Mengapa hati memegang peran penting di dalam mengenal Allah? Ini Penjelasan Nya
https://www.riaupublik.com/2016/11/mengapa-hati-memegang-peran-penting-di.html
HAZANAH,
RIAUPUBLIK.Com-- Tetapi hati ini adalah alam ghaib yang tak dapat dilihat
oleh mata dan alat panca indra karena ia termasuk alam ghaib (bersifat rohani).
Tiap-tiap diri manusia memiliki hati sanubari, baik
manusia awam maupun manusia wali, begituja para nabi dan rasul.
Pada hati sanubari ini terdapat sifat-sifat jahat
(penyakit hati), seperti : hasad, dengki, loba, tamak, rakus, pemarah, bengis,
takbur, ria, ujub, sombong, dan lain-lain.
Tetapi bilamana ia bersungguh-sungguh di dalam tarekatnya
di bawah bimbingan mursyidnya, maka lambat laun hati yang kotor dan berpenyakit
tadi akan bertukar bentuknya dari rupa yang hitam gelap pekat menjadi bersih
putih dengan mengikuti kegiatan suluk atau khalwat secara kontinyu.
Manakala hati yang hitam tadi telah berubah menjadi putih
bersih, barulah ia memberikan sinar. Hati yang putih bersih bersinar itulah
yang dinamakan hati Rohani (Qalbu) atau disebut juga dengan diri yang
batin.
Seumpama kita bercermin di depan kaca, maka kita tidak
akan dapat melihat apa yang ada dibalik cermin selain muka kita, karena
terhalang oleh cat merah yang melekat disebaliknya.
Tetapi bila cat merah itu kita kikis habis, maka akan
tampaklah di sebaliknya bermacam-macam dan berlapis-lapis cermin hingga sampai
menembus ke alam Nur, alam Jabarut, alam Lahut, hingga alam Hadrat Hak Allah
Ta’ala.
Itulah sebabnya bila kita hanya baru
sebatas mengenal hati sanubari saja, maka yang kita lihat hanya diri kita saja,
sebab ditahan oleh cat merah tadi, yaitu sifat-sifat jahat seperti: takabbur,
ria, ujub, dengki, hasad, pemarah, loba, tamak, rakus, cinta dunia, dan
berbagai penyakit hati lainnya. Tetapi bila mana cat merah itu telah terkikis
habis, barulah ia akan menyaksikan alam yang lebih tinggi dan mengetahuilah ia
segala rahasia termasuk dirinya dan hakikatnya dan juga alam seluruhnya dan
akhirnya mengenallah ia akan Tuhannya.
Itulah sebabnya para wali-wali Allah
itu lahir dari para sufi yaitu orang-orang yang telah berhasil membersihkan
hatinya dengan bantuan mursyidnya pada zahir sedang pada hakikatnya dengan
qudrat dan iradat Allah Ta’ala. Di sinilah terletak wajibnya mengenal diri
untuk jalan mengenal Allah.
Editor:
Rol86