Panglima TNI : Inovasi Diperlukan Agar Nelayan Sejahtera dan Angkatan Laut Kuat
https://www.riaupublik.com/2016/08/panglima-tni-inovasi-diperlukan-agar.html
RIAUPUBLIK.COM, SURAKARTA-- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan
TNI memerlukan inovasi-inovasi dibidang kemiliteran, sehingga dapat membantu
tugas pokok TNI dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari
segala ancaman.
Hal tersebut
disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ketika menjadi pembicara
kunci didepan 168 orang peneliti pada acara Workshop Konsorsium Riset Hankam di
Ruang Senat Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Kamis (11/8/2016).
Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan bahwa, TNI saat ini
memerlukan kapal selam karena kita adalah negara kepulauan dan juga memerlukan
kapal-kapal dengan daya rusaknya lebih besar dengan kecepatannya lebih tinggi
serta penggunaan alat komunikasi dengan teknologi satelit. “Ini tantangan bagi
para peneliti, inovasi-inovasi seperti inilah yang diperlukan saat ini,” tegas
Panglima TNI.
Dalam menghadapi
tantangan dan ancaman bangsa Indonesia kedepan, Panglima TNI mengatakan bahwa
TNI tidak akan mampu melaksanakan tugas pokoknya sendirian tanpa bekerjasama
dengan semua komponen bangsa. “Kita harus bersatu untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat dengan memanfaatkan modal geografi untuk menjadi negara
agraris, negara maritim dan negara industri,” tegas Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo.
Selain Panglima
TNI sebagai pembicara kunci, turut memberikan paparan sebagai pembicara utama
antara lain : Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Pothan) Dr. Ir.
Timbul Siahaan, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan (Risbang) Dr. Muhammad
Dimyati dan Dirjen Penguatan Inovasi Dikti Dr. Jumain Appe.
Setelah
pelaksanaan workshop panglima TNI meninjau pameran TNI–UNS
Technomilitary Festival yang diikuti TNI AD 11 satuan, TNI AL 5 Satuan,
TNI AU 5 satuan. Pada Pameran yang akan berlangsung selama 3 hari, 10 hingga 12
Agustus 2016, pihak TNI, maupun UNS sepakat, masyarakat dapat menikmati kendaraan
tempur, seperti Tank AMX-13, Modernization dengan berat 17,8 ton, Tank Marder
IA3 berat 33,5 ton, kendaraan Peluncur Roket yang memiliki berat 28 ton,
Meriam 155M, Caesar 155/52, Tank Leopard 2A4 dengan berat 55,15 ton dan
sebagainya.
Sebagai contoh dengan adanya kapal-kapal kecil milik rakyat dan nelayan, bila
dibutuhkan bisa dipersenjatai dengan senjata roket yang portable dan praktis
dengan jarak tembak pendek sampai dengan sedang, dimana kapal nelayan bersama
personel TNI yang dipersenjatai tersebut dapat memanfaatkan unsur geografi laut
Indonesia dengan menjadikan pulau-pulau kecil sebagai tempat persembunyian dan
perlindungan.
“Nelayan ini juga akan didampingi oleh prajurit angkatan laut, disinilah yang
dibutuhkan tenaga para teknorat untuk bisa menciptakan senjata misil portable.
Yang jarak tembak senjata misil tersebut mencapai 15 km, apabila dalam
emergency nanti kapal-kapal tersebut akan didampingi kapal Angkatan Laut dengan
senjata misil portable 2 orang,” pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Bila hal seperti ini bisa diwujudkan, maka dua keuntungan
bisa didapat sekaligus. “Nelayan sejahtera dan Angkatan Laut menjadi kuat,”
tegas Panglima TNI.