Tingkatkan Mutu Pendidikan Daerah, Pemkab Rohil Bangun Sekolah di Setiap Kecamatan
https://www.riaupublik.com/2016/09/tingkatkan-mutu-pendidikan-daerah_24.html
Minggu, 22 September 2016 | 03:44:51 WIB Dilihat:145
ROKANHILIR, RIAUPUBLIK.Com-- Pemkab Rohil terus intens
meningkatkan mutu sektor pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
sekolah yang telah dibangun dan dibenahi oleh Pemkab Rohil di setiap kecamatan
yang ada di daerah ini. Bahkan, setiap tahunnya Pemkab Rohil melalui Dinas
Pendidikan (Disdik) menyekolahkan siswa yang berprestasi di berbagai
perguruan ternama yang ada di negeri ini.
Memang terbukti, dalam masa
kepemimpinan Suyatno-Jamiludin, banyak konsep dan program yang sudah
tercapai, diantaranya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), pembangunan
infrastruktur sekolah hingga bantuan siswa prestasi.
Tak hanya itu, peningkatan mutu
dan kualitas pendidikan yang membutuhkan anggaran cukup besar pun sudah
terkonsep oleh orang nomor satu di Kabupaten Rohil. Konsep peningkatan SDM
yang dibangun Bupati H Suyatno bukan sekedar isapan jempol belaka, dirinya
pun mengambil kebijakan dengan memprogramkan bantuan kuliah gratis ke jenjang
sarjana (S1) bagi seluruh guru.
Menurutnya, dengan demikian konsep
yang dibangunya secara otomatis akan membenahi kualitas dan mutu pendidikan
khususnya di Kabupaten Rohil. Seperti menyekolahkan sebanyak 2.096 orang guru
ke jenjang pendidikan strata satu (S1) dalam berbagai bidang studi. Adapun
ticapai tidak lain untuk meningkatkan SDM, kualitas dan mutu pendidikan.
Dari jumlah guru sebanyak 10.423
orang yang ada di 901 sekolah dan 18 kecamatan di Kabupaten Rohil, 20 persen
diantaranya sudah dikuliahkan untuk mengambil sertifikasi pendidikan sarjana
dengan semua skala prioritas jenjang pendidikan mulai dari Play Grup, PAUD,
TK, SD, SMP, SMA, SMK serta perguruan tinggi dan sekolah tinggi yang ada di
Kabupaten Rokan Hilir.
Karena itu, beliau mengingatkan
kembali, fungsi dan peran guru sangat besar maka paradigma yang menempatkan
guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, sudah tidak relevan lagi. Ke depan,
guru dipandang sebagai pekerja profesional. Tolak ukur peningkatan kinerja
guru bisa dinilai melalui sertifikasi, pengkajian struktural maupun
pengkajian fungsional. Maka guru akan mendapat pemberian insentif menurut
urgensi dan kebutuhan setiap guru.
"Karena itu, dalam
memantapkan soliditas dan solidaritas organisasi profesi guru yang kuat dan
bermartabat, dibutuhkan wadah seperti PGRI dengan tekad membangun kekuatan
dan kebersamaan untuk mewujudkan guru profesional, sejahtera, dan bermartabat
dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa," ungkapnya dalam suatu
kesempan.
Ke depan, menurutnya, kualitas
guru untuk mempersiapkan lulusan peserta didik yang cerdas berakhlakul
karimah dan memiliki kemandirian serta tanggung jawab terhadap masa depan
bangsa dapat terwujud. Dan ini, menurut Suyatno, sudah menjadi tanggung jawab
guru baik secara kelembagaan maupun secara individual. Karena eksistensi guru
sendiri adalah menyiapkan generasi muda bangsa yang unggul dan kompetitif,
cerdas dan aplikatif, sehingga mampu membawa Kabupaten Rohil sejajar dengan
kabupaten/kota lainya di Provinsi Riau.
Pada kesempatan lain, Bupati H
Suyatno menyampaikan, majunya pendidikan di Kabupaten Rohil sebagai bentuk
kepedulian dari pemerintah daerah, yang setiap tahunya menganggarkan dana
pengembangan pendidikan, peningkatan sarana prasarana sekolah dan penyetaraan
jenjang pendidikan guru.
Seperti keberadaan kampus STAI
Ar-Ridha di Bagansiapiapi, menurutnya, sangat membantu pemerintah daerah
dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni telah menyediakan
tempat kuliah bagi yang tidak mampu kuliah keluar daerah.
Pentingnya pendidikan bagi
generasi muda pelajar menjadi simbol majunya suatu daerah, pemerintah daerah
sendiri memiliki keinginan kuat membenahi dan memperbaiki sektor pendidikan
khususnya di tingkat dasar.
Karena itu, eksistensi pemerintah
daerah melalui Dinas Pendidikan setiap tahunnya yakni membantu kebijakan
program anggaran terlebih bagi sekolah yang berada jauh dari jangkauan.
Seperti sekolah di daerah pesisir di Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kubu, Sinaboi,
Bangko dan Pekaitan. Sejumlah sekolah di daerah itu, terang Suyatno, menjadi
program skala prioritas.
Bupati juga mengintruksikan kepada
Dinas Pendidikan Rokan Hilir melaksanakan kebijakan yang sudah direncakan
pemerintah daerah yakni dengan menambah jumlah sekolah di setiap kecamatan
dan memperbaiki infrastruktur fisik sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Rohil, Ir
Aminuddin, menyampaikan hal yang kurang lebih sama. Menurutnya, untuk
meningkatkan kualitas dalam kegiatan belajar-mengajar, pada awal Januari tahun
ini setidaknya sudah ada 235 guru se Kecamatan Bagan Sinembah dan Kecamatan
Simpang Kanan yang mengikuti kegiatan peningkatan mutu.
"Dari 235 guru terbagi atas
130 guru dari KKG (Kelompok Kerja Guru) SD, 60 Guru dari MGMP SMP dan 45 Guru
dari MGMP SMA," katanya.
Kata Amiruddin, peningkatan mutu
kualitas pendidikan didasari dari pendidik yakni guru. Untuk itu, pemerintah
membuat beberapa kebijakan atau program, seperti program peningkatan mutu,
program pendidikan sesuai lingkup standar nasional, uji kompetisi guru dengan
tujuan pemetaan kualitas guru, pemerataan guru berkualitas dan lainnya.
Besarnya tuntutan pemerintah pada
kinerja guru untuk menghasilkan siswa berprestasi di Rokan Hilir, perlu
diimbangi dengan memberikan apresiasi kepada para guru, antara lain dengan
memberikan kenaikan gaji atau tunjangan.
Anggota DPRD Rohil dari Komisi A H
Bakhtiar mengatakan, jika hanya tuntutan yang diberikan kepada tenaga
pengajar, sampai kapan pun prestasi diharapkan tidak akan pasti bisa dicapai.
Tapi juga perlu diimbangi dengan apresiasi pada para guru.
“Kita juga harus lihat dari
berbagai perspektif dulu titik permasalahannya, jika memberi tekanan tanpa
ada pertimbangan yang sepadan tidak akan jadi juga,” kata H Bakhtiar.
Menurutnya fasilitas pendidikan di
Rohil sudah cukup baik, jarang ditemui fasilitas pendidikan sangat minim di
Rohil ini. “Artinya fasilitas yang ada sudah sangat baik untuk ukuran
pendidikan di Rohil, tinggal pengelolaan pendidikan itu yang masih kurang,”
tambahnya.
Menurut hemat Bakhtiar perhatian
kepada guru secara personal juga dibutuhkan, seperti menaikkan gaji guru
honor. Seperti contoh beberapa waktu lalu dengan menaikkan gaji guru sebanyak
Rp50 ribu, pasca kenaikan gaji itu semangat tenaga pengajar di Rohil pun
meningkat. Jika hanya menuntut tanggung jawab tenaga pengajar ditingkatkan
tanpa adanya apresiasi yang layak diberikan kepada tenaga pengajar tambah H
Bakhtiar, sama saja hasilnya.
“Kita mengharap anak kita pintar,
tapi tidak mau memberikan apresiasi yang layak kepada guru. Artinya ada
ketimpangan di sini,” pungkasnya.
Peningkatan mutu pendidikan di
Rohil harus sudah lebih baik lagi setiap tahunnya, juga diiringi dengan
pemberian apresiasi yang tinggi pula kepada tenaga pengajar. Selain dari memberikan
tambahan gaji apresiasi yang wajib diberikan kata H Bakhtiar juga meliputi
teknisnya. Seperti mempermudah guru yang yang akan melakukan pengurusan
administrasi dan peningkatan status tenaga ajar di Rohil ini. (Adv/Humas)
|