Mursini - Halim Mendominasi Orang No 1 Di Kuansing
https://www.riaupublik.com/2015/04/mursini-halim-mendominasi-orang-no-1-di.html
RIAUPUBLIK.COM, PEKANBARU-- Mursini salah satu calon kuat pilkada di kabupaten Kuantan Singingi ( Kuansing ), dari pantauan Riaupublik di kuansing sekitar pelosok membicarakan Mursini - Halim yang di ketahui pasangan nya nanti berduet H. Halim, beliau adalah seorang pengusaha sukses, mursini juga sekarang ini duduk sebagai anggota DPRD Riau, dari kedai kopi hingga pasar mereka membicarakan Mursini, Dikarenakan Mursini Tidak asing lagi di mata mereka, dari kiprah nya perna menjadi orang no dua di Kuansing, dengan Idiologinya dapat di rasakan masyarakat Kuansing itu sendiri, kini mursini menjabat anggota DPRD Riau Periaode 2014-2019, Terbukti Masyrakat Kuansing menjadikan beliau perwakilan mereka di DPRD Riau, Mursini pun mendapat suara 14.471,00 suarah, ini yang akan menjadikan Mursini Menjadi orang NO 1 di Kuantansingingi.
Sepak terjang politikus Mursini terbilang mumpuni, selain sebagai anggota DPRD Riau saat ini, Mursini juga telah berpengalaman di pemerintahan, beberapa tahun yang lalu, Mursini pernah menjabat sebagai wakil Bupati Kuansing yang berpasangan dengan Sukarmis. Lalu pada tahapan berikutnya, Mursini kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Kuansing, namun saat itu, Mursini kalah dengan rivalnya Sukarmis setelah melalui proses di Mahkamah Konstitusi.
Saat ditemui Riaupublik.com di acara Muswil VII DPW PPP Riau di Hotel Pangeran pekanbaru (Riau) 11/04/2015, beliau menegaskan akan belajar dari pengalaman nya semasa dulu," yah kita akan belajar dari pengalaman, kita tidak mau kecolongan, pengamanan suara dari tingkat TPS, hingga tingkat akhir ini kita akan kawal terus, dari perbatasan kabupaten sendiri, tapi syukur saja ini pemilihan serentak, pengawasasn itu tidak terlalau kita perketat, dari DPT kita akan seleksi betul, yah kita tidak mau kecolongan lagi lah, walau pun nanti kita menag dan kalah, kita puas tidak ada kecurangan nantinya."tutup nya mengahiri.
Mursini pun kembali mengikuti Muswil VII DPW PPP Riau, Sesuai yang diatur di Perppu yang baru disahkan ini, persyaratan dukungan minimal dari partai politik dan gabungan partai politik untuk calon kepala daerah sekurang-kurangnya 20 persen jumlah kursi di DPRD atau 25 persen perolehan suara sah pada Pileg.
Ini berarti hanya Partai Golkar yang bisa mengusung calon sendiri karena memiliki 9 kursi dari jumlah 35 kursi di DPRD Kuansing. Namun, sejumlah partai lainnya tetap berpeluang besar mengusung calon mereka di Pilbub 2015 dengan menggandeng parpol lainnya.
Tentu sia-sia jika pasangan yang akan digandeng meski mempunyai nama besar dan tidak diragukan kapasitasnya, tapi tidak ada dukungan parpol. Ketatnya persaingan menuju Kuansing 1, tak lepas dari akan berakhirnya masa jabatan Sukarmis sebagai bupati Kuansing dua periode.
Sukarmis hampir dapat dipastikan tidak mungkin lagi untuk maju sebagai calon Bupati Kuansing karena terbentur aturan. Kini sederetan nama sudah mulai bermunculan, diantaranya, Indra Putra, Konfrensi, Musliadi, Mursini, Imran, Muharman dan sederetan nama lain yang mencalonkan diri.
Tidak hanya persaingan yang makin terlihat jelas, perubahan peta pasangan bakal calon juga mulai terlihat jelang dimulainya tahapan Pilbup. Adanya tekanan bagi Golkar untuk mengusung calon sendiri mulai tersiar desas desus Ketua DPD Golkar Kuansing. Sukarmis akan memberikan restu kepada pasangan Indra Putra dan Konfrensi untuk ikut mencalonkan diri sebagai calon bupati dan wakil bupati mendatang.
Banyak pihak memprediksi, langkah ini diambil Sukarmis, karena Ketua DPRD Kuansing, Andi Putra anak kandung Bupati Kuansing, jika mengacu aturan tidak bisa ikut dalam pencalonan nantinya, karena terganjal aturan. Sementara partai sebesar Golkar yang telah memenuhi persyaratan, tentu tidak akan mungkin mengambil calon lain diluar partai berlambang beringin tersebut.
Namun, pada akhirnya semua tergantung kepada masyarakat Kuansing menilai siapa yang paling layak memimpin Kabupaten Kuansing. Yang jelas keberanian mengakui kekalahan bagi yang kalah adalah hal yang lebih baik dan terpuji manakala Pilkada dilakukan secara langsung, jujur, adil, dan rahasia. Dengan demikian nasib masyarakat Kuansing tidak menjadi korban ambisi politik pribadi dan kelompok.
Sepak terjang politikus Mursini terbilang mumpuni, selain sebagai anggota DPRD Riau saat ini, Mursini juga telah berpengalaman di pemerintahan, beberapa tahun yang lalu, Mursini pernah menjabat sebagai wakil Bupati Kuansing yang berpasangan dengan Sukarmis. Lalu pada tahapan berikutnya, Mursini kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Kuansing, namun saat itu, Mursini kalah dengan rivalnya Sukarmis setelah melalui proses di Mahkamah Konstitusi.
Saat ditemui Riaupublik.com di acara Muswil VII DPW PPP Riau di Hotel Pangeran pekanbaru (Riau) 11/04/2015, beliau menegaskan akan belajar dari pengalaman nya semasa dulu," yah kita akan belajar dari pengalaman, kita tidak mau kecolongan, pengamanan suara dari tingkat TPS, hingga tingkat akhir ini kita akan kawal terus, dari perbatasan kabupaten sendiri, tapi syukur saja ini pemilihan serentak, pengawasasn itu tidak terlalau kita perketat, dari DPT kita akan seleksi betul, yah kita tidak mau kecolongan lagi lah, walau pun nanti kita menag dan kalah, kita puas tidak ada kecurangan nantinya."tutup nya mengahiri.
Mursini pun kembali mengikuti Muswil VII DPW PPP Riau, Sesuai yang diatur di Perppu yang baru disahkan ini, persyaratan dukungan minimal dari partai politik dan gabungan partai politik untuk calon kepala daerah sekurang-kurangnya 20 persen jumlah kursi di DPRD atau 25 persen perolehan suara sah pada Pileg.
Ini berarti hanya Partai Golkar yang bisa mengusung calon sendiri karena memiliki 9 kursi dari jumlah 35 kursi di DPRD Kuansing. Namun, sejumlah partai lainnya tetap berpeluang besar mengusung calon mereka di Pilbub 2015 dengan menggandeng parpol lainnya.
Tentu sia-sia jika pasangan yang akan digandeng meski mempunyai nama besar dan tidak diragukan kapasitasnya, tapi tidak ada dukungan parpol. Ketatnya persaingan menuju Kuansing 1, tak lepas dari akan berakhirnya masa jabatan Sukarmis sebagai bupati Kuansing dua periode.
Sukarmis hampir dapat dipastikan tidak mungkin lagi untuk maju sebagai calon Bupati Kuansing karena terbentur aturan. Kini sederetan nama sudah mulai bermunculan, diantaranya, Indra Putra, Konfrensi, Musliadi, Mursini, Imran, Muharman dan sederetan nama lain yang mencalonkan diri.
Tidak hanya persaingan yang makin terlihat jelas, perubahan peta pasangan bakal calon juga mulai terlihat jelang dimulainya tahapan Pilbup. Adanya tekanan bagi Golkar untuk mengusung calon sendiri mulai tersiar desas desus Ketua DPD Golkar Kuansing. Sukarmis akan memberikan restu kepada pasangan Indra Putra dan Konfrensi untuk ikut mencalonkan diri sebagai calon bupati dan wakil bupati mendatang.
Banyak pihak memprediksi, langkah ini diambil Sukarmis, karena Ketua DPRD Kuansing, Andi Putra anak kandung Bupati Kuansing, jika mengacu aturan tidak bisa ikut dalam pencalonan nantinya, karena terganjal aturan. Sementara partai sebesar Golkar yang telah memenuhi persyaratan, tentu tidak akan mungkin mengambil calon lain diluar partai berlambang beringin tersebut.
Namun, pada akhirnya semua tergantung kepada masyarakat Kuansing menilai siapa yang paling layak memimpin Kabupaten Kuansing. Yang jelas keberanian mengakui kekalahan bagi yang kalah adalah hal yang lebih baik dan terpuji manakala Pilkada dilakukan secara langsung, jujur, adil, dan rahasia. Dengan demikian nasib masyarakat Kuansing tidak menjadi korban ambisi politik pribadi dan kelompok.