Sandiwara Gedung Unisi, Beribu Saran dan Pernyataan Serta Pertanyaan yang Masuk, Namun Pemkab Inhil Masih Belum Ambil Sikap
https://www.riaupublik.com/2016/04/sandiwara-gedung-unisi-beribu-saran-dan.html
Gedung Unisi Tembilahan Kab Indragiri Hilir Tampak Dari Luar Gedung |
Gedung Unisi Tempat Sampah Ajang Maksiat |
RIAUPUBLIK.COM,
INDRAGIRI HILIR - Gedung indah yang semula di peruntukkan untuk
Universitas Islam Indragiri (Unisi) yang terletak di Jalan Swarna Bumi
seperti rumah yang ditinggal oleh pemiliknya, karna tidak terurus lagi.
Banyak saran dan pertanyaan serta pernyataan masuk, namun Pemkab masih
santai saja.
Diketahui gedung yang sudah selesai audit kemarin sampai
hari ini belum ada kejelasan tentang hasil audit tersebut, yang ada
hanya statemen dari Pemkab, dilansir dari detikriau.org,
Bupati Inhil, H M Wardan mengatakan bahwa pihak Unisi boleh pakai
gedung tersebut akan tetapi dengan syarat ajukan permohonan dan sewa.
“Kalau UNISI hendak memanfaatkan gedung, persilahkan tetapi
ajukan permohonan dengan syarat sesuai ketentuan-ketentuan yang ada,”
ungkap Wardan kepada sejumlah awak media usai menghadiri kegiatan
Diskusi Publik di Pondok Indragiri Tembilahan, Rabu (23/3/2016).
Dilansir dari harianriau.co,
Secara terang-terangan Mantan Presiden Unisi, Pirman mengatakan bahwa
penggunaan gedung memang merupakan wewenang Pemda dalam menentukannya.
Hanya saja, sekali lagi Pirman menekankan bahwa perlu adanya publikasi
atau sosialisasi terkait peralihan fungsi gedung tersebut.
"Mau digunakan untuk apapun itu hak nya pemda, karena itu
merupakan aset Pemda. Yang kita tunggu adalah publikasi hasil audit BPKP
dan kajian tim bentukan kemarin serta sosialisasi tentang kebijakan
peralihan gedung tersebut. Jika perlu diadakan ekspose," tegasnya.
Selanjutnya salah satu tokoh yang tidak ingin disebutkan
namanya menyatakan baiknya Pemda segera ambil langkah bijak, difungsikan
segera mungkin meski bukan Unisi.
"Saya sangat sayangkan kondisi gedung tersebut yang tidak
di manfaatkan sama sekali, kalaupun tidak bisa di peruntukan untuk Unisi
apa salahnya di manfaatkan pada Instansi- Instansi lain, yang jelas
tidak terbengkalai seperti itu," ucapnya pada riaupublik.com, saat bincang-bincang dikediamannya, Kamis, (14/4/2016).
Pandangan dari sebagian masyarakat tentang gedung yang
sekian lama tidak berfungsi dan tidak ada penjagaan terselip cerita yang
berdampak negatif dari gedung tersebut, dikatakan dari pemuda yang
takut disebutkan namanya mengatakan gedung Unisi sudah jadi wadah
melampiaskan kenakalan, dimana disana secara bebas dan terang-terangan
orang bisa melakukan hal yang menyimpang dari norma agama dan sosial.
"Sudah tidak baik lagi gedung tersebut, selain menjadi
tempat pemuda-pemudi foto-foto, tempat itu juga sering dijadikan orang
mabuk instan, coba lihat saja disana banyak bungkus komix berserakan dan
tempat lem kambing serta kaleng bermerek yang biasa berisi alkohol,
terlebih lagi kalau malam hari banyak yang sering mojok di gedung
tersebut" ulasnya.
Sementara itu dilansir dari gagasanriau.com,
Ketua Komisi I DPRD, H M Yusuf Said menyarankan kepada pemerintah agar
gedung mewah yang terletak di Jalan Swarna Bumi, yang beberapa waktu
lalu hampir dilalap sijago merah, harus jadi perhatian pemda, sebab
gedung itu aset daerah yang menelan anggaran miliaran rupiah.
"Pemerintah seharusnya memberikan petugas penjagaan di
gedung itu, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, seperti
kemarin hampir saja di lalap api," sebutnya Kamis (3/3/2016).
Berbagai saran, kekawatiran, pertanyaan dan pernyataan muncul di media, akan tetapi sampai sekarang belum ada juga kejelasan secara pasti siapa yang akan menikmati gedung tersebut, dan sampai hari ini Pemkab belum juga menjawab tantangan dari mantan Presiden Unisi mengenai publikasi hasil audit kemarin, selanjutnya pemerintah juga belum lakukan penjagaan sesuai dengan saran dewan, karna itu merupakan aset daerah, dan juga bila dilakukan penjagaan sesuai dengan saran dewan, maka secara otomatis dapat meminimalisir terhadap orang-orang yang tidak bertanggung jawan akan melakukan hal negatif disitu.
Reporter/ BiB