Panglima TNI : Kyai dan Ulama Ikut Berjuang Merebut Kemerdekaan Indonesia
https://www.riaupublik.com/2017/06/panglima-tni-kyai-dan-ulama-ikut.html
Selasa, 06 Juni 2017
JAWATIMUR, RIAUPUBLIK.Com-- Sejarah
mencatat bahwa Pondok Modern Darussalam Gontor telah melahirkan banyak Kyai, Ulama dan Cendikiawan
muslim yang ikut berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Demikian
dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam amanatnya yang
dibacakan oleh Kasum TNI Laksdya TNI Dr. Didit
Herdiawan, M.P.A., M.B.A., dihadapan 10.000 Santri Pondok Modern
Darussalam Gontor, Kabupaten Ponorogo, JawaTimur, Senin malam (5/6/2017).
Panglima TNI menyampaikan bahwa, sejarah telah mencatat
peristiwa “Resolusi Jihad” pada tanggal 22 Oktober 1945 yang menyatakan kewajiban
umat Islam dalam mempertahankan bangsa Indonesia dan hal ini bersentuhan
langsung dengan kedaulatan Republik Indonesia. “Resolusi jihad pernah
dikumandangkan oleh Rais Akbar Nahdatul Ulama (NU) K.H. Hasyim Asya'ri yaitu
jihad Fisabilillah yang berarti wajib hukumnya bagi rakyat membela negaranya,”
katanya.
Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan bahwa,
setelah resolusi jihad Fisabillilah dikumandangkan akhirnya para Kyai dan Santri
bersatu dengan Tentara Keamanan Rakyat dalam melakukan jihad melawan penjajah.
“Jadi tanpa Resolusi Jihad yang dikumandangkan oleh Rais Akbar NU K.H. Hasyim
Asya'ri maka tidak akan ada perlawanan yang heroik dan jika tidak ada
perlawanan heroik berarti tidak ada Hari Pahlawan tanggal 10 November,”
ungkapnya.
Diakhir sambutannya Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan
bahwa, Santri dan Ulama mempunyai peran yang sangat penting dalam merebut
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, bersama komponen bangsa lainnya,
sehingga Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat hingga saat ini.
“Rakyat, ulama, dan santri merupakan cikal bakal dan kekuatan hakiki
TNI yang sekaligus menjadi identitas atau jati diri TNI. Setelah
Indonesia merdeka laskar-laskar dari para ulama dan santri tersebut berhimpun
menjadi Tentara Keamanan Rakyat atau yang saat ini disebut Tentara Nasional
Indonesia,” ujar Panglima TNI.
“Menghadapi kondisi saat ini, TNI harus selalu dekat dengan rakyat
karena TNI merupakan Center of Gravity
atau pusat kekuatan dalam pembinaan dan
pemberdayaan bangsa untuk mempersatukan serta
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya.
Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, kegiatan tausyiah
semacam ini perlu sering dilakukan agar dapat memberikan wejangan, nasehat dan ilmu kepada warga masyarakat agar terhindar dari
kegiatan-kegiatan kriminal yang mengatasnamakan Islam. “Saya berharap melalui
acara seperti ini tentunya mampu memberikan semangat baru, meningkatkan
kualitas keimanan dan ketakwaan kita
kepada Allah SWT serta mengedepankan kedamaian di NKRI ,” pungkasnya.