Bocah 10 Tahun di Rohil Idap Kanker Otak, Orang Tua Enggan Bawa Anaknya ke Rumah Sakit
https://www.riaupublik.com/2017/06/bocah-10-tahun-di-rohil-idap-kanker.html
Selasa, 06/06/2017 - 10:37:21 WIB
RIMBAMELINTANG, RIAUPUBLIK.Com-- Penderita Kanker Otak asal Desa Seremban Jaya, Kecamatan Rimba Melintang, mendapat perhatian dari berbagai pihak termasuk pihak media serta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Rohil setelah foto si penderita Kanker Otak ini tampil di media sosial.
Penderita Kanker otak diketahui bernama Galang (10) anak dari pasangan Idris dan Upik. Galang diketahui menderita Kanker Otak pada 27 Januari lalu setelah menjalani pemeriksaan. Menyikapi hal tersebut, Ketua IDI Rohil, dr Suratmin SPA menghubungi Kepala Puskesmas Rimba Melintang untuk mengunjungi rumah penderita pada, Rabu 31 Mei 2017 lalu.
"Saat petugas medis Puskesmas menemui orang tua dan penderita di kediamanya, ternyata kedua orang sipenderita tidak bersedia merawat anaknya ke rumah sakit, melainkan lebih menginginkan pengobatan alternatif,” kata Suratmin menjelaskan.
Setelah mengetahui kondisi terkini anak tersebut pihak IDI mencoba membujuk orang tua Galang untuk melakukan perawatan di rumah Sakit. “Saya atas nama Ketua IDI sekaligus Ketua ICMI Rohil telah berkoordinasi dengan PKM Rimba Melintang dan memerintahkan dua orang dokter dan perawat dari Puskesmas Rimba Melintang untuk mengunjungi kediaman keluarga penderita Kanker Otak ini, yang langsung dipimpin oleh Kepala Puskesmas Rimba Melintang dr Riza Mayasari,” katanya.
Lebih jauh di jelaskan Suratmin, keluarga pasien tidak bersedia kalau pasien dirawat di rumah sakit dan keluarga lebih menginginkan pengobatan alternatif di Cikampak. Sekarang orang tua si anak sedang dibujuk lagi untuk mengubah keputusannya. Pada 2 Juni 2017 kembali pihak Puskesmas datang namun tak juga bisa mengambil keputusan dan yang ada saat itu hanya ibunya, sedangkan sang Ayah sedang mandah (Bermalam) di hutan.
Pihak Puskesmas dan IDI menjelaskan kepada orang tua Galang bahwa Seberapapun dana terkumpul, kalau pengobatan tidak tuntas dan tidak terkontrol akan habis. Jadi yang dibutuhkan sekarang ini persuasif ke keluarga, mereka setiap 15 hari sekali ke Cikampak, jelas uang akan habis.
“Habis di transport dan di penginapan, saya langsung nelpon ke ibunya. Kalau dibawa ke RSUD Bagan (RM Pratomo Bagansiapiapi, red), Insya Allah saya jamin bisa pakai BPJS,” tegas Suratmin.
Dalam postingan masyarakat dalam Facebook menuliskan bahwa, Galang Mulai menderita sakit biasa, awalnya orang tua Galang menyangka bahwa anaknya hanya sakit demam biasa ternyata tidak.
Selang beberapa Minggu dirawat di rumah kondisi Galang semakin memburuk sehingga ia harus dirujuk kerumah sakit umum Bagansiapiapi, selama di rumah sakit Galang mengalami koma, hampir 1 bulan.
Pihak keluarga begitu sedih melihat kondisi anaknya yang hanya bisa terbaring lemah dengan jarum infus yang banyak bersarang dibadannya selama dirawat dirumah sakit kondisi Galang tidak mengalami perubahan, karena kondisi keuangan keluarga yang mulai menipis akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk membawa Galang pulang kembali kerumahnya.
Hari demi hari kondisi kesehatan galang semakin memburuk tubuhnya semakin kurus, tulang-tulangnya kaku, bahkan punggung belakangnya sampai terluka karena terlalu lama berbaring dikasur.
Ia tak mampu lagi berbicara dan tersenyum yang bisa ia lakukan hanya terdiam dan meringik kesakitan. Galang yang malang akhirnya dibawa ke rumah sakit Pekanbaru untuk dioperasi, setelah di ronsen ternyata terdapat cairan di otaknya hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Galang menderita sakit kanker/saraf otak.
Setelah dioperasi dokter memasang selang dari belakang telinganya sampai ke anusnya untuk membuang cairan yang menutupi saraf otaknya. Kini di dada Galang terdapat selang kecil yang dipasang untuk seumur hidupnya. Kini Galang sudah dibawa pulang kerumahnya dan hidupnya sekarang tergantung pada obat yang harus dibeli orang tuanya serial 10 hari sekali dengan biaya Rp3 juta.
Penulis: jum.
RIMBAMELINTANG, RIAUPUBLIK.Com-- Penderita Kanker Otak asal Desa Seremban Jaya, Kecamatan Rimba Melintang, mendapat perhatian dari berbagai pihak termasuk pihak media serta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Rohil setelah foto si penderita Kanker Otak ini tampil di media sosial.
Penderita Kanker otak diketahui bernama Galang (10) anak dari pasangan Idris dan Upik. Galang diketahui menderita Kanker Otak pada 27 Januari lalu setelah menjalani pemeriksaan. Menyikapi hal tersebut, Ketua IDI Rohil, dr Suratmin SPA menghubungi Kepala Puskesmas Rimba Melintang untuk mengunjungi rumah penderita pada, Rabu 31 Mei 2017 lalu.
"Saat petugas medis Puskesmas menemui orang tua dan penderita di kediamanya, ternyata kedua orang sipenderita tidak bersedia merawat anaknya ke rumah sakit, melainkan lebih menginginkan pengobatan alternatif,” kata Suratmin menjelaskan.
Setelah mengetahui kondisi terkini anak tersebut pihak IDI mencoba membujuk orang tua Galang untuk melakukan perawatan di rumah Sakit. “Saya atas nama Ketua IDI sekaligus Ketua ICMI Rohil telah berkoordinasi dengan PKM Rimba Melintang dan memerintahkan dua orang dokter dan perawat dari Puskesmas Rimba Melintang untuk mengunjungi kediaman keluarga penderita Kanker Otak ini, yang langsung dipimpin oleh Kepala Puskesmas Rimba Melintang dr Riza Mayasari,” katanya.
Lebih jauh di jelaskan Suratmin, keluarga pasien tidak bersedia kalau pasien dirawat di rumah sakit dan keluarga lebih menginginkan pengobatan alternatif di Cikampak. Sekarang orang tua si anak sedang dibujuk lagi untuk mengubah keputusannya. Pada 2 Juni 2017 kembali pihak Puskesmas datang namun tak juga bisa mengambil keputusan dan yang ada saat itu hanya ibunya, sedangkan sang Ayah sedang mandah (Bermalam) di hutan.
Pihak Puskesmas dan IDI menjelaskan kepada orang tua Galang bahwa Seberapapun dana terkumpul, kalau pengobatan tidak tuntas dan tidak terkontrol akan habis. Jadi yang dibutuhkan sekarang ini persuasif ke keluarga, mereka setiap 15 hari sekali ke Cikampak, jelas uang akan habis.
“Habis di transport dan di penginapan, saya langsung nelpon ke ibunya. Kalau dibawa ke RSUD Bagan (RM Pratomo Bagansiapiapi, red), Insya Allah saya jamin bisa pakai BPJS,” tegas Suratmin.
Dalam postingan masyarakat dalam Facebook menuliskan bahwa, Galang Mulai menderita sakit biasa, awalnya orang tua Galang menyangka bahwa anaknya hanya sakit demam biasa ternyata tidak.
Selang beberapa Minggu dirawat di rumah kondisi Galang semakin memburuk sehingga ia harus dirujuk kerumah sakit umum Bagansiapiapi, selama di rumah sakit Galang mengalami koma, hampir 1 bulan.
Pihak keluarga begitu sedih melihat kondisi anaknya yang hanya bisa terbaring lemah dengan jarum infus yang banyak bersarang dibadannya selama dirawat dirumah sakit kondisi Galang tidak mengalami perubahan, karena kondisi keuangan keluarga yang mulai menipis akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk membawa Galang pulang kembali kerumahnya.
Hari demi hari kondisi kesehatan galang semakin memburuk tubuhnya semakin kurus, tulang-tulangnya kaku, bahkan punggung belakangnya sampai terluka karena terlalu lama berbaring dikasur.
Ia tak mampu lagi berbicara dan tersenyum yang bisa ia lakukan hanya terdiam dan meringik kesakitan. Galang yang malang akhirnya dibawa ke rumah sakit Pekanbaru untuk dioperasi, setelah di ronsen ternyata terdapat cairan di otaknya hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Galang menderita sakit kanker/saraf otak.
Setelah dioperasi dokter memasang selang dari belakang telinganya sampai ke anusnya untuk membuang cairan yang menutupi saraf otaknya. Kini di dada Galang terdapat selang kecil yang dipasang untuk seumur hidupnya. Kini Galang sudah dibawa pulang kerumahnya dan hidupnya sekarang tergantung pada obat yang harus dibeli orang tuanya serial 10 hari sekali dengan biaya Rp3 juta.
Penulis: jum.