Soemitro.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar telah sejak lama menerapkan Program Lima Pilar Pembangunan yakni meningkatkan akhlak dan moral masyarakat, peningkatan ekonomi masyarakat, peningkatkan sumber daya manusia, peningkatan kesehatan dan peningkatan infrastruktur.

"Lima pilar pembangunan itu bermuara pada Program 3 Zero, bebas dari kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh. Pola dasar untuk menyukseskan program ini dilakukan dari berbagai sektor termasuk pertanian, perikanan dan peternakan,"Sebutnya.

Pertanian
Pertanian

Statistik Pertanian yang disajikan dalam bab ini antara lain memuat informasi mengenai penggunaan tanah, pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan

Penggunaan Tanah
Penggunaan menjadi  tanah untuk bangunan dan halaman sekitarnya, tegal  kebun rumput, tambak, kolam sementara perkebunan, sawah dan lainnya.

Dari  1.128.928  Ha  luas  Kabupaten Kampar persentase terbesar digunakan untuk perkebunan yaitu sebesar 401.246 Ha (35.54 persen).  


Pertanian Tanaman Pangan

Penyajian tanaman pangan meliputi sawah, ladang, palawija, sayur-sayuran dan  buah-buahan.  Tahun  2013 luas  panen sawah 10.088 Ha dengan produksi sebesar 48.020,34 ton. Sedangkan untuk di ladang luas panen 5.228 Ha dengan18.396,34 ton. Luas panen padi sawah pada 2013 meningkat    dibandingkan tahun  2011. Dimana luas panen p di  sawah naik 8.14 persen. Produksi padi sawah pada 2013  meningkat dibandingkan 2011.  Dimana  produksi  padi meningkat 9.06 persen.                  
                  
Tiga kecamatan penghasil di Kabupaten  Kampar tahun 2013 Kecamatan Kampar  15.209,50  ton  (31,67 persen), kecamatan Tambang 5.557,37 mton (11,57 persen) dan kecamatan Bangkinang seberang 4.878,72 ton (10,16 persen).

Sedangkan luas panen palawija pada tahun 2013 ini terdapat jagung seluas  1.641 Ha, ubi kayu 850 Ha, ubi jalar 245 Ha, kacang tanah  540  Ha,  kedelai  369  Ha  dan  kacang hijau 232 Ha dengan jumlah produksi masing–masing 10.320,26  ton,  14.406,05  ton, 3.369,62 ton, 1.375,63 ton, 914,17 dan 475,77 ton seperti terlihat pada Tabel 5.2.2 dan 5.2.3.     



Related

kampar 7180913790452366700

Posting Komentar

emo-but-icon

Siak

Siak

Ik

Ik

Ikln

Ikln

LPPNRI RIAU

Dewan Redaksi RPC

publik MERANTI

Galery&Adv

Dewan Bengkalis

Newspelalawan

Komisi Pemberantasan Korupsi

Sum

Sum

PEMKAB SIAK

dewan bengkalis

Follow Us

Ikln

Ikln

Rohil

Rohil

Rohil

Rohil

DPRD Rohil

DPRD Rohil

Uc

Uc

Uc

Uc

uc

uc

UCP

UCP

UC

UC

Hot News

Recent

Comments

Side Ads

item