Panglima TNI : TNI dan Rakyat Berkarakter Gotong Royong Yang Tidak Dimiliki Bangsa Lain
https://www.riaupublik.com/2016/10/panglima-tni-tni-dan-rakyat-berkarakter.html
JAKARTA, RIAUPUBLIK.Com-- Bangsa
Indonesia bangga karena mewarisi Gen bangsa Patriot yang berjiwa Ksatria, karena setiap suku
bangsa Indonesia masing-masing memiliki tarian perang dan senjata perang untuk
mempertahankan diri. Identititas jati diri
TNI menjadi semakin
kuat dan kokoh, karena menyatu dengan
karakter gotong royong yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada acara Pagelaran Wayang Orang dengan cerita
Satha Kurawa di Theater Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Minggu malam
(2/10/2016).
Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan
bahwa, Pagelaran Wayang Orang tersebut selaras dengan
visi Presiden RI Ir. H. Joko
Widodo dalam memulihkan harga
diri bangsa, dengan mengusung
kepribadian dan kebudayaan. “Pembangunan
karakter bangsa dan kegotong royongan merupakan realitas Kebhinekaan dan terus dibina serta dilestarikan,” tegasnya.
“Gotong royong dalam bahasa Inggris, Arab,
China tidak ada, hanya Indonesia yang memiliki bahasa gotong royong. Hal ini
merupakan potensi dan modal
dasar dalam melakukan revolusi mental untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai
bangsa pemenang,” kata Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo.
Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI juga
menjelaskan bahwa, cerita Satha Kurawa
mengisahkan tentang dendam, iri hati dan keserakahan Warga Kurawa terhadap
saudara sendiri, yaitu Wangsa Pandawa. Dengan cara licik dan tipu muslihat
dilakukan oleh Kurawa untuk merebut dan menguasai tahta kerajaan Pandawa.
Klimaks dari perseteruan antara Kurawa dan
Pandawa mengakibatkan perang saudara. Peperangan berlangsung selama delapan
belas hari sejak matahari terbit hingga malam. Dalam pertempuran,
tewaslah seratus orang Kurawa, termasuk dari pihak Pandawa. Bharatayudha
menyiksakan kepedihan dan kerugian yang luar biasa bagi kedua pihak. Di akhir cerita,
kemenangan berpihak kepada pada kebenaran. Wangsa Pandawa berhasil merebut
kembali kerajaan Hastinapura.
“Pesan singkat dari cerita wayang orang
tersebut, bahwa bagi siapa
saja baik menang maupun
kalah dalam perang, keduanya akan
mengalami penderitaan dan kesengsaraan,” tandas
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Sementara itu,
pemain dalam pagelaran Wayang Orang tersebut, dari Perwira Tinggi (Pati) TNI yaitu,
Marsdya TNI FHB. Soelistyo, S.Sos., sebagai Begawan Abiyasa, Mayjen TNI Yoedhi
Swastono sebagai Nakula, Mayjen TNI Yoedhi Swastanto, M.B.A., sebagai Sadewa,
dan Brigjen TNI Firman Achmadi, S.E., sebagai Werkudoro.
Sedangkan pemain dari kalangan artis Ray
Sahetapy berperan sebagai Destarata, Kresna oleh Ario Bayu, Dewi Kunthi oleh
Maudy Koesnaedy, Srikandi oleh Olivia Zalianty, Gondo Asmoro oleh Inayah Wahid,
Dursilowati oleh Feni Rose, Gendari oleh Giok Hartono, Drupadi oleh Aylawati
Sarwono, dan Dewi Madrim oleh Gendis Soeharto.
Hadir pada Pergelaran Wayang Orang tersebut
antara lain, Wakil Presiden RI Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, mantan Presiden RI
ke-6 Prof. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Wapres Tri Sutrisno, Mantan
Wapres ke-11 DR. Boediono, segenap Menteri Kabinet Kerja, Ketua Fraksi DPR,
mantan Panglima TNI dan Kas Angkatan, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian,
para Kepala Staf Angkatan, para Asisten Panglima TNI dan Kabalakpus TNI.