Sidang Interpol, Susi Bahas Penyelundupan di Pencurian Ikan
https://www.riaupublik.com/2016/11/sidang-interpol-susi-bahas.html
DENPASAR, RIAUPUBLIK.Com-- Menteri Kelauta
n dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi pembicara kunci dalam Sidang Umum Interpol ke-85 di Bali, Rabu (9/11). Dia mengingatkan bahwa pencurian ikan atau illegal fishing kerap diikuti kejahatan lain seperti narkotik. Karena itu praktik pencurian ikan harus diwaspadai oleh Interpol.
"Dalam dua tahun kami analisis, investigasi, dan tindak, illegal fishinglebih dari sekadar pencurian ikan," kata Susi dalam konferensi pers. Dia mengatakan hal tersebut sudah disampaikan kepada ribuan delegasi sidang Interpol.
Kepada para delegasi, Susi menceritakan, dirinya telah mengungkap pencurian ikan yang melibatkan uang yang sangat besar. Seringkali kegiatan ini juga disertai penyelundupan barang terlarang.
"Tidak hanya perikanan, tapi juga smuggling (penyelundupan) macam-macam: narkoba, miras, rokok dan sebagainya yang dibawa, diselundupkan antarnegara," kata Susi.
Penyelundupan ini berkembang seiring dengan keuntungan besar yang diperoleh pelaku pencurian ikan. Semakin besar uang yang mereka raup, semakin banyak barang-barang yang mereka selundupkan.
"Ini melibatkan banyak negara. Satu kapal krunya bisa dari berbagai negara," ujar Susi. Bahkan sebuah kapal menurutnya bisa membawa hingga 20 negara.
Susi juga mengungkapkan dirinya berbicara dengan otoritas China di sela Sidang Umum Interpol untuk membahas kerjasama dalam pemberantasan pencurian ikan.
"Mereka (pelaku) bukan mewakili negara, tapi mewakili kejahatan. Jadi kami akan kerjasama untuk memastikan kejahatan ini tidak boleh ada," ujarnya.
Dia mengatakan tanpa kerjasama dengan China "hampir mustahil untuk memerangi kejahatan di laut." Karena itu, diperlukan sinergi untuk menindak para pelaku bisnis haram.
Selain itu, Indonesia juga telah bekerjasama dalam bentuk joint communique dengan negara-negara tetangga seperti Timor Leste, Papua Nugini, Fuji dan Vietnam. Kerjasama dengan China diharapkan bisa memperkuat keamanan laut di Indonesia.
"Kami juga tadi mengeluh, karena banyak (pelaku) bandel-bandel, yang besar dari negeri Tiongkok. Tapi sekali lagi, itu bukan mewakili negara," kata Susi.
Editor: Darsin Brs
Sbr: cnn
"Dalam dua tahun kami analisis, investigasi, dan tindak, illegal fishinglebih dari sekadar pencurian ikan," kata Susi dalam konferensi pers. Dia mengatakan hal tersebut sudah disampaikan kepada ribuan delegasi sidang Interpol.
Kepada para delegasi, Susi menceritakan, dirinya telah mengungkap pencurian ikan yang melibatkan uang yang sangat besar. Seringkali kegiatan ini juga disertai penyelundupan barang terlarang.
"Tidak hanya perikanan, tapi juga smuggling (penyelundupan) macam-macam: narkoba, miras, rokok dan sebagainya yang dibawa, diselundupkan antarnegara," kata Susi.
Penyelundupan ini berkembang seiring dengan keuntungan besar yang diperoleh pelaku pencurian ikan. Semakin besar uang yang mereka raup, semakin banyak barang-barang yang mereka selundupkan.
"Ini melibatkan banyak negara. Satu kapal krunya bisa dari berbagai negara," ujar Susi. Bahkan sebuah kapal menurutnya bisa membawa hingga 20 negara.
Susi juga mengungkapkan dirinya berbicara dengan otoritas China di sela Sidang Umum Interpol untuk membahas kerjasama dalam pemberantasan pencurian ikan.
"Mereka (pelaku) bukan mewakili negara, tapi mewakili kejahatan. Jadi kami akan kerjasama untuk memastikan kejahatan ini tidak boleh ada," ujarnya.
Dia mengatakan tanpa kerjasama dengan China "hampir mustahil untuk memerangi kejahatan di laut." Karena itu, diperlukan sinergi untuk menindak para pelaku bisnis haram.
Selain itu, Indonesia juga telah bekerjasama dalam bentuk joint communique dengan negara-negara tetangga seperti Timor Leste, Papua Nugini, Fuji dan Vietnam. Kerjasama dengan China diharapkan bisa memperkuat keamanan laut di Indonesia.
"Kami juga tadi mengeluh, karena banyak (pelaku) bandel-bandel, yang besar dari negeri Tiongkok. Tapi sekali lagi, itu bukan mewakili negara," kata Susi.
Editor: Darsin Brs
Sbr: cnn