Observasi Komisi C Anggota DPRD Provinsi Riau Ke BANK DKI Jakarta
https://www.riaupublik.com/2016/06/observasi-komisi-c-anggota-dprd.html
Didampingi manajemen Bank Riau-Kepri, Komisi C DPRD Riau lakukan kunjungan kerja sekaligus konsultasi dengan manajemen Bank DKI, Jakarta |
RIAUPUBLIK.COM, PEKANBARU-- Berdasarkan Surat DPRD Provsi Riau tentang Kunjungan Kerja ke Jakarta, yang di ikuti 1 orang Pimpinan, Ketua, Sekertaris dan Anggota DPRD Riau Komisi C, dan sekretariat 2 orang . mengadakan Sasaran Kunjungan Kerja ke BANK DKI Jakarta dalam Rangka Studi Banding, tentang Bagaimana kebijakan BANK DKI, dalam rangka menegakkan disiplin anggota BANK DKI Jakarta dalam menghadiri rapat-rapat yang diadakan Bank DKI Jakarta. dan juga tentang mekanisme pelayanan Bank DKI Jakarta, terhadap nasabah dan perkembangan dunia perbankan khususnya Bank DKI, yang bisa secara profesional. jumaat, 10 Juni 2016, pukul : 14;00 wib sampai dengan Selesai, Ruang Rapat BANK DKI Jakarta Prov DKI.
Berdasarkan Kunjungan Kerja, Pimpinan DPRD Provinsi Riau, beserta anggota Komisi C 4 Orang, Dan Ketua Komisi C, dan sekertaris Komisi C, Mengadakan Sasaran melaksanakan kunjungan Kerja observasi ke Bank DKI Jakarta, Jumat 10 Juni 2016 bertempat di ruang pertemuan Bank DKI jl. Juanda Jakarta Pusat.
Rombongan dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Manahara Manurung, yang juga mengikut sertakan PT Bank Riau Kepri. Pertemuan berlangsung dalam suasana akrab, di sela-sela menjalankan ibadah puasa, di hadiri langsung Pimpinan Bank DKI yang di mulai pukul 14.00 s/d 16.00 WIB, membahas tentang mekanisme pelayanan Bank DKI Jakarta terhadap nasabah dan perkembangan dunia perbankan khususnya Bank DKI yang bisa secara profesional.
Dari pertemuan itu, beberapa hal yang di terapkan Bank DKI Jakarta, ternyata tidak jauh berbeda dengan Bank Riau Kepri, hanya saja perlu meningkatkan pelayanan terhadap permintaan masyarakat, untuk mengembangkan pelayanan satu pintu ( E-Distribusi), seperti yang diterapkan Bank DKI, serta sistem pelayanan terhadap penggajian, layanan penertiban PKL dan layanan terhadap masyarakat tidak mampu.
Pihak DPRD Provinsi Riau akan merekomendasikan hasil pertemuan untuk bisa di tindak lanjuti.
Sementara itu sekertaris Komisi C DPRD RIAU Sewitri, menjelaskan, kunjungan kerja DPRD Riau Komisi C, ke BANK DKI Jakarta,"Pertemuan tadi sifatnya lebih ke silaturrahmi sekaligus konsultasi. Ada beberapa hal positif yang bisa kita adopsi bersama-sama, dengan pemerintah Provinsi (Pemprov), dan Bank Riau-Kepri, sebagai hasil dari pertemuan tadi," Ungkap Sewitri, Sekretaris Komisi C DPRD Riau Jumat (10/06/16)
Dari Kutipan sekertaris Komisi C Sawitri. Beberap hal positif yang dimaksud seperti, Susunan komisaris Bank DKI, yang memang memiliki kapabilitas, dalam bidang Perbankan. Contohnya, Komisaris Utama, Honggo Widjojo Kangmasto, yang sebelumnya merupakan direktur utama di BNI 46 dan Bank Mandiri.
Dan Juga Kemudian, Pemegang saham Bank DKI, terdiri
dari dua instansi. Keduanya yakni, Pemprov DKI Jakarta, sebesar 99,97%, dan Pasar
Jaya, yang merupakan salah satu BUMD di Jakarta, yang memiliki saham sebesar
0,03%.
"Itu mempermudah dalam proses RUPS. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan, untuk mereka menerima dari pihak lain, dalam penanaman modal, apabila itu memang sudah waktunya," ungkap politisi Golkar ini.
Lebih Lanjut, Jaringan dan pelayanan Bank DKI, tidak hanya terpaku pada daerah DKI saja. Terbukti sudah memiliki sekitar 231 jaringan kantor, dan 280 mesin ATM, untuk mempermudah nasabah dalam menggunakan jasa Bank DKI.
Sistem penggajian baik PNS ataupun honorer, melalui Bank DKI. Bank DKI ikut menggalakkan dan membantu Pemprov DKI, dalam program smart city. Di mana pengelolaan APBD, pembayaran pajak, retribusi, pendidikan, penataan pasar, penataan pedagang kaki lima dan rusun, semua dilakukan secara online. Hal ini akan memperkecil korupsi dan terbukti meningkatkan Pendapatan Asli Daerah atau PAD.
"Pertemuan ini dipandang sangat positif, juga merupakan pembelajaran bagi kami, dari pihak legislatif, dalam hal ini Komisi C dan juga BUMD, yang dalam hal ini diwakili Bank Riau-Kepri," jelasnya.
Hasil pertemuan tadi akan disampaikan pihaknya ke Pemprov Riau. Tentunya dengan mengkaji apa saja yang bisa dibawa ke Riau, serta diadopsi oleh Bank Riau-Kepri , yang tujuan akhirnya untuk meningkatkan PAD Riau.
"Akan ada pembahasan lanjutan bersama Komisi C, Pemprov Riau dan Bank Riau-Kepri. Ternyata Bank DKI akan membuka cabang di Riau, dan kabar baik juga, Bank Riau-Kepri akan buka cabang di Jakarta," tutupnya.
Dari pertemuan itu, beberapa hal yang di terapkan Bank DKI Jakarta, ternyata tidak jauh berbeda dengan Bank Riau Kepri, hanya saja perlu meningkatkan pelayanan terhadap permintaan masyarakat, untuk mengembangkan pelayanan satu pintu ( E-Distribusi), seperti yang diterapkan Bank DKI, serta sistem pelayanan terhadap penggajian, layanan penertiban PKL dan layanan terhadap masyarakat tidak mampu.
Pihak DPRD Provinsi Riau akan merekomendasikan hasil pertemuan untuk bisa di tindak lanjuti.
Disiggung Mengenai ATM, Ketua Komisi C DPRD Riau, mengatakan, Bank DKI salah satu alasan utama direksi baru pada saat itu tidak setuju pada program pengembangan 100 layanan jaringan ATM di 100 lokasi karena tidak seimbangnya jumlah fasilitas transaksi ini dengan ukuran Bank DKI pada saat itu.
“ATM Bank DKI jumlahnya lebih banyak daripada ATM Bank Mandiri sebelum Kata Katua Komisi C DPRD Riau Aherson dari partai Demokrta itu yang dikatakan direksi pada Bank DKI Juni 2010,” kata Direktur Pemasaran Mulyatno Wibowo yang pada saat itu menjabat sebagai Plt Dirut Bank DKI (10/10/2014).
Aherson mengungkapkan dan menjelaskan, UUS PT Bank DKI terus berbenah dan melakukan cukup banyak terobosan dalam strategi bisnisnya.
Lebih selektif dalam melakukan ekspansi pembiayaanya, dan fokus menekuni bisnis UMKM, karena sektor UMKM telah terbukti lebih tahan terhadap krisis dan lebih bermanfaat untuk kemaslahatan masyarakat.
Kepala UUS PT Bank DKI itu waktu itu mengatakn, kinerja UUS Bank DKI tahun 2010 sampai tahun 2014 menunjukkan performance yang sangat baik. Pertumbuhan rata-rata untuk pembiayaan 48,4 persen, untuk DPK 64,8 persen dan laba meningkat rata-rata sebesar 269 persen per tahun.
Dari tahun ke tahun NPF UUS Bank DKI terus menunjukkan perbaikan yang signifikan. Saat ini NPF gross sekitar 3,86 persen dan NPF nett sekitar 1,91 persen. rasio NPF UUS PT Bank DKI saat ini tergolong baik dan terus mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir. Untuk target hingga akhir tahun 2015 pertumbuhan pembiayaan sekitar 18,2 persen dan DPK sekitar 23 persen, diestimasikan target pertumbuhan tersebut dapat tercapai.
Saat ini pencapaian pembiayaan sudah 89 persen dan DPK mendekati sekitar 80 persen.Jaringan kantor UUS Bank DKI sebanyak 2 Kantor Cabang Syariah di wilayah Jakarta, 1 Kantor Cabang Syariah di wilayah Bandung, 10 Kantor Cabang Pembantu Syariah dan 6 Kantor Kas Syariah dan didukung kantor Layanan Syariah (office channeling) Bank DKI Konvensional.
Sebelumnya, Juni 2015 lalu, Bank DKI kembali mempertahankan penghargaan Corporate Image (IMAC) Award untuk kategori Bank Pembangunan Daerah yang diselenggarakan oleh Frontier Consulting Group bekerjasama dengan Tempo Media Group.Penghargaan ini merupakan kali ketiga bagi Bank DKI dan menandakan konsistensi Bank DKI dalam menjaga reputasi perusahaannya.
"Itu mempermudah dalam proses RUPS. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan, untuk mereka menerima dari pihak lain, dalam penanaman modal, apabila itu memang sudah waktunya," ungkap politisi Golkar ini.
Lebih Lanjut, Jaringan dan pelayanan Bank DKI, tidak hanya terpaku pada daerah DKI saja. Terbukti sudah memiliki sekitar 231 jaringan kantor, dan 280 mesin ATM, untuk mempermudah nasabah dalam menggunakan jasa Bank DKI.
Sistem penggajian baik PNS ataupun honorer, melalui Bank DKI. Bank DKI ikut menggalakkan dan membantu Pemprov DKI, dalam program smart city. Di mana pengelolaan APBD, pembayaran pajak, retribusi, pendidikan, penataan pasar, penataan pedagang kaki lima dan rusun, semua dilakukan secara online. Hal ini akan memperkecil korupsi dan terbukti meningkatkan Pendapatan Asli Daerah atau PAD.
"Pertemuan ini dipandang sangat positif, juga merupakan pembelajaran bagi kami, dari pihak legislatif, dalam hal ini Komisi C dan juga BUMD, yang dalam hal ini diwakili Bank Riau-Kepri," jelasnya.
Hasil pertemuan tadi akan disampaikan pihaknya ke Pemprov Riau. Tentunya dengan mengkaji apa saja yang bisa dibawa ke Riau, serta diadopsi oleh Bank Riau-Kepri , yang tujuan akhirnya untuk meningkatkan PAD Riau.
"Akan ada pembahasan lanjutan bersama Komisi C, Pemprov Riau dan Bank Riau-Kepri. Ternyata Bank DKI akan membuka cabang di Riau, dan kabar baik juga, Bank Riau-Kepri akan buka cabang di Jakarta," tutupnya.
Dari pertemuan itu, beberapa hal yang di terapkan Bank DKI Jakarta, ternyata tidak jauh berbeda dengan Bank Riau Kepri, hanya saja perlu meningkatkan pelayanan terhadap permintaan masyarakat, untuk mengembangkan pelayanan satu pintu ( E-Distribusi), seperti yang diterapkan Bank DKI, serta sistem pelayanan terhadap penggajian, layanan penertiban PKL dan layanan terhadap masyarakat tidak mampu.
Pihak DPRD Provinsi Riau akan merekomendasikan hasil pertemuan untuk bisa di tindak lanjuti.
Disiggung Mengenai ATM, Ketua Komisi C DPRD Riau, mengatakan, Bank DKI salah satu alasan utama direksi baru pada saat itu tidak setuju pada program pengembangan 100 layanan jaringan ATM di 100 lokasi karena tidak seimbangnya jumlah fasilitas transaksi ini dengan ukuran Bank DKI pada saat itu.
“ATM Bank DKI jumlahnya lebih banyak daripada ATM Bank Mandiri sebelum Kata Katua Komisi C DPRD Riau Aherson dari partai Demokrta itu yang dikatakan direksi pada Bank DKI Juni 2010,” kata Direktur Pemasaran Mulyatno Wibowo yang pada saat itu menjabat sebagai Plt Dirut Bank DKI (10/10/2014).
Ketua Komisi C Aherson Juga Mengatakan, Bank DKI Syariah berhasil membukukan penghargaan sebagai unit usaha syariah (UUS) terbaik (Best Syariah 2015) versi majalah Investor. Penghargaan tersebut diberikan dalam sebuah acara yang digelar di Jakarta pekan lalu.
UUS PT Bank DKI yang dinakhodai oleh Harijanto sukses mempertahankan posisi teratas untuk kategori UUS Terbaik dengan aset di atas Rp 1 triliun – Rp 5 triliun.
Aherson juga mengemukakan, UUS PT Bank DKI terus berbenah dan melakukan cukup banyak terobosan dalam strategi bisnisnya. Bank tersebut lebih selektif dalam melakukan ekspansi pembiayaannya, dan fokus menekuni bisnis usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Hal itu karena sektor UMKM telah terbukti lebih tahan terhadap krisis dan lebih bermanfaat untuk kemaslahatan masyarakat,” ujar Aherson.
Aherson menambahkan, kinerja UUS Bank DKI tahun 2010-2014 menunjukkan performans yang sangat baik. Hal itu ditandai dengan pertumbuhan rata-rata untuk pembiayaan 48,4 persen, dana pihak ketiga (DPK) 64,8 persen dan laba meningkat rata-rata 269 persen per tahun.
Ia menyebutkan, dari tahun ke tahun pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) UUS Bank DKI terus menunjukkan perbaikan yang signifikan. Saat ini NPF gross UUS Bank DKI sekitar 3,86 persen dan NPF nett sekitar 1,91 persen. “Rasio NPF UUS PT Bank DKI saat ini tergolong baik dan terus mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir,” kata Aherson.
Apa lagi yang saya tahu dari pertemua dengan Pimpinan Bank DKI Untuk target hingga akhir tahun 2015, pertumbuhan pembiayaan sekitar 18,2 persen dan DPK sekitar 23 persen. “Bank DKI mengestimasikan target pertumbuhan tersebut dapat tercapai. Saat ini pencapaian pembiayaan sudah 89 persen dan DPK mendekati sekitar 80 persen,” ujar Aherson.
Saat ini jaringan kantor UUS Bank DKI meliputi dua kantor cabang syariah di wilayah Jakarta, satu kantor cabang syariah di wilayah Bandung, 10 kantor cabang pembantu syariah dan enam kantor kas syariah dan didukung kantor layanan syariah (office channeling) Bank DKI konvensional.
UUS PT Bank DKI yang dinakhodai oleh Harijanto sukses mempertahankan posisi teratas untuk kategori UUS Terbaik dengan aset di atas Rp 1 triliun – Rp 5 triliun.
Aherson juga mengemukakan, UUS PT Bank DKI terus berbenah dan melakukan cukup banyak terobosan dalam strategi bisnisnya. Bank tersebut lebih selektif dalam melakukan ekspansi pembiayaannya, dan fokus menekuni bisnis usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Hal itu karena sektor UMKM telah terbukti lebih tahan terhadap krisis dan lebih bermanfaat untuk kemaslahatan masyarakat,” ujar Aherson.
Aherson menambahkan, kinerja UUS Bank DKI tahun 2010-2014 menunjukkan performans yang sangat baik. Hal itu ditandai dengan pertumbuhan rata-rata untuk pembiayaan 48,4 persen, dana pihak ketiga (DPK) 64,8 persen dan laba meningkat rata-rata 269 persen per tahun.
Ia menyebutkan, dari tahun ke tahun pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) UUS Bank DKI terus menunjukkan perbaikan yang signifikan. Saat ini NPF gross UUS Bank DKI sekitar 3,86 persen dan NPF nett sekitar 1,91 persen. “Rasio NPF UUS PT Bank DKI saat ini tergolong baik dan terus mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir,” kata Aherson.
Apa lagi yang saya tahu dari pertemua dengan Pimpinan Bank DKI Untuk target hingga akhir tahun 2015, pertumbuhan pembiayaan sekitar 18,2 persen dan DPK sekitar 23 persen. “Bank DKI mengestimasikan target pertumbuhan tersebut dapat tercapai. Saat ini pencapaian pembiayaan sudah 89 persen dan DPK mendekati sekitar 80 persen,” ujar Aherson.
Saat ini jaringan kantor UUS Bank DKI meliputi dua kantor cabang syariah di wilayah Jakarta, satu kantor cabang syariah di wilayah Bandung, 10 kantor cabang pembantu syariah dan enam kantor kas syariah dan didukung kantor layanan syariah (office channeling) Bank DKI konvensional.
Untuk mempermudah nasabah bertransaksi, Bank DKI Jakarta akan menambah jumlah Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Tahun ini, direncanakan akan ditambah 400 unit di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi mengakui masih cukup banyak pengguna kartu Jakarta One yang dikeluarkan Bank DKI mengeluh sulit kali menemukan ATM. Sehingga mereka tidak bisa melakukan transaksi dengan mudah.
“Saat Yang Di Programkan Kan Direktur Bank DKI dia Mengatakan, Kami akan terus berbenah. Diantaranya dengan menambah jumlah ATM. Untuk tahun ini, kami telah memesan 400 unit ATM,” kata Aherson Ketua Komisi C DPRD Riau Ini.
Ratusan unit ATM ini akan tiba di Jakarta secara bertahap hingga akhir tahun 2016. Saat ini, jumlah ATM yang dimilik Bank DKI ada sebanyak 293 unit. Dengan ditambahnya 400 unit, maka pada akhir tahun ini, jumlah ATM Bank DKI di Jakarta akan mencapai 693 unit.
“Nanti setelah ATM semuanya sudah datang. Kita akan lanjutkan dengan perbaikan IT perbankan. Kita akan perbaiki dan perbaharui mengikuti kebutuhan warga Jakarta. Memang kalau kita lihat memang Bank DKI yang lalu belum mampu, sekarang kita siapkan. Dan ini kita buktikan, ini bisa jadi percontohan untuk bank Riaukepri apa yang dikatakan Direktur Bank DKI suatu pembelajar dan motipasi ,” ujarnya.
Lebih Lanjut Aherson Menjelaskan , Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank DKI kembali meraih “Best Syariah 2015” melalui Rating Institusi keuangan versi Majalah Investor. Penghargaan diserahkan dalam acara di Hotel Le Meridien, Jakarta, kemarin.
UUS PT Bank DKI yang dinakhodai oleh Harijanto, sukses mempertahankan posisi teratas untuk Kategori Unit Usaha Syariah Terbaik dengan aset diatas Rp1 triliun sampai Rp5 triliun.
Aherson mengungkapkan dan menjelaskan, UUS PT Bank DKI terus berbenah dan melakukan cukup banyak terobosan dalam strategi bisnisnya.
Lebih selektif dalam melakukan ekspansi pembiayaanya, dan fokus menekuni bisnis UMKM, karena sektor UMKM telah terbukti lebih tahan terhadap krisis dan lebih bermanfaat untuk kemaslahatan masyarakat.
Kepala UUS PT Bank DKI itu waktu itu mengatakn, kinerja UUS Bank DKI tahun 2010 sampai tahun 2014 menunjukkan performance yang sangat baik. Pertumbuhan rata-rata untuk pembiayaan 48,4 persen, untuk DPK 64,8 persen dan laba meningkat rata-rata sebesar 269 persen per tahun.
Dari tahun ke tahun NPF UUS Bank DKI terus menunjukkan perbaikan yang signifikan. Saat ini NPF gross sekitar 3,86 persen dan NPF nett sekitar 1,91 persen. rasio NPF UUS PT Bank DKI saat ini tergolong baik dan terus mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir. Untuk target hingga akhir tahun 2015 pertumbuhan pembiayaan sekitar 18,2 persen dan DPK sekitar 23 persen, diestimasikan target pertumbuhan tersebut dapat tercapai.
Saat ini pencapaian pembiayaan sudah 89 persen dan DPK mendekati sekitar 80 persen.Jaringan kantor UUS Bank DKI sebanyak 2 Kantor Cabang Syariah di wilayah Jakarta, 1 Kantor Cabang Syariah di wilayah Bandung, 10 Kantor Cabang Pembantu Syariah dan 6 Kantor Kas Syariah dan didukung kantor Layanan Syariah (office channeling) Bank DKI Konvensional.
Sebelumnya, Juni 2015 lalu, Bank DKI kembali mempertahankan penghargaan Corporate Image (IMAC) Award untuk kategori Bank Pembangunan Daerah yang diselenggarakan oleh Frontier Consulting Group bekerjasama dengan Tempo Media Group.Penghargaan ini merupakan kali ketiga bagi Bank DKI dan menandakan konsistensi Bank DKI dalam menjaga reputasi perusahaannya.
“Penghargaan ini juga menandakan kepercayaan masyarakat kepada Bank DKI yang terus terjaga dengan baik. Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat khususnya nasabah Bank DKI. Hal ini akan menjadi motivasi bagi kami untuk meningkatkan kinerja dan memberikan kualitas pelayanan yang semakin prima,” Yang Dikatakan Zulfarshah, Corporate Secretary Bank DKI Dengan Komisi C DPRD Riau.
(Adv/DPRD Riau)