Bila Anda Pemarah Beningkan Hati Dengan Petunjuk Ajaran Rasulullah


PEKANBARU, RIAUPUBLIK.Com-- Hampir setiap orang tentu pernah mengalami sakit hati dalam hidupnya. Baik dalam keluarga, bersahabat, mahupun bermasyarakat.

Sebagaimana sifat sedih dan gembira, rasa  ini adalah suatu kewajaran dalam hidup manusia.
Apatah lagi,  manusia adalah mahluk yang bersosial, yang dalam setiap interaksinya tidak lepas dari kekhilafan. Sebab-sebab datangnya perasaan ini pun bermacam-macam.

Dari masalah yang simple hingga masalah besar, dapat menjadi penyebabnya.
Misalnya bermula dari perbezaan pendapat, adanya konflik atau ketidakserasian, sehingga iri hati dan dengki.

Bila perasaan ini dibiarkan terlalu lama membengkak dalam hati, maka akan tidak sihatlah hati itu. Pemiliknya pun akan stress dan tidak akan ceria. Lebih parah lagi, perkara ini dapat menjauhkan manusia dari RabbNya.

Na’udzubillaahi mindzaalik.
Bagaimana menangani rasa sakit hati, agar tidak menjemput dosa kepada kita sendiri?
Antara petua – petua yang diajarkan oleh Rasulullah untuk dijadikan penawar sakit hati adalah :
1. Muhasabah Diri
Sebelum kita menyalahkan orang lain, seharusnyalah kita melihat diri kita sendiri. 
Mungkin kita sakit hati oleh kata-kata saudara kita, padahal dia tak bermaksud menyakiti. Cuba bertanya pada diri sendiri, mengapa saudara kita  bersikap demikian.
Jangan-jangan kita sendiri yang telah membuat kesalahan kepadanya.

2. Menjauhkan Diri dari Sifat Iri Hati Dan Dengki
Iri hati dan dengki adalah beberapa ruang  yang menjadi pintu bagi syaitan untuk memasuki hati manusia.
Angan – angan yang berlebihan, dapat membuat seseorang buta dan tuli.
Bila tidak dilandaskan iman, seorang yang berangan-angan cenderung akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang dicitanya.
Demikian sifat iri hati dan dengki.
Sifat ini berasal dari kecintaan terhadap hal-hal yang bersifat material, kehormatan, dan pujian. Manusia tidak akan tenang bila dalam hatinya ada sifat ini.
Manusia juga tak akan pernah berasa bersyukur, kerana selalu merasa kurang
Dia selalu memandang ke atas, dan seolah tidak rela melihat orang lain memiliki kelebihan melebihi dirinya.
Maka hapuskanlah terlebih dahulu sikap cintai dunia, sehingga dengki  menghilang
Rasulullah bersabda,

“Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang. Iaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian membelanjakannya di jalan yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

3. Menjauhkan Diri dari Sifat Amarah dan Keras Hati.
Bila marah telah timbul dalam hati manusia, kadangkala manusia bertindak tanpa pertimbangan akal. 
Jika akal sudah lemah, tinggallah hawa nafsu. Dan syaitan pun leluasa melancarkan serangannya, lalu mempermainkan diri manusia.
Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahawa Iblis pernah berkata, “Jika manusia keras hati, maka kami akan membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola.”

4. Memupuk Sifat Pemaaf.
“Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” Surah Al-A’raf : 199.

Allah sang Khaliq, Maha Pemaaf terhadap hambaNya.
Tak kira sebesar gunung atau sedalam lautan kesalahan seorang hamba, jika dia bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya.

Kita sebagai manusia yang lemah, tidak sepatutnya berlaku sombong, dengan tidak mahu memaafkan kesalahan orang lain, sebelum dia meminta maaf. Insya Allah, dengan begitu, hati akan lebih terasa lapang.
Rasulullah bersabda,

“Bertakwalah kepada Allah di mana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, nescaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan bergaulah dengan manusia lain dengan akhlak yang baik.” (HR. Hakim dan At-Tirmidzi).

5. Husnuzon (Berprasangka Baik).
Allah berfirman:
“Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebahagian kalian mengejek sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat : 12).
Adakalanya seorang muslim berburuk sangka terhadap seorang muslim lainnya sehingga dia memperkecilkan orang lain. 

Dia mengatakan macam-macam tentang orang lain, dan mengatakan dirinya lebih baik.
Tentu, perkara ini  yang tidak benar.
 Setiap muslim harus mengawasi diri terhadap titik-titik  yang cenderung untuk  memancing tuduhan, agar orang lain tidak berburuk sangka kepadanya.

6. Ikhlaskan Diri.
Ikhlas adalah kata yang ringan untuk diucapkan, tetapi cukup berat akan di lakukan
Orang yang ikhlas dapat meniatkan segala tindakannya kepada Allah.
Dia tidak memiliki jiwa yang bersifat duniawi. Apabila Allah mengujinya dengan kenikmatan, maka dia bersyukur.(**)

Related

Pekanbaru 615759815515933079

Posting Komentar

emo-but-icon

Siak

Siak

Ik

Ik

Ikln

Ikln

LPPNRI RIAU

Dewan Redaksi RPC

publik MERANTI

Galery&Adv

Dewan Bengkalis

Newspelalawan

Komisi Pemberantasan Korupsi

Sum

Sum

PEMKAB SIAK

dewan bengkalis

Follow Us

Ikln

Ikln

Rohil

Rohil

Rohil

Rohil

DPRD Rohil

DPRD Rohil

Uc

Uc

Uc

Uc

uc

uc

UCP

UCP

UC

UC

Hot News

Recent

Comments

Side Ads

item