DANDIM ASAHAN AJAK PENGHUNI LAPAS TANJUNG BALAI TINGKATKAN WAWASAN KEBANGSAAN
https://www.riaupublik.com/2016/03/dandim-asahan-ajak-penghuni-lapas.html
RIAUPUBLIK.COM, TANJUNGBALAI(SUMUT)-- Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), khususnya Kodim 0208/Asahan tidak
pernah lelah dalam melaksanakan Pembinaan Teritorial (Binter), salah satunya
pelaksanaan MoU Wawasan Kebangsaan antara Kodim 0208/AS dengan Lapas Tanjung
Balai pada hari Jum’at tanggal 18 Maret 2016.
Kegiatan
Serbuan Teritorial ini dilaksanakan Dandim 0208/AS Letkol Inf Enjang dengan
memberikan materi Wasbang 4 Konsensus Dasar sebagai pencerahan kepada para
narapidana penghuni Lapas Klas II-B Tanjung Balai.
Acara
ini dihadiri oleh Kalapas Bpk Rudik Arminanto,BcIP,SH,MH. beserta anggota 46 orang
dan 1.100 orang Narapidana penghuni Lapas Tanjung Balai.
Kepada
peserta yang hadir, Letkol Inf Enjang menyampaikan mengenai makna dan fungsi
Pancasila sebagai dasar negara, pengertian dan prinsip Nasionalisme, prinsip
Patrionalisme serta Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari hari, upaya
memperkuat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan sikap serta
perilaku yang perlu ditanamkan/dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Selain
itu beliau juga memberikan materi tentang Proxy War, bahwa bangsa Indonesia
sekarang dihadapkan pada sebuah ancaman nyata yang tidak ringan. Sebuah
fenomena yang berbeda dari masa-masa sebelumnya telah berkembang dan harus
diwaspadai.
“Pada
hakikatnya perang ini merupakan sebuah konfrontasi antara dua kekuatan besar
dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara
langsung dengan alasan mengurangi risiko pada kehancuran yang fatal,” ujar
beliau.
Menurut
beliau, biasanya pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah
negara kecil. Tetapi kadang bisa juga aktor non negara yang dapat berwujud LSM,
Ormas, kelompok masyarakat atau perorangan. “Singkatnya, Proxy War merupakan
kepanjangan tangan dari suatu negara yang berupaya mendapatkan kepentingan strategisnya
namun menghindari keterlibatan langsung suatu perang yang mahal dan berdarah.(RiP)
Letkol
Inf Enjang menambahkan dalam kegiatan ini ditujukan untuk menyatukan pemahaman,
gerak langkah dan tindakan utamanya diantara generasi muda bangsa menghadapi
ancaman nyata bangsa Indonesia. Seruan Ir Soekarno, menurut beliau, kiranya
masih sangat relevan untuk terus dipedomani.
Terlebih
bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa besar mempunyai latar belakang sejarah
panjang. “Hal ini antara lain dibuktikan adanya kerajaan-kerajaan di wilayah
Nusantara yang menjadi penguasa Asia Tenggara dimasa lalu, sebelum terbentuknya
Republik Indonesia,” tandasnya.