Panglima TNI : Enam Perspektif Ancaman Bangsa Indonesia
https://www.riaupublik.com/2016/11/panglima-tni-enam-perspektif-ancaman.html
JAKARTA, RIAUPUBLIK.Com-- (Puspen
TNI. Rabu, 9 November 2016). Ada enam perspektif ancaman yang dihadapi bangsa
Indonesia di masa depan yaitu, menipisnya cadangan minyak dunia; meningkatnya
jumlah penduduk dunia; berkurangnya sumber pangan, air dan energi; masalah
terorisme; meningkatnya penyalahgunaan narkoba; dan persaingan ekonomi
global yang ketat. Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
saat menjadi salah satu narasumber di stasiun televisi swasta, bertempat di
Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, selasa malam (8/11/2016).
Menurut Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo, apabila perspektif ancaman bangsa Indonesia dimasa depan tidak
dikelola dengan baik, maka bangsa Indonesia bisa bernasib sama seperti beberapa
negara Arab Spring yang mengalami konflik atau perang saudara.
Lebih lanjut Panglima TNI
menyampaikan bahwa, Indonesia saat ini ibarat gadis seksi yang menjadi rebutan
negara lain, karena kaya akan sumber daya alam yang menjadi salah satu negara equator
di dunia, dimana pertumbuhan vegetasinya tidak pernah habis. “Indonesia
sebagai negara equator yang sangat kaya akan sumber daya alam adalah warning
yang patut menjadi kekhawatiran bangsa Indonesia dimasa yang akan
datang,” ujarnya.
“Kekayaan sumber daya alam di
Indonesia pernah disampaikan oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno bahwa,
suatu saat nanti negara lain akan iri dengan kekayaan sumber daya alam
Indonesia, dan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo saat baru dilantik menyampaikan
hal yang sama bahwa, kaya akan sumber daya alam bisa menjadi petaka,” imbuh
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima
TNI menyampaikan bahwa beberapa negara Arab Spring seperti Irak, Libya,
Suriah saat ini mengalami konflik akibat perang saudara yang dipicu oleh
permasalahan dalam negerinya, seperti agama dan terorisme. Permasalahan
dalam negeri mereka dijadikan sebagai alasan untuk masuknya negara lain ikut
campur urusan dalam negeri terkait kepentingan minyak.
Terkait aksi damai pada tanggal 4
November 2016 yang lalu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menuturkan
bahwa, apabila aksi damai tersebut tidak ditangani dengan baik dan bijaksana,
maka tidak menutup kemungkinan akan ditunggangi oleh kepentingan politik yang
mengakibatkan bangsa Indonesia mengalami kerugian.
Sehari sebelum aksi damai, Panglima
TNI bersama Kapolri telah memberikan pengarahan dan mengingatkan kepada para
Komandan Satuan TNI-Polri di Mabesad, bahwa ada skenario untuk membuat petugas
marah dan bertindak di luar kepatutan saat berhadapan langsung para demonstran.
Dalam kesempatan tersebut Panglima
TNI menyampaikan ucapan terimakasih dari Presiden RI Jokowi terkait pengamanan
aksi damai yang dilaksanakan TNI-Polri, sehingga dapat berjalan dengan tertib,
aman dan lancar.
“Presiden sebagai pemimpin
Indonesia menyampaikan rasa bangga kepada seluruh peserta aksi damai,
dimana para demonstran yang jumlahnya ratusan ribu, sangat patuh dan tertib
terhadap perintah para Ulama, Habib, Kyai yang mengawal aksi damai tersebut,”
pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Editor:Darsin Br